Kalo kita bisa memilih pasti maunya cinta dan uang itu bisa
bersamaan. Maksudku dlm cinta itu ternyata kebutuhan finansial itu
juga ada yg harus dipenuhi.
Bagaimana dgn cinta sepenuhnya tapi uangnya kurang? Apa yg akan
kalian pilih?
hidup di Jakarta itu susah, jadi aku sih lebih memilih finansial yg
cukup, ditambah dgn cinta, kalo disuruh pilih salah satu, kayaknya
aku pilih uang. Dengan catatan kalo aku bukan money boy, hubungan yg
saling share everythings.
Thanks to read my letter
JRENG! Langsung message ini membuat saya bersinandung -
"Cause the boy with the cold hard cash Is always Mister Right, cause
we are living in a material world, and I am a material girl.."
"Hidup susah" itu relatif, pak. Ada yang bilang "SIAPA SURUH DATANG
KE JAKARTA?". Pulanglah dan tinggallah di kampung halaman atau kota
asli mu. Berkarya aja di sana. Tapi ya ngak berarti begitu kan?
Kalau dipikir2x, bagaimana ya orang2x yg lebih 'kurang beruntung'
dari kita sehari2x nya bisa tetap pacaran, tetep punya nafsu seks,
kawin, punya anak & hidup walaupun dalam porsi kurang - but survived!
Uang bisa dicari kok, terlepas kamu single, pacaran atau married -
masalahnya kita nya mau ngak extra kerja keras & berkorban wkt dan
keringat utk memperoleh itu?
Memang hak anda sih utk menentukan / punya pilihan, tp yg kamu maksud
kamu pilih finansial yg cukup ditambah cinta itu apakah
sbg "Kriteria" mencari Pacar atau sekedar observasi - bila msh
single, mendingan Cari duit (Finansial) aja atau pacaran ya? Krn
kalau berpikir dgn point ke dua, itu udah ke SIKAP dan bukan
dihubungkan dgh "money boy" atau 'materialistis'.
Just remember... I KNOW now... Money doesn't buy happiness.
Apalagi kalau anda berada di tengah2x hutan belantara - Money means
nothing!
Hmm, kekurangan uang aku pikir adalah hal yang relatif bagi setiap
orang. Buat aku, selama orang itu tidak kesulitan membiayai dirinya
sendiri, aku tidak keberatan, well meski tentunya aku berharap ia
lebih mapan dari aku, syukur2 kalo dia orang yang royal, namun
selama aku bisa membiayai hidupku sendiri, kenapa harus berharap
dari tangan orang lain? Kalau diberi hadiah memang aku gak nolak, tp
merengek2 minta dibeliin barang, sorry still have my pride. So, ask
yourself what kind of financial condition do u expect to be
fulfilled? And can you be not a money boy if someone supports all
your financial needs even if it's in the name of love? If he gives
you less money, do u love him less? If the answer is no, then you
might be not a money boy, well, I guess :)
Hi, BrightstarSalam kenal, yha.Gw setuju bgt dengan pendapat loe.Bagi gw, BF yang responsible itu, pokoknya bisa membiayai dirinya sendiri dan settled dalam masalah finansialnya. Jadi bukannya malah jadi pengeretan gitu lho.Emang, sih. Siapa yang kepingin punya BF yang settled dan bisa menanggung hidup kita dengan atas nama cinta?! Wuihh, gw kepingin bgt. Tapi, bukan berarti kita terus jadi bersikap "pemilih" dan akhirnya jadi timbul kesan matre bgt. Kita juga hrs punya harga diri dong, ah.Semoga comment gw ini nyambung, yha.Dee.....
wah.. topik ini hangat juga yah
hari ini aku sedang agak gundah
maka aku putuskan untuk online
dan membahas dua pilihan ini
bagi gw mungkin MONEY dulu kali yah
karena MONEY doesn't need LOVE
sedangkan LOVE pasti berimbasnya ke MONEY
kecuali jaman sudah berubah
ketika orang udah bisa dikenyangkan dengan rayuan semata
seperti temen saya (untuk tidak menyebutkan diri saya seungguhnya)
dia sedang falling in luv dengan someone
tentunya dia berharap hal ini mengarah dalam suatu kebaikan
saat ini gebetannya sedang menghadapi sidang kuliah
di waktu yang sama kakanya musti masuk ke rumah sakit
hasilnya demi kebaikan bersama pula
dia (untuk tidak mengakui saya) membantu sedikit dalam hal finansial
dan komunikasi mobile
dalam hal tertentu mungkin akan menjadi pemikiran
money boy or kind like that
tapi dalam kenyataan kita jadi bisa melihat
cinta adalah bagian dari hidup
dan hidup di jaman sekartang membutuhkan uang
jadi cinta ga akan bisa menghindar dari kebutuhan akan uang
perhaps???
Hi, qinkGue sih, setuju-2 aja dengan pemikiran semacam itu. Study kasus yang kamu kasih sebagai contoh juga membuktikan bahwa kita tidak bisa memisahkan love and money.At least harus reasonable dan berimbang dari kedua belah pihak. Gitu lho.Asal jangan keterusan aja. Yah, pokoknya harus tahu diri aja dan jangan terus jadi money oriented. Khan gimanapun juga, kata eyang gue almarhum,....everything has it's own cost. Begitu pula dengan cinta.Bener gak, sih.....????Semoga respond gue ini balance dan gak berkesan usil, yha.Dee..........
No comments:
Post a Comment