Sunday, August 31, 2008

My love Affair with Jewish Music

Some roll their eyes, a few are curious, and my wife laughs, but I can't seem to shake Jewish music. I love music, and I have about 150 gigabytes of it on my computer - two thirds of which are Jewish. And when I say Jewish music, I don't mean Neil Sedaka, or even Carlebach, I'm talkin' Lipa Schmeltzer, Avraham Freid, and Mordechai Ben David.

Don't get me wrong, I listen all kinds of music - everything from Opera to Eminem, but nothing does it for me like a zaftige new album from say - Shwekey, or Lev Tahor. I was excited to get Rihanna's new single, but The 8th Note made me rejoice, and while I love a good Michael Buble Shtickle, he could never satisfy me the way Ohad, or Baruch Levine can.

"How could you listen to that?" My wife asks me all the time, and I really don't have a good answer, I vehemently disagree with most of what is said in these songs, and often find myself laughing at what I'm saying when I sing along with them, yet I persist. As I type now, I'm listening to Yeedle's new album, (it's not bad).

It's gotten to the point where I don't even hide it anymore, and I've had to explain what the hell it is that I'm listening to-to more than one Lieutenant Colonel, (don't ask). I've even gotten a buddy of mine - who's Mexican and has never met a Chassidic Jew - hooked on The Yeshiva Boys Choir! At the gym in the morning, there's only so far you can go with the Rocky theme, but give me J-Walking, and I'm good for hours, and there's really nothing like pumping iron to The Chevra.

I listen to hours of podcasts weekly, but the one I look forward to most is The Sameach Music Podcast, and one of the web-sights I frequent most is The Jewish Music Review. I was highly disappointed - yet not surprised - when The Big Event was canceled, although I wouldn't have been able to attend, I was looking forward to the videos.

In other words I'm obsessed with Jewish music.

I do realize that if I where to have a conversation with any one of these Jewish music stars, I would be annoyed to no end by them, in fact I have met several of them, and I wouldn't want to associate myself willingly with them, but somehow when they put their words to a tune I can't get enough of it.

Growing up in the Chassidishe community, music was the only thing I whole heartedly embraced, while I didn't quite feel comfortable with many aspects of my upbringing, music always made me happy. And what a fan I was, I would go to every live show I could, memorized every detail about every Jewish music star, and built a huge CD collection. But I never paid much attention to what was being said, although I knew and understood all the lyrics, and I feel the same way now. For that reason, I can listen to Christian rock, The Gipsy Kings, or sappy love songs, and enjoy them, as long as the melody is nice, the musicianship is good, I can dig it.

Sometimes my wife will say things like "are you sure you don't agree with what their saying?" While she and I both know better, I still wonder - what is it that has me so hooked? Is it just that I grew up listening to this kind of music, or is there more to it?

am i undercover?


"cut3m4l3" wrote:
well, i used to, tapi sekarang juga gak out of closet banget kok.

dulu emang gak ada yang tau klo gw suka cowok (well, gw Bi sih, masih agak napsu sama cewek), trus gw tau temen gw ada yg gay, gw cerita ke dia, soalnya dia emang lumayan deket sih sama gw.

pas di jakarta, dari salah satu situs gw mulai kenal2 dengan orang2 yg berorientasi sama, meskipun with or without pic itu juga udah mulai membuka diri ke orang laen loh...

dan dari situs itu gw nekat ketemuan orang, gak sembarang orang dong, yang gw anggap bisa jaga rahasia dan gak emberan aja, well, i choose the intelectual ones.

dan, as the result, i've got my self a bf, a nice guy whom i met from the net. susah loh nyari orang yg baek2 di net! based on experience sih... Nah, bf gw ini udah came out ke bbrp org, bahkan keluarganya udah tau, dan dia punya bbrp temen. Yang jelas klo gw jalan sama dia kemana gitu dan ketemu sama orang yg dia kenal, orang itu juga mungkin sudah ngira klo kita pacaran, padahal both of us look straight loh...

so, am i an undercover?

well.... YES to my familly and friends. and Not to my BF and his friends.


thanks.

-me-

gaya banci


Gun Licker wrote:
Lagi iseng aja sambil ngetes IM2 nih..kepikir aja apa sih sifat2 banci ya..yang uda kepikir sejauh ini adalah..:

1. Gaya bicara, jalan, gerak, cara pegang gelas atau apa aja..biasanya lebih kemayu dari cewe asli..hehe..tau ya apa sih yang ada di pikiran mereka..di gym..cara mereka bergerak aja uda so obvious...ada yang treadmill dengan speed cuma 3..tangan diangkat ke atas, badan diliuk2an..langkah kaki dibuat bersilangan seperti model yang berjalan di atas catwalk. terus kadang2..jari tangan direnggang2kan seperti penari Bali ataupun penari tarian merak dari
china. kalau ikut group exercise..biasanya..mata mereka nglirak nglirik ke mana2 seperti orang pamer..

2. Suka bergerombol..cekikikan tiba2 sehingga kadang2 bisa ngagetin seperti suara kuntilanak kesiangan...jarang deh ketemu banci yang suka menyendiri..biasanya mereka bersosialisasi, selalu berusaha menarik perhatian orang..

3. Cuek dengan lingkungan..masa bodoh apa kata dunia (ini semboyan banci lho..bukan dirjen pajak)..di gym..kadang trainer2 juga cengar cengir kalo liat banci yang lagi beraksi di gym..tapi mereka super cuek..ga peduli dengan reaksi sekelilingnya..yang penting mereka ngrasa uda puas mengekspresikan dirinya..ini adalah gue..masa bodoh apa kata elo..kira2 gitu kali semboyan mereka..

4. Dandan..nah..yang ini ada yang medok..ada juga yang sama sekali ga dandan tapi ya..dandy gitu deh..pakaiannyapun tergolong stylish dan kadang agak nyeleneh..out of touch dengan keadaan sekelilingnya deh..

5. Sama dengan kita2 inilah..suka dengan cowo yang ganteng..jantan..macho..ga ngondek..jarang kali ya ada banci yang juga tertarik dengan sesama banci juga..takut dituduh lesbian kali dipikirnya..

6. Protective..kalo ada cowo ganteng yang mereka taksir..jangan sampe deh ada yang berani deketin..mulai dari cakar, jambak sampe bogem mentahpun bisa mereka lontarkan.. maklum.. cuma jiwanya aja yang ngrasa seperti cewe sedangkan bentuk dan kekuatan fisiknya..sama dengan kita..cowo bok..

7. Cemburuan..ga tahan liat ada yang lebih menarik..hehe..cewe cakep adalah musuh utama mereka..maklum..mata cowo akan tertuju ke makhluk yang satu ini dibanding diarahkan ke mereka..ibarat kuda nil betina yang cemburuan..perahu sering digulingkan karena disangka saingannya.. :)

8. Curiga'an and ge-er..kalo ada cowo yang nglirik..padahal tuh cowo cuma mau memastikan bancinya ganas atau ga aja..eh..disangkanya naksir..

9. Competitive..kalo ada cowo cakep yang jelas2 uda milik orang lain..kalo bisa direbut..ya direbut..ibarat kata orang..sebelum janur kuning dinaikkan..masih ada waktu..buat banci..sebelum bendera kuning dikibarkan..masih bisa gue rebut..hehehe..kalo bendera kuning uda berkibar..ya..mereka uda ga bisa apa2 lagi deh..

10. Suka ngegym..nah lho..sorry lho..tidak semua yang suka ke gym adalah banci..cuma aja blakangan ini..banyak banget deh banci2 yang ngegym..motifnya mungkin untuk sekedar ngecengin cowo2 gym yang bodynya rata2 oh my God..karena keseringan ngegym and ngintilin cowo2 yang bener2 ngegym..secara ga sadar..(haha..mungkin aja sadar kok)..body mereka juga jadi muscular..jadi jangan heran yang kalo sekarang ini banyak banget deh banci2 yang bodynya kekar bak kontestan L-men..gue aja kalah dibanding mereka lho... gue pernah cerita hal ini ke temen gue yang straight..sekarang ini banyak banget lho banci2 yang kekar..lebih muscular dari cowo straight..temanku itu ampe terheran2..kok bisa ya??? mungkin di pikiran temanku itu..banci2 adalah pria2 yang berkelakuan seperti perempuan..halus tutur katanya..kemayu dan lain2. Karena temanku tuh jarang keluar ke tempat2 yang ada bancinya..dia mungkin uda ketinggalan berita..dunia sudah jauh berubah..banci2 tidak lagi hidup seperti di jaman siti nurbaya ataupun jaman kartini..banci2 sekarang sudah lebih berani...gue ini banci..lho mau apa??? nah..kira2 gitu deh semboyannya..hehehe..

Ga penting2 banget sih postingan ini..cuma lagi iseng aja dan kepikiran mau nulis apa..yang terlintas untuk sekarang ya topik ini...jangan tersinggung ya..ga ada maksud apa2 kok..cuma lagi iseng banget aja..

Jawaban kenapa aku gay



kalo ditanya kenapa aku bisa jadi Gay, jawabannya yang aku rasa paling tepat dan tentunya aku yakin bener juga adalah karena sikap hidup Mama yang super cerewet, super disiplin, plus caranya yang super ngatur dalam kehidupan rumah tangga. Nggak cuma aku dan adikku aja yang kehidupannya di atur oleh Mama, tapi kehidupan Papa akupun juga ikut di atur oleh Mama, sehingga ribut mulut antara Mama dan Papa udah terlalu sering aku lihat dan kesannyapun juga udah biasa sampai sekarang. Artinya aku itu nggak kaget banget kalo ngelihat Mama ngebentak Papa sampe sekarang ini.

Rasa tanggung jawab dan disiplin yang diajarkan Mama dalam kehidupan aku itu menurut aku ato orang lain yang ngelihat bisa dianggap sebagai suatu tindakan kekerasan yang rada kelewatan, ato mungkin istilahnya sekarang yang lebih tepat adalah child abuse, masalahnya nggak jarang mama aku itu mukul aku dengan gagang sapu, rotan ato sapu lidi yang membuat sekujur tubuhku jadi luka karena memar …..

tapi, yang perlu dimengerti adalah aku menerima semua hukuman dari mama tersebut karena akunya yang tidak disiplin, nakal, ato ngelakuin sesuatu tindakan yang udah sepatutnya dihukum, cuma mungkin hukuman yang aku terima itu kesannya sangat berat buat anak seumuran aku.

Jadi kalau aku ditanya apakah aku benci dengan mama aku saat ini? Jawabannya adalah TIDAK …….. karena aku sekarang menjadi orang sebagaimana aku ada dengan segala karakter ato kebiasaan hidup yang menurut aku baik adalah karena didikan mama, cuma mungkin sikap disiplin yang ditanamkan dalam kehidupan aku itu terlampau keras, sehingga akhirnya aku tumbuh menjadi seorang pria yang tidak bisa terbuka / dekat dengan seorang wanita, karena menurut pemikiran / kesan aku terhadap wanita itu adalah seorang diktator, cerewet dan selalu berusaha mengatur kehidupan sang pria menjadi seperti yang diinginkannya.

Setelah dewasa, akupun akhirnya sadar kalau aku menjadi seorang yang LEBIH SUKA menjalin hubungan dengan sesama jenis alias Gay karena aku nggak bisa bersikap terbuka dan menerima kehadiran seorang wanita dalam kehidupan aku. Aku katakan "lebih suka" karena aku sudah mencoba melakukan hubungan sex dengan wanita, dan ternyata aku bisa melakukannya, tapi aku tidak bisa berbagi perasaan aku bersama wanita seperti misalnya curhat, sayang, perhatian, mesra dan sebagainya seperti layaknya seorang pria straight mencurahkan kasih sayangnya kepada wanita yang dicintainya.

Sebelum aku tahu kenapa aku bisa menjadi Gay …….. aku sering menyalahkan diri sendiri, khususnya pemikiran yang ada dalam diri ini, kenapa ….kenapa dan kenapa?

Setelah aku tahu jawabannya kenapa aku bisa menjadi Gay, aku berusaha berdamai dengan diri aku sendiri, memaafkan lingkungan yang membuat aku menjadi Gay khususnya sikap mama dalam mendidik anak anaknya menjadi orang yang sukses dan berguna, serta mulai memotivasi hidup aku yang Gay ini untuk bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.

Yes, I am gay, so …….. what should I do for being a good Gay as a good people for other people! jadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.

Tuesday, August 26, 2008

korelasi materi dan bf


Dear all,

my sharing... kenapa ya banyak sekali orang mengkorelasikan cinta dengan materi ??? terus terang, aku sendiri amat bingung.. sekedar share aja... ada beberapa kali suka dengan orang , tapi secara materi, dia memang dibawah aku..., dan finally minta beli ini beli itu... padahal cuman berteman, belum lagi ML, belum jadian... serem sekali........dan pernah ada kenal dengan orang yang kerja gaji cuman 4 sekian juta., tapi pas pergi bareng (taraf PDKT)... ya ampun ... belinya minta barang yang cuman ada di Plasa indo alias branded banget...aku aja yang bisa beli berlusin-lusin tiap hari aja masih mikir-mikir buat apa ya beli barang tersebut, dan tipe orang seperti ini ada cukup banyak... jadi susah... sampe ada yang pernah minta mobil nissan xtrail ke aku... hebat gak... tanpa sungkan.. langsung todong.. pdhl baru kenal 2x ketemu...gara-gara ngintip saldo bankku saat aku ambil duit di ATM... sinting gk...dipikir cari uang gampang apa..

satu sisi..., pernah juga aku dikejar orang yang secara materi jauh diatasku...usia juga jauh diatasku beda 20 taon lebih, dan really THE HAVE.. belum-belum udah ajak makan yang sekali makan 5s.d6.5 juta.. gila gak... terus tiap sore... jam 4.30., mercy new s class nongkrong didepan officeku... sampe sekretarisku aja kaget kaget..... dijemput tiap sore ... padahal officeku ada di
BSD... dan kantor dia ada di sudirman.. kebayang gak jauhnya... tiap kali aku mesti sembunyi hahaha..., mobil dan sopirku selalu diumpetin , mobil di garasi belakang kantor.., supir di ruangan lantai 2..., .. cuman hindari dia... stress juga.... aku pribadi selalu nolak pemberian dia... sampe dia bingung .. biasanya orang lain gak pernah nolak, kenapa aku nolak... ya... kujawab... gak semua
orang mau materi..., ada yang benar-benar tulus bersahabat... dia gak percaya... dia banyak cerita ... yang intinya sama dengan aku... materi diatas segalanya...

so. ... friend...susah banget bagi aku saat ini nyari orang sesama gay... yang bener-bener mau berteman apa adanya... apalagi bf an... krn korelasi dengan materi memang masih mendominasi di hubungan sesama gay...........

thanks

salam
harry

Sunday, August 17, 2008

Perilaku Ryan: Kurang Kontrol Diri


Oleh Mochamad Widjanarko
Suara Merdeka

Lebih dari seminggu, harian ini memberitakan informasi mengenai tindak criminal Very Idam Hensyansah alias Ryan, pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi dari tindak brutal pelaku, keluarga perlaku serta korban-korbannya, termasuk juga prasangka orientasi seksual dan juga berita liputan kehidupan gay di Semarang. Hal ini membuat penulis merasa perlu untuk urun rembug menginformasikan perilaku Ryan berdasarkan kajian psikologi.

Di tempat penulis bekerja, dengan kolega staf pengajar atau mahasiswa, kasus ini menjadi bahan diskusi yang menarik dan actual, dari kenapa pelaku sampai melakukan kekerapan pembunuhan, motif tinfakan sampai pada kondisi lingkungan pelaku.

Dalam diskusi, kita bersepakat tidak membahas orientasi seksual pelaku karena berusaha memahami, dan berpikir kritis. Berkolerasi dengan hal ini, Ryan melakukan pembunuhan, mutilasi bukan dikarenakan orientasi seksualnya tetapi akibat dari kepribadiannya yang rapuh dan tidak sehat. Oleh Cleckey (1976) dikatakan sebagai gangguan kepribadian antisocial, seorang pesikopat yang melakukan kegiatan tanpa tujuan, tidak memiliki perasaan gundah dan rasa malu, merasa tidak melakukan kejahatan.

Psikologi Kriminologi

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu control diri. Kontrol diri mengakibatkan tiga hal.

Pertama, memilih dengan sehaja. Kedua, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan, satu perilaku menawarkan kepuasan dengan segera. Sedangkan perilaku yang lain menawarkan ganjaran jangka panjang. Ketiga, menanipulasi stimulus agar satu perilaku yang lain lebih mungkin dilakukan (Skinner dalam Calhoun dan Acocella, 1990).

Dalam situasi yang sulit, seseorang dihadapkan untuk cepat membuat keputusan, reaksi apa yang harus dilakukannya terhadap keadaan yang dihadapinya. Pola pikir juga ikut berpengaruh. Apa yang menurut seseorang dianggap melewati batas-batas kewajaran, bias saja menurut pola piker orang lain memang dibutuhkan. Hal-hal tersebut menyebabkan kesalahan seorang individu dalam memutuskan perilaku dalam menghadapi suatu situasi tertentu, sehingga mengakibatkan terjadinta indakan brutal (Bornstein, 1993).

Selain itu, kondisi yang melatarbelakangi suatu tindakan brutal oleh seseorang juga mempengaruhi penilaian tentang batas kewajaran tersebut. Asumsi penulis, bisa jadi Ryan yang tidak jelas memiliki pekerjaan ini melakukan tindakan pembunuhan dengan alas an keinginan menguasai harta, barang korban untuk bersenang-senang, hedonis kemudian memutilasi dikarenakan ada rasa kekhawatiran terbongkar kejahatannya.

Alasan pelaku dikarenakan “pacar”nya mau dipakai korban merupakan rasionalisasi yang sangat subyektif dan mengaburkan alas an sebenarnya. Tindakan brutal dilakukan setelah tidak adanya control diri yang wajar.

Sebagai slaah satu sifat kepribadian, control diri pada satu individu dengan yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri tinggi dan ada yang rendah. Mereka yang memiliki kontrol diri tinggi mamapu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku, membawa kepada konsekuensi positif.

Oleh karenanya kontrol diri berupa kemampuan mendapatkan konsekuensi positif juga untuk mengatasi konsekuensi negative. Sesorang yang mempunyai kontroil diri yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya begitu sebaliknya.

Seseorang yang mengalami impulsivitas atau memiliki kecenderungan tidak sabaran, mencari keuntungan langsung. Terpecah perhatiannya dan bertindak tanpa berpikir, cenderung mengalami kebingungan dalam menentukan suatu pilihan, baik dalam memilih pekerjaan, pasangan hidup atau kepastian hidup.

Farrington (1998) menyatakan, orang impulsive adalah mereka yang kekurangan penghambat internal. Umumnya terkait dengan kesadaran mengenai benar-salahnya suatu perilaku, sehingga seseorang harus memiliki self-control dan impulsity, yautu kemampuan menunda, mengubah, atau menghentikan suatu respon negative. Asumsinya, para criminal termasuk juga orang dengan kepribadian psikopatik seperti Ryan biasanya penganut gaya hidup antisocial dan kanak-kanak agresif dan diasumsikan berkemampuan rendah mengontrol impulse.

Perilaku Ryan melakukan tindak kejahatan yang sistematis, rapi, dan tersembunyi. Oleh Sellin, 1987 digulirkan factor-faktor timbulnya kejahatan yang tersembunyi (the hidden crimes).
Pertama kejahatan tersebut pada hakikatnya bersifat pribadi (secret deviance). Acap kali pelaku dengan sungguh-sungguh merahasiakan perbuatannya, sehingga sukar untuk diketahui orang lain.

Kedua, pihak yang dirugikan tidak inigin kejahatan diketahui orang lain atau pihak berwajib.

Ketiga, rasa tidak senang melaporkan kejadian kejahatan kepada pihak yang berwajib, karena keenggaanan menjadi saksi dan bahkan dicurigai oleh pihak yang berwajib, bahwa dirinya terlibat perbuatan jahat tersebut.

Keempat, adanya pendapat umum tidak menyukai diperlakukannya aturan-aturan hukum tertentu.

Kelima, berbagai kejahatan yang pada hakikatnya memang berat untuk dilaporkan oleh pelanggarnya sendiri misalnya kasus korupsi.

Keenam, adanya kondisi kesadaran pelaporan yang tidak stabil atau konstan, sehingga partisipasi pelaporan oleh masyarakat naik turun.

Ketujuh, dari pihak korban terhadap keenganan melaporkan kejahatan yang menimpa mereka karena merasa malu, takut ancaman, balas dendam dari pelaku atau adanya hubungan social khusus dengan pelaku seperti masih saudara, kekasih.
Kontrol Sosial

Perilaku Ryan dengan melakukan pembunuhan berantai dan mutilasi, secara hokum adalah perbuatan salah dan berat hukumannya, tetapi secara sodial tidak bias begitu saja disandang ke pelaku. COba kita lihat dan berpikir, berkontemplasi 15 menit dengan menembus batas fisik dan wadah berintrospeksi ke perilaku kita, interaksi ke pasangan, saudara, anak-anak, orang tua, teman kerja, atau tetangga. Kita akan dapat “energy” baru berupa kesadaran bahwa tatanan kondisi social masyarakat banyak berubah. Bisa jadi kehidupan mulai mengarah pada individualis, anti social, dengan tetangga tidak kenal, tidak lagi saling bantu membantu, memusnahkan empati kita. Kondisi-kondisi ini secara tidak langsung juga memiliki andil dalam terwujudnya perilaku Ryan.

Kasus Ryan hanyalah merupakan salah satu dari pncak gunung es, di sekeliling masih ada Ryan-Ryan yang lain. Individu berperilaku antisocial, autistic memikirkan keperntingannya sendiri, sulit untuk mengatakan maaf jika melakukan kesalahan dan merasa paling benar sendiri.
Oleh karenanya, perlu dimunculkan inisiasi-inisiasi berkomunikasi yang efektif dengan keluarga, berinteraksi kepada tetangga serta melakukan tindakan empatis terhadap sesama. Hal ini sebetulnya bias dilakukan olerh semua orang dengan tidak lagi mengenal batas jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama, apalagi orientasi seksual, artinya semua orang bias jika ada keinginan untuk memulai melakukan, demi kesehatan jiwa social kita. (13)

*Mochamad Widjanarko, staf pengajar di fakultas psikologi Universitas Muria Kudus. Peneliti Sosial

Menjernihkan air keruh


barudak kasep wrote:
dikutip dari kompas
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/09/ 01204516/ ryan.dan. kita

untunglah ada yg mau susah susah nulis ttg ryan dan gay

Menjernihkan air keruh
Ada begitu banyak gay yang melatih kebugaran tubuh, tetapi banyak di antara mereka tidak membunuh. Jadi, latihan kebugaran tubuh semata bukan penyebab pembunuhan. Ada banyak gay yang cemburu pada pacarnya, tetapi banyak gay pencemburu masih menghargai kehidupan. Jadi, kecemburuan semata bukan penyebab pembunuhan.

Apa yang dilakukan Ryan adalah cermin gejolak kejiwaan yang kompleks, yang mencerminkan dinamika internal kejiwaannya dan pengalaman sosial yang traumatis. Dinamika internal yang dimaksud di sini adalah gejolak subyektif Ryan; sementara interaksi traumatis adalah hubungan sosial Ryan dengan orang-orang penting dalam hidupnya (significant others) yang menyisakan pengalaman pahit.

Filsuf Perancis, Paul Ricoeur, pernah mengemukakan, setiap orang memiliki rasa keadilan (sens de la justice). Perasaan pribadi inilah yang membuat kita mendambakan keadilan. Buah dari keadilan itu adalah kedamaian yang dicapai lewat rute panjang di mana kita harus belajar menghargai diri sendiri (self-esteem) sambil menerima penghargaan dari orang lain (self-respect) .

Dalam interaksi sosial, aliran rasa keadilan itu bisa terhambat. Apa yang dianggap adil oleh satu orang bisa dipaksakan kepada orang lain. Dengan demikian, suara keadilan dari orang lain diabaikan dan egoisme menjadi dominan. Efeknya, hak-hak orang lain dicederai sehingga
terjadi transgression (pelanggaran hak). Dari situ menetas aneka kejahatan, seperti dilakukan Ryan.

Ada satu kasus. Seorang transjender pernah berkeluh kesah pada saya tentang bagaimana orang-orang di sekitarnya tidak memahami dirinya. Ia mengaku sering ditolak, dicemooh, dan diasingkan dalam pergaulan sosial. Di akhir keluh kesahnya itu, ia berkata, "Saya ingin membunuh mereka semua". Meski tidak sepakat, saya bisa memahami letupan emosional itu.

Saya percaya, setiap orang bisa mengalirkan kebaikan dalam iklim cinta (love) dan perhatian (caring). Tanpa kehadiran dua kekuatan ini, kebaikan ditenggelamkan oleh kebencian. Bila kebencian telanjur dominan, cinta harus kembali dihidupkan. Ini disebut homeostasis, yaitu upaya menciptakan keseimbangan yang sehat. Situasi sosial berperan besar membantunya.

ryan dan segala kesalahan pandangan


barudak kasep wrote:
bodoh benar semua tulisan tulisan ttg gay setelah kasus ryan :
1. gay selalu berpasangan dan pencemburu

gimana mau cemburu. banyakan gay ato biseks kan ganti ganti pasangan. mungkin cuma kurang dari 5% gay yg bener bener setia sama pasangan dan ga pernah selingkuh. sisanya tanpa pasangan alias banyakan ganti ganti partner sex doang. makanya banyak pertanyaan apakah mungkin ada cinta di dunia gay...jawabnya mungkin tapi kecil sekali. krn gay penuh tekanan sosial..cuma gay yg kuat mental aja yg sanggup terang terangan berpasangan. .open ke keluarga dan lingkungan. sisanya undercover mungkin hampir 95%. bener ga

2. gay selalu top dan bot..
ini juga pendapat yg bodoh..sampe temen temenku pada heran..gimana sih gay kok bisa ganti ganti sebentar jadi top sebentar jadi bot. hei..klo ga pernah masuk dunia gay mending ga usah komen. banyak kok gay yg akhirnya ga milih jadi top atopun bot. meskipun banyak top
mempromosikan nikmatnya jadi bot..tapi tentu banyak bot yg selalu di hantui HIV sehingga memilih tdak jadi top atopun bot. dan dgn pilihan itu mereka bisa jadi gay dan enak juga kok .
3. gay sadis..?

hahh...gw ga tahu alasan utk menolak anggapan ini. apa pasangan cewe-cowo ga ada yg sadis. ada cowo yg bunuh cewe krn cemburu, siram air keras, dll...
4. gay menular..?

bener ga sih. kalo sekali ngerasain enaknya jadi gay bakal ketularan. hah..selama dia emang kuat straightnya gw rasa ga bakal gay gay banget. banyak temen gw yg bisek akhir nya mereka ga gitu gila seks ama cowo..meskipun tdk berarti mereka pindah ke cewe. mungkin meerka udah masuk ke fase hidup yg menganggap sex bukan hal utama lagi. masa masa pencarian jti diri sex ssudah selesai

Thursday, August 7, 2008

Intelligent design? Not so intelligent.

I hate the words "intelligent design"- it's a lie, and an affront to all things scientific and/or intelligent. How much intelligence could be in the design of cancer, toothaches, headaches, or organs like the appendix and tonsils that only get infections and cause grief. What about the notoriously fragile human spine, or the pelvis that makes it harder, and more painful for humans to give birth than any other species. And what possible reason could there be for halitosis, acne or flatulence? Tailbones, male nipples, I could go on...

Intelligent Design can't answer any of these questions, evolution and natural selection does.

Creationists are at best ignorant, otherwise they are lying scum of the earth

about manjam


bill wrote...
hi guys....
cmn mo share nih soal info manjam,sekaligus warning aj.

hr ini,temen2 kantor gua pd kasak kusuk lait monitor masing2.Entah ada apa tp gua merasa ditatap penuh curiga dr cewe2 perawan tua ini.mereka tuh biang gossip di kantor gua,dan penjilat abadi. temen2 kantor gua ini,tau siapa temen2 akrab gua.dan yg paling akrab adalah 2 teman SMA gua,satu gua kenal dr SMP dan satunya lagi gua kenal wkt SMU.

Persahabatan gua bertiga dimuali dr SMA,dan setelah kita udah pd kerja,ga lama kemudian gua tau kl mereka ternyata gay. as for me,gua pertama cuman penasaran krn sering hang out dgn
mereka,tp lama2 gua jg jd ikutan suka liat yg namanya pria2 tampan. so,kita masing2 punya ID manjam.sebuah situs utk mencari teman sejenis.

Dan berkat situs ini pula gua bertemu dgn bf gua sekarang,dan seorang teman akrab yg kalian udah tau lewat beberapa postingan gua belakangan.( gara2 postingan ini pula temen gua jd ditanyain macem2 hahahahaha,tenang guys gua berdua masih temanan dan belom pernah
ketemuan!)

Teman2 kantor gua udah tau kl kita bertiga akrab,dan kita bertiga ini udah seperti saudara kandung and we are an underground gay and bisexsual.Kesibukan dan bisik2 para wanita2 itu jd perhatian gua akhirnya.Dan ternyata,salah seorang dr mereka message gua lwt
YM.Walhasil gua shock dgn pertanyaan yg dilontarkan. Wanita itu bertanya apakah teman gua(sebut saja si A)itu gay.gua tanya bali,apa alsannya? dan kemudian dia mempostingkan sebuah alamat situs profile manjam ke chatbox gua.Sadar akan apa yg bakalan gua lihat,gua langsung login ke ID manjam gua dan saat itu juga gua hapus account gua.gua juga login
pake account BF gua dan hapus accountnya dia juga.

Ternyata yg terpampang dr link yg diberikan adalah,profile dari BF nya si A.disitu dgn jelas si A menyatakan betapa dia berterima kasih pd Tuhan krn sudah menemukan sang kekasih di box "comments" sang BF.

Gua speechless.. .dan mengaku ke teman2 ktr gua kalo gua tidak tahu menahu soal ini.

Gua beruntung krn si wanita ini ga bakal ngadu ke empunya tp gua jg ga bisa menjamin kl dia ga bakalan nyebarin.Buktinya bbrp temen ktr gua spt sudah tau apa yg terjadi,dan wanita ini cukup terkenal krn suka menyebarkan website2 yg baginya bagus utk jd bahan gosip dia.(termasuk
buka2 foto2 friendster gua dan tmn2 gua trus dipamerin ke anak2 ktr).

Dia mengaku bahwa situs manjam itu dia ketahui krn sudah bnyk khalayak ramai yg tau mengenai situs ini baik pria maupun wanita,straight maupun gay.Dan situs manjam sering disebut2 lantaran munculnya kasus Ryan dan pemeriksaan dr aparat dgn hal2 yg berhubungan dgn kasus tersebut baik itu situs manjam sendiri,pemeriksaan di bbrp gay club yg
pernah dikunjungi Ryan,dsb.

Teman kantor gua ini,hanya sekedar iseng buka situs manjam.Dan yg terpampang biasanya adalah org2 yg online ataupun random profile.Dan secara kebetulan profile BF si A terpampang di halam depan situs ini.Teman kantor gua ini juga mengaku bahwa dia dan temanny2 sudah
lebih dr 1 minggu membuka situs ini dan melakukan browsing2 profile.dan mereka mencari2 profile teman laki2 mereka maupun kerabat terkait mereka disini.

Guys,please be more carefull karena situs manjam ini sekarang sudah tidak aman utk para gay discreet.... buat yg sudah open mungkin ini ga masalah,tapi kasian untuk yg masih undercover.
Gua dan bf sudah menghapus account kita dr manjam,dan menyampaikan kekurangan yg dimiliki oleh situs tsb.Mudah2an aj,kedepannya situs ini akan lebih bisa menjamin keamanan identitas para undies.

Untuk situs2 lain,gua msh belom ada kabar.Please untuk para binan yg punya Fag ag(perempuan, sahabat karib kaum gay yg bisa diajak hangout ke tmpt2 gay),jgn membocorkan semua tentang dunia kita ke mereka.Karena ini juga menyangkut org banyak.Punya Fag Hag ga dilarang tp lebih hati2 aja untuk mengantisipasi hal2 yg tidak diinginkan kedepannya.Mudah2an aj,para Fag Hag itu belum menyentuh milis ini hiks...bisa makin gila deh gua nantinya huhuhuhuhu

So,untuk teman2....ga ada salahnya untuk lebih berhati2 mengingat kehidupan kaum gay lagi terangkat ke permukaan dlm bbrp minggu ini.

Once again,be carefull,be safe and be gay....
hehehehe

BILL

Joki Three In One Diincar Kaum Gay


JAKARTA (Pos Kota) – Pratik penyimpangan seks sesama lelaki bukan cuma dijumpai di kalangan usia dewasa tapi sudah merambah kalangan remaja. Sebagian di antaranya dari kelurga miskin.
Remaja keluarga miskin itu di antara menjadi joki 3 in 1 (three in one) dan anak jalanan (anjal). Boleh dibilang, remaja tersebut cuma menjadi korban pelampiasan nafsu pria dewasa sebagai gay.

Banyak kasus remaja jalanan telanjur menjadi korban gay dewasa. Komunitas anak telantar ini antara lain dapat ditemui di kawasan Stasiun dan Terminal Bis Senen, Gambir, Kalideres, Lapangan Banteng, Kawasan Wisata Jalan Jaksa, dan lainnya. Begitu pula remaja yang menjadi joki three in one (JTO) ditemukan di pangkalan mereka sekitar jalan menuju kawan pembatasan penumpang mobil pribadi minimal tiga orang atau three in one, termasuk di sekitar kawasan
Monas, Blok M, Ketapang, Jl. Samanhudi, Senayan, Dukuh Atas dan lokasi lainnya.

Remaja yang jadi joki ini terlihat sejak Pk. 07:00-10:00 pada pagi hari serta Pk. 16:30-19:00. Sebagian di antara mereka menjadi sasaran empuk kalangan gay. Beralasan menghindari razia polisi, gay doyan ngesek dengan remaja pria itu sengaja mencari yang berbadan macho untuk ikut mobilnya. Tujuannya, tentu saja hotel atau motel yang bisa dipakai untuk kencan.

Tidak semua joki mengidap homoseks, karena banyak juga yang menolak ajakan mesum pria bermobil. Tapi ada sejumlah joki yang menyanggupi permintaan mereka dengan alasan ekonomi.

Jika sudah cocok, si joki itu biasanya sering diajak kencan dengan janji bertemu lagi di suatu tempat. Mereka juga mengenalkan sang joki kepada rekan-rekan sesama gay.

Roy, remaja berwajah ganteng, kulit putih bersih itu, kemarin, mengaku pernah diajak gay untuk berkencan. Semula pemuda itu sempat menolak ajakan seorang gay ketika mangkal di sekitar Monas, Jakarta Pusat. Ia dijanjikan dapat bayaran besar, akhirnya setuju diajak
kencan.

"Saya sempat kaget ketika diajak main sama om-om itu, tapi karena saya butuh uang, saya maulah," kata Roy.
Dirinya mengaku berlanjut melayani permintaan sejumlah gay dan setiap kali berhubungan mendapat imbalan antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. "Itu tergantung kitanya bisa memuaskan atau tidak. Jika dia puas, dia memberi uang lebih dan akan mengajak kita lagi,"
ungkapnya.

DIANCAM BUNUH

Lain lagi dengan Iwan, remaja belasan tahun yang menjadi joki dan mangkal di Jalan Pakubuwono VI, Kebayoran Baru, mengaku pernah dipaksa untuk melayani om-om yang memiliki kelainan seks. Ia sempat diancam akan dibunuh jika menolak.
"Karena takut ancaman pelaku, akhirnya saya terpaksa melayani," kata Iwan.

Kalangan gay memilih-milih remaja joki yang menjadi sasarannya. Setelah masuk ke dalam mobil, mereka mengajak ngobrol yang menjurus ke hubungan sejenis. Jika joki itu mau diajak bicara lebih jauh, bertanda sudah masuk dalam perangkapnya. Tentu saja iming-iming uang
besar dilancarkan guna memuluskan niatnya.

Lain halnya dengan Rahman, remaja joki yang biasa mengkal di sekitar Persimpangan Slipi menjelaskan, dirinya pernah ditawari seorang om-om kencan di hotel berbintang. "Emangnya saya cowok apaan, mau diajak gituan," katanya.

Mencuatnya gejala tersebut, Polda Metro Jaya kini mengincar sekitar 40 tempat yang menjadi lokasi pertemuan kaum gay ibukota dari lapisan bawah hingga atas. Ini dilakukan sekaligus untuk kepentingan penyelidikan dan identifikasi pasca terbongkarnya kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh penjagal dari Jombang, Very Idam Henyansyah alias Ryan, 30, serta tewasnya karyawan Bank Mandiri, Ari, 49, di Apartemen Taman Rasuna, Jakarta Selatan.

Pengakuan dari kelompok gay diungkap Dion, 29. "Tidak semuanya gay berpikiran seperti Ryan. Kami juga bisa baik seperti manusia normal lainnya," katanya dijumpai di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

ANJAL JADI `KUCING' GAY

Kalangan anjal yang mengenal dunia gay umumnya disodomi secara paksa. Andi, 16, satu remaja kemayu (genit), mantan anjal yang kini menjadi 'kucing' atau pelayan seks kaum gay di sejumlah tempat hiburan Jakarta.

"Awalnya pantat terasa sakit sekali, tapi lama-lama biasa saja," ujar Andi mengenang pengalaman pertama disodomi preman di kawasan Stasiun KA Gambir, beberapa tahun lalu.

Dia kini sering mangkal di kawasan Jalan Jaksa, Jakpus, maupun tempat hiburan malam di sekitar Matraman.

Remaja berkuli putih yang dulunya tampak sebagai anak lelaki normal, kini gerak-geriknya menjadi lembut dan genit. Meski cuma mengenyam pendidikan sampai kelas lima SD, remaja asal Bogor, Jawa Barat ini lumayan fasih berbahasa Inggris. Sejak sering di-booking bule, anak broken-home ini telah meninggalkan matapencarian sebagai tukang semir sepatu.

Menurutnya, banyak teman sesama anjal disodomi preman pada tengah malam. Awalnya, mereka diajak 'ngelem' (mabuk dengan cara menghirup lem), setelah itu dipaksa melayani nafsu bejatnya.

"Beberapa tahun lalu, kami hidup menggelandang berlima. Semuanya pernah mengalami seperti itu, tapi sekarang saya tidak tahu lagi bagaimana nasib teman-teman, " paparnya.

Sunday, August 3, 2008

Of convert's and BT's

I always wondered what it is that Ba'alei Teshuvah (BT's) see, that I don't see. What do all those people cutting their pony tails off, and putting on Kipa's for Amnon Yitzchak hear that was so convincing? I'd listen to hours and hours of tapes, read books, and talk to countless people, but all I got was fluff, I remember thinking - "he wouldn't get me with that".

My favorite example is when I asked a close relative who became a BT at 18, what was it that made him leave his home and change his entire life, seemingly giving up a promising future, his answer was - "I watched The Fiddler on the Roof". That's it?! I was shocked! Here's a smart guy, who could have gone to college, and gone on to be anything he wanted. Instead he went to Yeshiva, got married, and became one of the many shlubs just barely making a living, and looking like they just immigrated from 1800's Europe, and all that because he watched a corny movie? (my retort to that was "I watched Big Love, and it didn't make me want to become a Mormon")

Another person I know, was on his way to becoming a Catholic priest, and (the story goes) the night before he was to graduate from seminary and be confirmed as a priest, he climbed out the window, ran to a Yeshiva and never looked back.

I have a little theory going, and I've recently discovered some others agreeing with it. I think the big Ba'al Teshuvah movement (makes me think of "bowel movement", but that's just cruel) of the sixty's and seventy's, was fueled by drugs and the counter culture of the time. People ran off to Ohr Someach in Jerusalem, for the same reason others ran to Ashrams in India, or hippie communes in San Fransisco. It was more about (the illusion of) the Shabbos table, or the tight-nit community, than a "seeing of the light", or a serious debate about belief.

Before they know it, it's thirty years later and they have a family, an entire life built, and whether they still feel the way they did years earlier or not, their stuck. Now they have to justify their actions to themselves and to others, so they bash the "outside world", mock science and lie to themselves. I'm sure some of them are sincere and believe in what they're doing, they've taken the bait hook, line and sinker, but many of them know better, they just don't see a way out.

There have been instances of BT's going back to their old lives, even with entire families, but those stories are and few in between, Why? Because as I can attest, it's not easy to uproot your family and make a huge life altering change like that, especially when the kids are old enough to understand what's going on.

Speaking of BT's, I would like to add my own take on Chabad and their Kiruv work. I have no problem with Mitzvah Tanks, or Tefillin Stations, but in my [humble] opinion, where Chabad went wrong was, first of all they went Rebbe-crazy. Everything is about the Rebbe, the Rebbe this, the Rebbe that, it's all about the Rebbe instead of about God and Judaism, in fact they worship him so much it's hard to distinguish between Meshichistim and Christians.

Secondly, instead of bringing their new recruits up to their level, they lowered their own standards in order to better suit the modern society they are trying to reach out to. The result was, instead of Lubavitch becoming a huge Chassidik group on par with Satmar, or Gur, they separated themselves from the mainstream Chassidim and became their own quasi religion. I've said this before to Lubabs and they get very defensive, but it's true, their standards, in Tznius for example, are not even in the same league as those of mainstream Chassidism. Much like Democrats, who strive to make everybody equally poor - unlike Republicans who want to make every body equally rich - (neither are unsuccessful), they've lowered themselves to the level of the people they were supposed to be raising up. But enough about that.

That's my theory, what do you think?

Friday, August 1, 2008

homoseksual di pikiran rakyat

Hari ini, hasil wawancaraku dengan Pikiran Rakyat dimuat. Tapi kok berasa beda yah dengan aku omongin:

Pendapat Mereka

Motif Ekonomi
Tendi Naim, Pemerhati Masalah Sosial

Tidak ada hubungan antara agresivitas yang dilakukan Ryan dengan orientasi seksualnya. Tidak bisa hanya dengan kasus ini, kemudian terjadi labeling terhadap kaum gay. Kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun, entah dia gay atau bukan. Lagi pula, dalam kasus Ryan korban tidak hanya pria melainkan juga perempuan yang hartanya dirampas Ryan. Artinya, motif ekonomi lebih kuat dari pada motif cemburu. Harus ada analisis dari berbagai sudut pandang untuk mengungkap kasus Ryan.**

Gambaran Psikopat
Lydia Nur Esther, Psikiater

Ryan adalah gambaran seorang psikopat. Penampilan Ryan yang terkesan orang baik dan menyenangkan merupakan wujud psikopat sejati. Psikopat yang terampil adalah orang yang dapat menyembunyikan identitas aslinya. Dari luar mereka berpenampilan baik, namun di dalamnya mereka menyimpan hasrat besar untuk menyakiti. Oleh karena itu, masyarakat akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi tipikal manusia yang bersifat psikopat. Karena, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan kepribadian seperti Ryan adalah dengan melihat masa lalunya.**

Lebih Cemburu
Bram, Homoseksual

Orang yang menyukai sesama jenis memang memiliki kecenderungan, untuk bersikap berlebihan dalam urusan percintaan. Sikap posesif dan cemburu yang besar, selalu muncul tatkala ada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan pasangan homoseksual. Oleh karena itu, seorang homoseksual harus mulai berani menunjukkan diri agar bisa senantiasa menjaga diri. (Agustin Santriana/Deti Yektiningsih)***

Penulis:
soal selalu muncul tatkala ada orang ketiga.. hummm perasaan ga ngomong itu deh. yea yeah...