Sunday, December 28, 2008

Mana Ada Homo yang Setia!


Dony Dumbledore wrote:

kata-kata itu terlontar dari teman saya saat kami sedang berbincang-bincang tentang "dunia ini". APAKAH BENAR? saya kemudian memutar otak dan mengingat-ingat kembali.

saya kemudian mengingat yang terjadi pada saya dan orang-orang disekitar saya. hmmm.. ada benarnya juga.. sangat benar malah. saya sendiri pernah menjalani 2 kali relationship dan saya selingkuh. even saya tidak jatuh cinta pada selingkuhan saya tersebut tapi at lease saya having sex.

saya kemudian melihat teman-teman dan orang-orang yang saya kenal di dunia homoseksual ini. TIDAK ADA satupun dari mereka yang tidak pernah berselingkuh. semuanya pernah! saya kemudian bertanya pada mereka kenapa mereka melakukannya. padahal mereka sangat mencintai pasangan mereka. mereka menjawab "buat seru-seruan aja"
wah.. kalau saya ditanya dengan pertanyaan yang sama saya akan menjawab dengan jawaban yang sama pula.

penyakit KETIDAKSETIAAN ini pasti tidak hanya terjadi di dunia kita. Straight people as well. tapi saya pikir kita cenderung lebih mudah melakukannya karena kita SEJENIS.

Selingkuh.... bisa berarti sangat relatif. ada yang mungkin menganggap melakukan hubungan badan itu berarti selingkuh, ada yang apabila sampai MAIN HATI, itu baru selingkuh. tapi ada juga yang hanya dengan memikirkan&mengkhayalkan orang lain selain pasangannya sudah disebut selingkuh.

untuk mengeneralisasi, kita bicara selingkuh dengan satu konteks saja. KONTAK FISIK.
Nah... apakah anda SETIA?

Andy Lotex dalam novelnya yang berjudul "Kau bunuh aku denagn cintamu" mengatakan
MENCINTAI BINAN/PLU SAMA SAJA DENGAN MENJARING ANGIN

so, undies silahkan memberi komentar jika anda mendukung atau membantah pernyataan ini. kuncinya.. Be honest to your self!

selamat hari raya idul fitri 1429 H, minal aidin walfaidzin.
----dumbledore---

Teman Ketemuan Mengecewakan, apa yang anda lakukan..



donny dumbledore wrote..

anda sekarang mungkin sedang berhubungan dengan seseorang yang anda kenal dari dunia maya. walaupun anda belum pernah bertemu, setelah beberapa lama berhubungan via telepon dan internet, anda suka dengan personality orang tersebut. anda juga suka dengan picture yang diberikan pada yang anda nilai OKlah....

anda kemuadian memutuskan untuk bertemu. setelah bertemu, picture yang diberikan pada anda sama sekali tidak merepresentasikan orang tersebut a.k.a Totally different. hal ini yang kemudian menjadikan anda tidak suka dan tidak berminat lagi padanya, sedangkan dia mengajak anda berhubungan lebih "jauh"

Apa yang akan anda lakukan?

a. Menyesal bertemu, karena membuang waktu anda untuk seseoarng yang "gak banget"
b. Mengakhiri pertemuan, meminta maaf tapi tetap merasa bersalah setelah itu
c. Tetap melanjutkannya, at least sampai having sex. dengan pikiran "actually he is a nice person but sadly, not with a nice face"

so, Undies.. apakah yang anda lakukan?

In the end of this disscussion, we will see how important "physical" for a first impression. is that so crucial?

have a nice day
--dumbledore- -

Anthonny William wrote...

cukup sering yaa aku alami...
chatting asik, eh pas ketemuan... kabur, ato kadang ampe ketemu tp respon nya ga sehangat wkt chatting :P
chatting asik, lanjut sms/telp... interest ama suara aku, katanya sexy eh pas ketemuan, ninggalin seribu alasan bwt cepet2 cabut dari pertemuan pertama itu :P
chatting asik, lanjut sms/telp juga asik, ketemuan... fun2 aja eh bikin janji bwt ketemu lg, dia janji bakal kontak aku klo mo ketemuan lg.... eh ampe bulukan tuh hp ga pernah ada kabarnya lagi... kirim sms/telp, ga pernah ada jawaban... kirim msg/comment via Fs juga ga ada respon :P

klo aku jadi pelaku nya... aku lebih tetep bersikap baik, ajukan tawaran utk berteman, klo dia minta ML, yaa... bilg aja "maaf" klo aku ga berminat, kita temenan aja, klo perlu terus terang, "u bukan tipe gw" tapi tetep ajukan tawaran berteman. gak pernah ada kata "menyesal" utk menambah temen en bersikap baik. mang segh "physic is a must"... tapi untuk menjadi teman masa' mesti diseleksi fisik, ga sgitu nya klee.... :P

yaah... paling gak, aku cukup bahagia menjadi orang yg ga sempurna... i feel just human being^_^ tapi pernah juga bikin gondok orang, critanya bgini, wkt itu prnah janjian ktm di daerah kemanggisan eh ditunggu lama2, ga nongol2 tuh org, dah dpt dipastiin tuh org kabur, ga minat mo ktm an ama gw yg kurus, kecil, ceking kya tengkorak idup en ga keren juga, lengkap degh penderitaan aku, ya udh gpp... eh bbrp wkt kemudian, aku janjian ama seseorg di daerah kemanggisan jg, pas dateng ke kosan nya ternyata org yg dulu janjian ktm ama aku dulu jg ada disitu (kya nya abis nginep en ML ama org yg janjian ktm aku saat ini :P), eh dia msh knal ama aku trus bilg, "eh kamu yg dulu janjian ktm di daerah situ ya... kok sekarang cakep segh"... (hoekkk...!! :P) secara saat itu aku mang dah sdikit berubah, body aku dah berisi, rambut aku bikin model mohawk (lagi bagus2nya tuh... byk yg suka juga tuh ama rambut aku itu, dari tante2 ampe penjaga apotik wkt mo beli obat nyokap :P heheheee....), dlm hati, "rasain lu... dulu aja, kabur ktm aku, skrg, terkesan kan lu ama gw... mampus aja lu ! :P"... eh beneran, besoknya via sms ngajakin aku dateng lg ke kos nya bwt ML, tawaran itu terus2an berlanjut di hari2 kemudian karena aku ga pernah peduli in tuh sms... ilfil aku ama org "jahat" seperti itu :P

Saturday, September 20, 2008

Was Rashi a Fool?????!!!!!!!!!

Early in my makeover process, before I fully verbalized my doubts to my family, I was having a conversation with my brother, and he said something that knocked me clear off my feet. I was just hinting at my inquiries, and he asked me "was Rashi a fool?" He wasn't screaming, he wasn't angry, he was just asking me in genuine interest, if I thought all the brilliant Rabonim that we look up to, of the past three thousand years were wrong. But to me it was a roundhouse kick to the jaw, I was speechless!

For days all I could think about were those words, they reverberated in my head over and over again, "was Rashi a fool?" Maybe I was wrong after all, how could I be smarter than the Rishonim?! It wasn't a revolutionary concept, but the simplicity and starkness of the the question, made it seem like a huge hurdle.

I came to understand though, that the fact that Rashi and everybody else we see as giants, believed in what we now know to be superstition and fairy-tales, doesn't diminish their greatness. If a huge number of Americans, in the 21st century (!) can believe in the impending Rapture, how can we judge people hundreds and thousands of years ago for believing what they did. Science? Science Shmience! If the Pope can go to Africa and declare that condoms don't lower the chances of spreading AIDS/HIV, how can we not forgive people in the Bronze Age, for thinking thunder and lightening was a pissed-off, old man in the heavens.

But that begs the real question, the Pope or for that matter any thinking religious person, should see right through the hog-wash, is it all a huge conspiracy, or just willful ignorance.




Thursday, September 11, 2008

KPI larang tokoh banci


Budi Love wrote:
ada lagi ulah KPI yang membatas pekerja seni dalam berekspresi dan berkarya

KPI melarang stasiun TV menayangkan acara yang menggunakan peran tokoh banci dalam program acaranya

weleh-weleh...
perasaan sudah menjadi budaya Indonesia, kok dilarang

liat aja ngelenong yok sama extravaganza yg pinter ngedandan co jadi cuantik atau ancur bangeet... justru karena ada yg gini jadi rame banget

kasian juga model Olga bisa kena cekal....
atau Amink gimana enak kalo liat dia jadi bapak-bapak melulu
atau kapan lagi bisa liat Tora "macho" pake baju kebaya terus nyinden...
atau trio Ferry, Irfan dan yg mantan penyanyi itu yg kalo pas jadi ce
cuantiknya...

M@d wrote:
Sejujurnya, gue agak2x setuju ma larangan itu.

Sekrang gue dah eneg aja ngeliat peran2x kayak gitu. kayaknya keberadaan "banci2x" itu di setiap acara hanya menjadi tambahan nggak penting n jadi bahan2x olokan, terutama utk di sinetron2x. sorry yahhh....setau gue yang nggak pernah nonton sinetron ini, kok nggak ada yah sinetron ato film indonesia yang tokohutamanya "banci". Ada yg bisa kasih tau gue sinetron apa yang tokoh utamanya "banci"?

gue enegnya karena yg kayak gini jadinya menguatkan image "banci" untuk kaum homoseksual. Padahal nggak semua homoseksual kayak gitu.

Dari pihak produser mungkin nggak peduli yah, selama itu lagi laku n booming. dari pihak penonton heteroseksual mereka juga nggak peduli, karena itu hanya jadi bagian lucu2xan. Tapi kalo utk homoseksual ???

MERASA TERWAKILI KAH ANDA ?

yang jelas gue nggak.

kalo ada komas HAM untuk menghindari eksploitasi anak, kenapa nggak ada komnas HAM untuk menghindari eksploitasi banci ??

kerput.

Fab wrote:

Menurut gw sih daripada ribut ngelarang banci tampil di tv, mendingan stop tuh kekerasan yang ada di tv..... Dampak dari adanya kekerasan di sinetron2 lebih jelek daripada adanya figur2 banci di tv.


cpicauli wrote:
daripada sibuk ngelarang banci tampil di tv ya menurut gw mending masalah kekerasan di tv trus sama acara cinta abg yang baru smp sudah cinta2an mo jadi apaan gedenya.
menurut gw banci tampil di tv juga sangat menghibur.emang bener kan kalo memang ga menghibur kenapa banci selalu tampil di tv

peace

Wednesday, September 10, 2008

High risk of being gay


dony bambang wrote: Di negeri yg makin terpuruk dlm kemelaratan seperti Indonesia, harga seorang gay can be soooo cheap. It can be twice cheaper dari harga sebuah handphone, atau semurah kamu mengumbar janji-janjimu.

Anda bisa pergi ke toilet umum dan pulang dengan memar di kepala akibat bogem mentah, atau bahkan berakhir di rumah sakit karena tidak sudi menyerahkan harta yg dimiliki dari seorang pemalak yg nongkrong di mal-mal mencari mangsa.

Anda bisa mem pick up seseorang di halte bus dan berakhir dengan nyawa anda melayang di kamar kos atau apartemen anda. Yang ternyata dia seorang homofobia yg tak sudi anda gerayangi dan tiba-tiba tergiur untuk merampok harta benda anda dan ketika anda melawan dia mengambil pisau dan mencabik-cabik anda.

Anda berkenalan di bus umum dgn seseorang yg tampan luar biasa tapi tidak memiliki pekerjaan dan mengajaknya ke rumah anda dan anda, dgn segala cara, berhasil menggaulinya dan menjanjikan sesuatu kepadanya. Suatu hari dia menagih janji anda dan anda tidak memenuhinya dan harga dirinya terluka dan anda dibunuhnya dgn 18 tusukan.

Suatu hari anda berkenalan dgn seseorang di sebuah tempat fitnes. Anda tidak tertarik padanya sampai dia mendekati anda dan anda terhanyut dgn segala omongannya yang anda tidak tahu adalah hanya bualan dan dia menjanjikan memperkenalkan anda dgn teman-temannya yg katanya adalah selebritis seperti Irwansyah atau Choky sitohang..sampai anda berfikir.."why not..Choky is my dream!" sampai anda tersadar bahwa orang tersebut ternyata hanya tertarik dgn blackberry anda dan telah menargetkan anda menjadi korban dia yang ke-12 untuk dimutilasi.

Mhh.. hari ini kita membaca tentang Ryan yang membunuh karena alasan sepele semacam uang dua juta atau handphone. Atau pria lajang 50 tahun yang mati 20 tusukan di Apartemen Rasuna. Atau seorang pemuda yang mati di kamar kos dgn alat vital diikat ke teralis besi. Dan akan ada banyak lain pembunuhan bermotif hubungan sesama jenis...

Sebagian mungkin terilhami kisah Ryan yang terus diulang-ulang di TV dan membuat orang sinting berfikir,"ternyata cuman begitu cara mudah mencari duit.."

Dan jika umur anda sekarang 30-an, will you at the age of 50 be still alive ? Or you already died dgn nyawa seharga handphone anda ?

I just want to say : Buddies, please be more careful with the way you live your life !

Cleo Current wrote:
Tulisan tadi emang bikin paranoid. Dan ini yang terjadi dengan banyak orang di milis sini dan gay di luar sana.

Tapi coba lihat lagi.

1. Nyontek ke kiri kanan di toilet umum. Siapa yang gak ngerasa risih di contek, baik hetero maupun gay. Nah apalagi yang ketahuan have sex di public toilet. gak heran dong kalau sampai ada yang di gebugin, atau di laporin ke polisi.

2.Pick up di halte bus. Siapa suruh ngambil stranger di jalanan (yang belum tahu pula orientasinya apa) di bawa ke rumah. mentang2 punya banyak duit bisa bayar orang seeenaknya, lo pikir semua gak ada resikonya. Bisa aja pengangguran atau perampok yang lo bawa ke rumah lo langsung (berharap sex with stranger bakal penuh excitement). Buat orang-orang yang suka pakai pelacur cowo aka kucing supaya hati2. Pakai pelacur aja udah bahaya, apalagi kalau sampai di rampok....
3. Ketemu di tempat fitness.
Buat beberapa orang yang masih memuja muja para selebritis: "wake up!". Ngapain sih kenal2 selebritis? bangga gitu kalau kenal? Atau ngarep pengen di tidurin ama selebritis, trus abis itu apa? Yang ada lo malah lost di antara harep2 babu lo itu tadi. Mendingan sibukin diri dengan kerjaan yang mutu, hang out ama temen2 deket. Gak usahlah sok nambah2 pergaulan dengan ngarep bergaul dengan sekelompok kalangan orang., Adanya nanti kayak social climber.

Nah, intinya, kalau mau bergaul sama orang, mau deket sama orang lihat2 dong orangnya. Jangan straight lo ajakin ML, yang ada lo malah di gebugin orang, karena barking at the wrong tree. Kalau mau nge date juga jangan langsung maen di garap aja. Ketemu aja dulu, ngobrol di tempat umum, trus cari tahu backgroundnya, paling nggak lo tahu dia punya kerjaan yang decent, punya kedhiupan yang bener, lo lihat temen2 nya kayakgimana. (menurut gue kalau orang yang punya kerjaan bener pasti gak akan ngelakuin hal-hal nekad, karena ada self-belonging ke kerjaan, reputasi atau keluarga- beda dengan orang yang gak ada kerjaan - yang hidupnya nothing to lose). Jangan langsung ngebet pengen ML aja karena lihat tampang cakep badan bagus. Lagian kalo ngebet pengen 'keluar' coli aja dulu lebih aman. hehehehehe. bokep banyak ini.

Untuk yang curi2 kesempatan lihat2 dong lokasinya. Yang ada lo malah ganggu orang dengan ngintip2 di toilet umum, have sex di tangga darurat dll. kalao lo sendiri gak respect sama diri lo as a gay ... gimana orang lain di luaran sana yang mau respect dengan para gay di Jakarta?

Sunday, August 31, 2008

My love Affair with Jewish Music

Some roll their eyes, a few are curious, and my wife laughs, but I can't seem to shake Jewish music. I love music, and I have about 150 gigabytes of it on my computer - two thirds of which are Jewish. And when I say Jewish music, I don't mean Neil Sedaka, or even Carlebach, I'm talkin' Lipa Schmeltzer, Avraham Freid, and Mordechai Ben David.

Don't get me wrong, I listen all kinds of music - everything from Opera to Eminem, but nothing does it for me like a zaftige new album from say - Shwekey, or Lev Tahor. I was excited to get Rihanna's new single, but The 8th Note made me rejoice, and while I love a good Michael Buble Shtickle, he could never satisfy me the way Ohad, or Baruch Levine can.

"How could you listen to that?" My wife asks me all the time, and I really don't have a good answer, I vehemently disagree with most of what is said in these songs, and often find myself laughing at what I'm saying when I sing along with them, yet I persist. As I type now, I'm listening to Yeedle's new album, (it's not bad).

It's gotten to the point where I don't even hide it anymore, and I've had to explain what the hell it is that I'm listening to-to more than one Lieutenant Colonel, (don't ask). I've even gotten a buddy of mine - who's Mexican and has never met a Chassidic Jew - hooked on The Yeshiva Boys Choir! At the gym in the morning, there's only so far you can go with the Rocky theme, but give me J-Walking, and I'm good for hours, and there's really nothing like pumping iron to The Chevra.

I listen to hours of podcasts weekly, but the one I look forward to most is The Sameach Music Podcast, and one of the web-sights I frequent most is The Jewish Music Review. I was highly disappointed - yet not surprised - when The Big Event was canceled, although I wouldn't have been able to attend, I was looking forward to the videos.

In other words I'm obsessed with Jewish music.

I do realize that if I where to have a conversation with any one of these Jewish music stars, I would be annoyed to no end by them, in fact I have met several of them, and I wouldn't want to associate myself willingly with them, but somehow when they put their words to a tune I can't get enough of it.

Growing up in the Chassidishe community, music was the only thing I whole heartedly embraced, while I didn't quite feel comfortable with many aspects of my upbringing, music always made me happy. And what a fan I was, I would go to every live show I could, memorized every detail about every Jewish music star, and built a huge CD collection. But I never paid much attention to what was being said, although I knew and understood all the lyrics, and I feel the same way now. For that reason, I can listen to Christian rock, The Gipsy Kings, or sappy love songs, and enjoy them, as long as the melody is nice, the musicianship is good, I can dig it.

Sometimes my wife will say things like "are you sure you don't agree with what their saying?" While she and I both know better, I still wonder - what is it that has me so hooked? Is it just that I grew up listening to this kind of music, or is there more to it?

am i undercover?


"cut3m4l3" wrote:
well, i used to, tapi sekarang juga gak out of closet banget kok.

dulu emang gak ada yang tau klo gw suka cowok (well, gw Bi sih, masih agak napsu sama cewek), trus gw tau temen gw ada yg gay, gw cerita ke dia, soalnya dia emang lumayan deket sih sama gw.

pas di jakarta, dari salah satu situs gw mulai kenal2 dengan orang2 yg berorientasi sama, meskipun with or without pic itu juga udah mulai membuka diri ke orang laen loh...

dan dari situs itu gw nekat ketemuan orang, gak sembarang orang dong, yang gw anggap bisa jaga rahasia dan gak emberan aja, well, i choose the intelectual ones.

dan, as the result, i've got my self a bf, a nice guy whom i met from the net. susah loh nyari orang yg baek2 di net! based on experience sih... Nah, bf gw ini udah came out ke bbrp org, bahkan keluarganya udah tau, dan dia punya bbrp temen. Yang jelas klo gw jalan sama dia kemana gitu dan ketemu sama orang yg dia kenal, orang itu juga mungkin sudah ngira klo kita pacaran, padahal both of us look straight loh...

so, am i an undercover?

well.... YES to my familly and friends. and Not to my BF and his friends.


thanks.

-me-

gaya banci


Gun Licker wrote:
Lagi iseng aja sambil ngetes IM2 nih..kepikir aja apa sih sifat2 banci ya..yang uda kepikir sejauh ini adalah..:

1. Gaya bicara, jalan, gerak, cara pegang gelas atau apa aja..biasanya lebih kemayu dari cewe asli..hehe..tau ya apa sih yang ada di pikiran mereka..di gym..cara mereka bergerak aja uda so obvious...ada yang treadmill dengan speed cuma 3..tangan diangkat ke atas, badan diliuk2an..langkah kaki dibuat bersilangan seperti model yang berjalan di atas catwalk. terus kadang2..jari tangan direnggang2kan seperti penari Bali ataupun penari tarian merak dari
china. kalau ikut group exercise..biasanya..mata mereka nglirak nglirik ke mana2 seperti orang pamer..

2. Suka bergerombol..cekikikan tiba2 sehingga kadang2 bisa ngagetin seperti suara kuntilanak kesiangan...jarang deh ketemu banci yang suka menyendiri..biasanya mereka bersosialisasi, selalu berusaha menarik perhatian orang..

3. Cuek dengan lingkungan..masa bodoh apa kata dunia (ini semboyan banci lho..bukan dirjen pajak)..di gym..kadang trainer2 juga cengar cengir kalo liat banci yang lagi beraksi di gym..tapi mereka super cuek..ga peduli dengan reaksi sekelilingnya..yang penting mereka ngrasa uda puas mengekspresikan dirinya..ini adalah gue..masa bodoh apa kata elo..kira2 gitu kali semboyan mereka..

4. Dandan..nah..yang ini ada yang medok..ada juga yang sama sekali ga dandan tapi ya..dandy gitu deh..pakaiannyapun tergolong stylish dan kadang agak nyeleneh..out of touch dengan keadaan sekelilingnya deh..

5. Sama dengan kita2 inilah..suka dengan cowo yang ganteng..jantan..macho..ga ngondek..jarang kali ya ada banci yang juga tertarik dengan sesama banci juga..takut dituduh lesbian kali dipikirnya..

6. Protective..kalo ada cowo ganteng yang mereka taksir..jangan sampe deh ada yang berani deketin..mulai dari cakar, jambak sampe bogem mentahpun bisa mereka lontarkan.. maklum.. cuma jiwanya aja yang ngrasa seperti cewe sedangkan bentuk dan kekuatan fisiknya..sama dengan kita..cowo bok..

7. Cemburuan..ga tahan liat ada yang lebih menarik..hehe..cewe cakep adalah musuh utama mereka..maklum..mata cowo akan tertuju ke makhluk yang satu ini dibanding diarahkan ke mereka..ibarat kuda nil betina yang cemburuan..perahu sering digulingkan karena disangka saingannya.. :)

8. Curiga'an and ge-er..kalo ada cowo yang nglirik..padahal tuh cowo cuma mau memastikan bancinya ganas atau ga aja..eh..disangkanya naksir..

9. Competitive..kalo ada cowo cakep yang jelas2 uda milik orang lain..kalo bisa direbut..ya direbut..ibarat kata orang..sebelum janur kuning dinaikkan..masih ada waktu..buat banci..sebelum bendera kuning dikibarkan..masih bisa gue rebut..hehehe..kalo bendera kuning uda berkibar..ya..mereka uda ga bisa apa2 lagi deh..

10. Suka ngegym..nah lho..sorry lho..tidak semua yang suka ke gym adalah banci..cuma aja blakangan ini..banyak banget deh banci2 yang ngegym..motifnya mungkin untuk sekedar ngecengin cowo2 gym yang bodynya rata2 oh my God..karena keseringan ngegym and ngintilin cowo2 yang bener2 ngegym..secara ga sadar..(haha..mungkin aja sadar kok)..body mereka juga jadi muscular..jadi jangan heran yang kalo sekarang ini banyak banget deh banci2 yang bodynya kekar bak kontestan L-men..gue aja kalah dibanding mereka lho... gue pernah cerita hal ini ke temen gue yang straight..sekarang ini banyak banget lho banci2 yang kekar..lebih muscular dari cowo straight..temanku itu ampe terheran2..kok bisa ya??? mungkin di pikiran temanku itu..banci2 adalah pria2 yang berkelakuan seperti perempuan..halus tutur katanya..kemayu dan lain2. Karena temanku tuh jarang keluar ke tempat2 yang ada bancinya..dia mungkin uda ketinggalan berita..dunia sudah jauh berubah..banci2 tidak lagi hidup seperti di jaman siti nurbaya ataupun jaman kartini..banci2 sekarang sudah lebih berani...gue ini banci..lho mau apa??? nah..kira2 gitu deh semboyannya..hehehe..

Ga penting2 banget sih postingan ini..cuma lagi iseng aja dan kepikiran mau nulis apa..yang terlintas untuk sekarang ya topik ini...jangan tersinggung ya..ga ada maksud apa2 kok..cuma lagi iseng banget aja..

Jawaban kenapa aku gay



kalo ditanya kenapa aku bisa jadi Gay, jawabannya yang aku rasa paling tepat dan tentunya aku yakin bener juga adalah karena sikap hidup Mama yang super cerewet, super disiplin, plus caranya yang super ngatur dalam kehidupan rumah tangga. Nggak cuma aku dan adikku aja yang kehidupannya di atur oleh Mama, tapi kehidupan Papa akupun juga ikut di atur oleh Mama, sehingga ribut mulut antara Mama dan Papa udah terlalu sering aku lihat dan kesannyapun juga udah biasa sampai sekarang. Artinya aku itu nggak kaget banget kalo ngelihat Mama ngebentak Papa sampe sekarang ini.

Rasa tanggung jawab dan disiplin yang diajarkan Mama dalam kehidupan aku itu menurut aku ato orang lain yang ngelihat bisa dianggap sebagai suatu tindakan kekerasan yang rada kelewatan, ato mungkin istilahnya sekarang yang lebih tepat adalah child abuse, masalahnya nggak jarang mama aku itu mukul aku dengan gagang sapu, rotan ato sapu lidi yang membuat sekujur tubuhku jadi luka karena memar …..

tapi, yang perlu dimengerti adalah aku menerima semua hukuman dari mama tersebut karena akunya yang tidak disiplin, nakal, ato ngelakuin sesuatu tindakan yang udah sepatutnya dihukum, cuma mungkin hukuman yang aku terima itu kesannya sangat berat buat anak seumuran aku.

Jadi kalau aku ditanya apakah aku benci dengan mama aku saat ini? Jawabannya adalah TIDAK …….. karena aku sekarang menjadi orang sebagaimana aku ada dengan segala karakter ato kebiasaan hidup yang menurut aku baik adalah karena didikan mama, cuma mungkin sikap disiplin yang ditanamkan dalam kehidupan aku itu terlampau keras, sehingga akhirnya aku tumbuh menjadi seorang pria yang tidak bisa terbuka / dekat dengan seorang wanita, karena menurut pemikiran / kesan aku terhadap wanita itu adalah seorang diktator, cerewet dan selalu berusaha mengatur kehidupan sang pria menjadi seperti yang diinginkannya.

Setelah dewasa, akupun akhirnya sadar kalau aku menjadi seorang yang LEBIH SUKA menjalin hubungan dengan sesama jenis alias Gay karena aku nggak bisa bersikap terbuka dan menerima kehadiran seorang wanita dalam kehidupan aku. Aku katakan "lebih suka" karena aku sudah mencoba melakukan hubungan sex dengan wanita, dan ternyata aku bisa melakukannya, tapi aku tidak bisa berbagi perasaan aku bersama wanita seperti misalnya curhat, sayang, perhatian, mesra dan sebagainya seperti layaknya seorang pria straight mencurahkan kasih sayangnya kepada wanita yang dicintainya.

Sebelum aku tahu kenapa aku bisa menjadi Gay …….. aku sering menyalahkan diri sendiri, khususnya pemikiran yang ada dalam diri ini, kenapa ….kenapa dan kenapa?

Setelah aku tahu jawabannya kenapa aku bisa menjadi Gay, aku berusaha berdamai dengan diri aku sendiri, memaafkan lingkungan yang membuat aku menjadi Gay khususnya sikap mama dalam mendidik anak anaknya menjadi orang yang sukses dan berguna, serta mulai memotivasi hidup aku yang Gay ini untuk bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.

Yes, I am gay, so …….. what should I do for being a good Gay as a good people for other people! jadi orang yang berguna bagi orang lain juga khususnya bagi People Like Us ( PLU ), karena dalam hidup ini yang paling penting menurut aku adalah memikirkan BAGAIMANA HIDUP KITA SELANJUTNYA bukan memikirkan KENAPA AKU HARUS HIDUP SEPERTI INI.

Tuesday, August 26, 2008

korelasi materi dan bf


Dear all,

my sharing... kenapa ya banyak sekali orang mengkorelasikan cinta dengan materi ??? terus terang, aku sendiri amat bingung.. sekedar share aja... ada beberapa kali suka dengan orang , tapi secara materi, dia memang dibawah aku..., dan finally minta beli ini beli itu... padahal cuman berteman, belum lagi ML, belum jadian... serem sekali........dan pernah ada kenal dengan orang yang kerja gaji cuman 4 sekian juta., tapi pas pergi bareng (taraf PDKT)... ya ampun ... belinya minta barang yang cuman ada di Plasa indo alias branded banget...aku aja yang bisa beli berlusin-lusin tiap hari aja masih mikir-mikir buat apa ya beli barang tersebut, dan tipe orang seperti ini ada cukup banyak... jadi susah... sampe ada yang pernah minta mobil nissan xtrail ke aku... hebat gak... tanpa sungkan.. langsung todong.. pdhl baru kenal 2x ketemu...gara-gara ngintip saldo bankku saat aku ambil duit di ATM... sinting gk...dipikir cari uang gampang apa..

satu sisi..., pernah juga aku dikejar orang yang secara materi jauh diatasku...usia juga jauh diatasku beda 20 taon lebih, dan really THE HAVE.. belum-belum udah ajak makan yang sekali makan 5s.d6.5 juta.. gila gak... terus tiap sore... jam 4.30., mercy new s class nongkrong didepan officeku... sampe sekretarisku aja kaget kaget..... dijemput tiap sore ... padahal officeku ada di
BSD... dan kantor dia ada di sudirman.. kebayang gak jauhnya... tiap kali aku mesti sembunyi hahaha..., mobil dan sopirku selalu diumpetin , mobil di garasi belakang kantor.., supir di ruangan lantai 2..., .. cuman hindari dia... stress juga.... aku pribadi selalu nolak pemberian dia... sampe dia bingung .. biasanya orang lain gak pernah nolak, kenapa aku nolak... ya... kujawab... gak semua
orang mau materi..., ada yang benar-benar tulus bersahabat... dia gak percaya... dia banyak cerita ... yang intinya sama dengan aku... materi diatas segalanya...

so. ... friend...susah banget bagi aku saat ini nyari orang sesama gay... yang bener-bener mau berteman apa adanya... apalagi bf an... krn korelasi dengan materi memang masih mendominasi di hubungan sesama gay...........

thanks

salam
harry

Sunday, August 17, 2008

Perilaku Ryan: Kurang Kontrol Diri


Oleh Mochamad Widjanarko
Suara Merdeka

Lebih dari seminggu, harian ini memberitakan informasi mengenai tindak criminal Very Idam Hensyansah alias Ryan, pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi dari tindak brutal pelaku, keluarga perlaku serta korban-korbannya, termasuk juga prasangka orientasi seksual dan juga berita liputan kehidupan gay di Semarang. Hal ini membuat penulis merasa perlu untuk urun rembug menginformasikan perilaku Ryan berdasarkan kajian psikologi.

Di tempat penulis bekerja, dengan kolega staf pengajar atau mahasiswa, kasus ini menjadi bahan diskusi yang menarik dan actual, dari kenapa pelaku sampai melakukan kekerapan pembunuhan, motif tinfakan sampai pada kondisi lingkungan pelaku.

Dalam diskusi, kita bersepakat tidak membahas orientasi seksual pelaku karena berusaha memahami, dan berpikir kritis. Berkolerasi dengan hal ini, Ryan melakukan pembunuhan, mutilasi bukan dikarenakan orientasi seksualnya tetapi akibat dari kepribadiannya yang rapuh dan tidak sehat. Oleh Cleckey (1976) dikatakan sebagai gangguan kepribadian antisocial, seorang pesikopat yang melakukan kegiatan tanpa tujuan, tidak memiliki perasaan gundah dan rasa malu, merasa tidak melakukan kejahatan.

Psikologi Kriminologi

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu control diri. Kontrol diri mengakibatkan tiga hal.

Pertama, memilih dengan sehaja. Kedua, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan, satu perilaku menawarkan kepuasan dengan segera. Sedangkan perilaku yang lain menawarkan ganjaran jangka panjang. Ketiga, menanipulasi stimulus agar satu perilaku yang lain lebih mungkin dilakukan (Skinner dalam Calhoun dan Acocella, 1990).

Dalam situasi yang sulit, seseorang dihadapkan untuk cepat membuat keputusan, reaksi apa yang harus dilakukannya terhadap keadaan yang dihadapinya. Pola pikir juga ikut berpengaruh. Apa yang menurut seseorang dianggap melewati batas-batas kewajaran, bias saja menurut pola piker orang lain memang dibutuhkan. Hal-hal tersebut menyebabkan kesalahan seorang individu dalam memutuskan perilaku dalam menghadapi suatu situasi tertentu, sehingga mengakibatkan terjadinta indakan brutal (Bornstein, 1993).

Selain itu, kondisi yang melatarbelakangi suatu tindakan brutal oleh seseorang juga mempengaruhi penilaian tentang batas kewajaran tersebut. Asumsi penulis, bisa jadi Ryan yang tidak jelas memiliki pekerjaan ini melakukan tindakan pembunuhan dengan alas an keinginan menguasai harta, barang korban untuk bersenang-senang, hedonis kemudian memutilasi dikarenakan ada rasa kekhawatiran terbongkar kejahatannya.

Alasan pelaku dikarenakan “pacar”nya mau dipakai korban merupakan rasionalisasi yang sangat subyektif dan mengaburkan alas an sebenarnya. Tindakan brutal dilakukan setelah tidak adanya control diri yang wajar.

Sebagai slaah satu sifat kepribadian, control diri pada satu individu dengan yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri tinggi dan ada yang rendah. Mereka yang memiliki kontrol diri tinggi mamapu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku, membawa kepada konsekuensi positif.

Oleh karenanya kontrol diri berupa kemampuan mendapatkan konsekuensi positif juga untuk mengatasi konsekuensi negative. Sesorang yang mempunyai kontroil diri yang tinggi akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya begitu sebaliknya.

Seseorang yang mengalami impulsivitas atau memiliki kecenderungan tidak sabaran, mencari keuntungan langsung. Terpecah perhatiannya dan bertindak tanpa berpikir, cenderung mengalami kebingungan dalam menentukan suatu pilihan, baik dalam memilih pekerjaan, pasangan hidup atau kepastian hidup.

Farrington (1998) menyatakan, orang impulsive adalah mereka yang kekurangan penghambat internal. Umumnya terkait dengan kesadaran mengenai benar-salahnya suatu perilaku, sehingga seseorang harus memiliki self-control dan impulsity, yautu kemampuan menunda, mengubah, atau menghentikan suatu respon negative. Asumsinya, para criminal termasuk juga orang dengan kepribadian psikopatik seperti Ryan biasanya penganut gaya hidup antisocial dan kanak-kanak agresif dan diasumsikan berkemampuan rendah mengontrol impulse.

Perilaku Ryan melakukan tindak kejahatan yang sistematis, rapi, dan tersembunyi. Oleh Sellin, 1987 digulirkan factor-faktor timbulnya kejahatan yang tersembunyi (the hidden crimes).
Pertama kejahatan tersebut pada hakikatnya bersifat pribadi (secret deviance). Acap kali pelaku dengan sungguh-sungguh merahasiakan perbuatannya, sehingga sukar untuk diketahui orang lain.

Kedua, pihak yang dirugikan tidak inigin kejahatan diketahui orang lain atau pihak berwajib.

Ketiga, rasa tidak senang melaporkan kejadian kejahatan kepada pihak yang berwajib, karena keenggaanan menjadi saksi dan bahkan dicurigai oleh pihak yang berwajib, bahwa dirinya terlibat perbuatan jahat tersebut.

Keempat, adanya pendapat umum tidak menyukai diperlakukannya aturan-aturan hukum tertentu.

Kelima, berbagai kejahatan yang pada hakikatnya memang berat untuk dilaporkan oleh pelanggarnya sendiri misalnya kasus korupsi.

Keenam, adanya kondisi kesadaran pelaporan yang tidak stabil atau konstan, sehingga partisipasi pelaporan oleh masyarakat naik turun.

Ketujuh, dari pihak korban terhadap keenganan melaporkan kejahatan yang menimpa mereka karena merasa malu, takut ancaman, balas dendam dari pelaku atau adanya hubungan social khusus dengan pelaku seperti masih saudara, kekasih.
Kontrol Sosial

Perilaku Ryan dengan melakukan pembunuhan berantai dan mutilasi, secara hokum adalah perbuatan salah dan berat hukumannya, tetapi secara sodial tidak bias begitu saja disandang ke pelaku. COba kita lihat dan berpikir, berkontemplasi 15 menit dengan menembus batas fisik dan wadah berintrospeksi ke perilaku kita, interaksi ke pasangan, saudara, anak-anak, orang tua, teman kerja, atau tetangga. Kita akan dapat “energy” baru berupa kesadaran bahwa tatanan kondisi social masyarakat banyak berubah. Bisa jadi kehidupan mulai mengarah pada individualis, anti social, dengan tetangga tidak kenal, tidak lagi saling bantu membantu, memusnahkan empati kita. Kondisi-kondisi ini secara tidak langsung juga memiliki andil dalam terwujudnya perilaku Ryan.

Kasus Ryan hanyalah merupakan salah satu dari pncak gunung es, di sekeliling masih ada Ryan-Ryan yang lain. Individu berperilaku antisocial, autistic memikirkan keperntingannya sendiri, sulit untuk mengatakan maaf jika melakukan kesalahan dan merasa paling benar sendiri.
Oleh karenanya, perlu dimunculkan inisiasi-inisiasi berkomunikasi yang efektif dengan keluarga, berinteraksi kepada tetangga serta melakukan tindakan empatis terhadap sesama. Hal ini sebetulnya bias dilakukan olerh semua orang dengan tidak lagi mengenal batas jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama, apalagi orientasi seksual, artinya semua orang bias jika ada keinginan untuk memulai melakukan, demi kesehatan jiwa social kita. (13)

*Mochamad Widjanarko, staf pengajar di fakultas psikologi Universitas Muria Kudus. Peneliti Sosial

Menjernihkan air keruh


barudak kasep wrote:
dikutip dari kompas
http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/09/ 01204516/ ryan.dan. kita

untunglah ada yg mau susah susah nulis ttg ryan dan gay

Menjernihkan air keruh
Ada begitu banyak gay yang melatih kebugaran tubuh, tetapi banyak di antara mereka tidak membunuh. Jadi, latihan kebugaran tubuh semata bukan penyebab pembunuhan. Ada banyak gay yang cemburu pada pacarnya, tetapi banyak gay pencemburu masih menghargai kehidupan. Jadi, kecemburuan semata bukan penyebab pembunuhan.

Apa yang dilakukan Ryan adalah cermin gejolak kejiwaan yang kompleks, yang mencerminkan dinamika internal kejiwaannya dan pengalaman sosial yang traumatis. Dinamika internal yang dimaksud di sini adalah gejolak subyektif Ryan; sementara interaksi traumatis adalah hubungan sosial Ryan dengan orang-orang penting dalam hidupnya (significant others) yang menyisakan pengalaman pahit.

Filsuf Perancis, Paul Ricoeur, pernah mengemukakan, setiap orang memiliki rasa keadilan (sens de la justice). Perasaan pribadi inilah yang membuat kita mendambakan keadilan. Buah dari keadilan itu adalah kedamaian yang dicapai lewat rute panjang di mana kita harus belajar menghargai diri sendiri (self-esteem) sambil menerima penghargaan dari orang lain (self-respect) .

Dalam interaksi sosial, aliran rasa keadilan itu bisa terhambat. Apa yang dianggap adil oleh satu orang bisa dipaksakan kepada orang lain. Dengan demikian, suara keadilan dari orang lain diabaikan dan egoisme menjadi dominan. Efeknya, hak-hak orang lain dicederai sehingga
terjadi transgression (pelanggaran hak). Dari situ menetas aneka kejahatan, seperti dilakukan Ryan.

Ada satu kasus. Seorang transjender pernah berkeluh kesah pada saya tentang bagaimana orang-orang di sekitarnya tidak memahami dirinya. Ia mengaku sering ditolak, dicemooh, dan diasingkan dalam pergaulan sosial. Di akhir keluh kesahnya itu, ia berkata, "Saya ingin membunuh mereka semua". Meski tidak sepakat, saya bisa memahami letupan emosional itu.

Saya percaya, setiap orang bisa mengalirkan kebaikan dalam iklim cinta (love) dan perhatian (caring). Tanpa kehadiran dua kekuatan ini, kebaikan ditenggelamkan oleh kebencian. Bila kebencian telanjur dominan, cinta harus kembali dihidupkan. Ini disebut homeostasis, yaitu upaya menciptakan keseimbangan yang sehat. Situasi sosial berperan besar membantunya.

ryan dan segala kesalahan pandangan


barudak kasep wrote:
bodoh benar semua tulisan tulisan ttg gay setelah kasus ryan :
1. gay selalu berpasangan dan pencemburu

gimana mau cemburu. banyakan gay ato biseks kan ganti ganti pasangan. mungkin cuma kurang dari 5% gay yg bener bener setia sama pasangan dan ga pernah selingkuh. sisanya tanpa pasangan alias banyakan ganti ganti partner sex doang. makanya banyak pertanyaan apakah mungkin ada cinta di dunia gay...jawabnya mungkin tapi kecil sekali. krn gay penuh tekanan sosial..cuma gay yg kuat mental aja yg sanggup terang terangan berpasangan. .open ke keluarga dan lingkungan. sisanya undercover mungkin hampir 95%. bener ga

2. gay selalu top dan bot..
ini juga pendapat yg bodoh..sampe temen temenku pada heran..gimana sih gay kok bisa ganti ganti sebentar jadi top sebentar jadi bot. hei..klo ga pernah masuk dunia gay mending ga usah komen. banyak kok gay yg akhirnya ga milih jadi top atopun bot. meskipun banyak top
mempromosikan nikmatnya jadi bot..tapi tentu banyak bot yg selalu di hantui HIV sehingga memilih tdak jadi top atopun bot. dan dgn pilihan itu mereka bisa jadi gay dan enak juga kok .
3. gay sadis..?

hahh...gw ga tahu alasan utk menolak anggapan ini. apa pasangan cewe-cowo ga ada yg sadis. ada cowo yg bunuh cewe krn cemburu, siram air keras, dll...
4. gay menular..?

bener ga sih. kalo sekali ngerasain enaknya jadi gay bakal ketularan. hah..selama dia emang kuat straightnya gw rasa ga bakal gay gay banget. banyak temen gw yg bisek akhir nya mereka ga gitu gila seks ama cowo..meskipun tdk berarti mereka pindah ke cewe. mungkin meerka udah masuk ke fase hidup yg menganggap sex bukan hal utama lagi. masa masa pencarian jti diri sex ssudah selesai

Thursday, August 7, 2008

Intelligent design? Not so intelligent.

I hate the words "intelligent design"- it's a lie, and an affront to all things scientific and/or intelligent. How much intelligence could be in the design of cancer, toothaches, headaches, or organs like the appendix and tonsils that only get infections and cause grief. What about the notoriously fragile human spine, or the pelvis that makes it harder, and more painful for humans to give birth than any other species. And what possible reason could there be for halitosis, acne or flatulence? Tailbones, male nipples, I could go on...

Intelligent Design can't answer any of these questions, evolution and natural selection does.

Creationists are at best ignorant, otherwise they are lying scum of the earth

about manjam


bill wrote...
hi guys....
cmn mo share nih soal info manjam,sekaligus warning aj.

hr ini,temen2 kantor gua pd kasak kusuk lait monitor masing2.Entah ada apa tp gua merasa ditatap penuh curiga dr cewe2 perawan tua ini.mereka tuh biang gossip di kantor gua,dan penjilat abadi. temen2 kantor gua ini,tau siapa temen2 akrab gua.dan yg paling akrab adalah 2 teman SMA gua,satu gua kenal dr SMP dan satunya lagi gua kenal wkt SMU.

Persahabatan gua bertiga dimuali dr SMA,dan setelah kita udah pd kerja,ga lama kemudian gua tau kl mereka ternyata gay. as for me,gua pertama cuman penasaran krn sering hang out dgn
mereka,tp lama2 gua jg jd ikutan suka liat yg namanya pria2 tampan. so,kita masing2 punya ID manjam.sebuah situs utk mencari teman sejenis.

Dan berkat situs ini pula gua bertemu dgn bf gua sekarang,dan seorang teman akrab yg kalian udah tau lewat beberapa postingan gua belakangan.( gara2 postingan ini pula temen gua jd ditanyain macem2 hahahahaha,tenang guys gua berdua masih temanan dan belom pernah
ketemuan!)

Teman2 kantor gua udah tau kl kita bertiga akrab,dan kita bertiga ini udah seperti saudara kandung and we are an underground gay and bisexsual.Kesibukan dan bisik2 para wanita2 itu jd perhatian gua akhirnya.Dan ternyata,salah seorang dr mereka message gua lwt
YM.Walhasil gua shock dgn pertanyaan yg dilontarkan. Wanita itu bertanya apakah teman gua(sebut saja si A)itu gay.gua tanya bali,apa alsannya? dan kemudian dia mempostingkan sebuah alamat situs profile manjam ke chatbox gua.Sadar akan apa yg bakalan gua lihat,gua langsung login ke ID manjam gua dan saat itu juga gua hapus account gua.gua juga login
pake account BF gua dan hapus accountnya dia juga.

Ternyata yg terpampang dr link yg diberikan adalah,profile dari BF nya si A.disitu dgn jelas si A menyatakan betapa dia berterima kasih pd Tuhan krn sudah menemukan sang kekasih di box "comments" sang BF.

Gua speechless.. .dan mengaku ke teman2 ktr gua kalo gua tidak tahu menahu soal ini.

Gua beruntung krn si wanita ini ga bakal ngadu ke empunya tp gua jg ga bisa menjamin kl dia ga bakalan nyebarin.Buktinya bbrp temen ktr gua spt sudah tau apa yg terjadi,dan wanita ini cukup terkenal krn suka menyebarkan website2 yg baginya bagus utk jd bahan gosip dia.(termasuk
buka2 foto2 friendster gua dan tmn2 gua trus dipamerin ke anak2 ktr).

Dia mengaku bahwa situs manjam itu dia ketahui krn sudah bnyk khalayak ramai yg tau mengenai situs ini baik pria maupun wanita,straight maupun gay.Dan situs manjam sering disebut2 lantaran munculnya kasus Ryan dan pemeriksaan dr aparat dgn hal2 yg berhubungan dgn kasus tersebut baik itu situs manjam sendiri,pemeriksaan di bbrp gay club yg
pernah dikunjungi Ryan,dsb.

Teman kantor gua ini,hanya sekedar iseng buka situs manjam.Dan yg terpampang biasanya adalah org2 yg online ataupun random profile.Dan secara kebetulan profile BF si A terpampang di halam depan situs ini.Teman kantor gua ini juga mengaku bahwa dia dan temanny2 sudah
lebih dr 1 minggu membuka situs ini dan melakukan browsing2 profile.dan mereka mencari2 profile teman laki2 mereka maupun kerabat terkait mereka disini.

Guys,please be more carefull karena situs manjam ini sekarang sudah tidak aman utk para gay discreet.... buat yg sudah open mungkin ini ga masalah,tapi kasian untuk yg masih undercover.
Gua dan bf sudah menghapus account kita dr manjam,dan menyampaikan kekurangan yg dimiliki oleh situs tsb.Mudah2an aj,kedepannya situs ini akan lebih bisa menjamin keamanan identitas para undies.

Untuk situs2 lain,gua msh belom ada kabar.Please untuk para binan yg punya Fag ag(perempuan, sahabat karib kaum gay yg bisa diajak hangout ke tmpt2 gay),jgn membocorkan semua tentang dunia kita ke mereka.Karena ini juga menyangkut org banyak.Punya Fag Hag ga dilarang tp lebih hati2 aja untuk mengantisipasi hal2 yg tidak diinginkan kedepannya.Mudah2an aj,para Fag Hag itu belum menyentuh milis ini hiks...bisa makin gila deh gua nantinya huhuhuhuhu

So,untuk teman2....ga ada salahnya untuk lebih berhati2 mengingat kehidupan kaum gay lagi terangkat ke permukaan dlm bbrp minggu ini.

Once again,be carefull,be safe and be gay....
hehehehe

BILL

Joki Three In One Diincar Kaum Gay


JAKARTA (Pos Kota) – Pratik penyimpangan seks sesama lelaki bukan cuma dijumpai di kalangan usia dewasa tapi sudah merambah kalangan remaja. Sebagian di antaranya dari kelurga miskin.
Remaja keluarga miskin itu di antara menjadi joki 3 in 1 (three in one) dan anak jalanan (anjal). Boleh dibilang, remaja tersebut cuma menjadi korban pelampiasan nafsu pria dewasa sebagai gay.

Banyak kasus remaja jalanan telanjur menjadi korban gay dewasa. Komunitas anak telantar ini antara lain dapat ditemui di kawasan Stasiun dan Terminal Bis Senen, Gambir, Kalideres, Lapangan Banteng, Kawasan Wisata Jalan Jaksa, dan lainnya. Begitu pula remaja yang menjadi joki three in one (JTO) ditemukan di pangkalan mereka sekitar jalan menuju kawan pembatasan penumpang mobil pribadi minimal tiga orang atau three in one, termasuk di sekitar kawasan
Monas, Blok M, Ketapang, Jl. Samanhudi, Senayan, Dukuh Atas dan lokasi lainnya.

Remaja yang jadi joki ini terlihat sejak Pk. 07:00-10:00 pada pagi hari serta Pk. 16:30-19:00. Sebagian di antara mereka menjadi sasaran empuk kalangan gay. Beralasan menghindari razia polisi, gay doyan ngesek dengan remaja pria itu sengaja mencari yang berbadan macho untuk ikut mobilnya. Tujuannya, tentu saja hotel atau motel yang bisa dipakai untuk kencan.

Tidak semua joki mengidap homoseks, karena banyak juga yang menolak ajakan mesum pria bermobil. Tapi ada sejumlah joki yang menyanggupi permintaan mereka dengan alasan ekonomi.

Jika sudah cocok, si joki itu biasanya sering diajak kencan dengan janji bertemu lagi di suatu tempat. Mereka juga mengenalkan sang joki kepada rekan-rekan sesama gay.

Roy, remaja berwajah ganteng, kulit putih bersih itu, kemarin, mengaku pernah diajak gay untuk berkencan. Semula pemuda itu sempat menolak ajakan seorang gay ketika mangkal di sekitar Monas, Jakarta Pusat. Ia dijanjikan dapat bayaran besar, akhirnya setuju diajak
kencan.

"Saya sempat kaget ketika diajak main sama om-om itu, tapi karena saya butuh uang, saya maulah," kata Roy.
Dirinya mengaku berlanjut melayani permintaan sejumlah gay dan setiap kali berhubungan mendapat imbalan antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. "Itu tergantung kitanya bisa memuaskan atau tidak. Jika dia puas, dia memberi uang lebih dan akan mengajak kita lagi,"
ungkapnya.

DIANCAM BUNUH

Lain lagi dengan Iwan, remaja belasan tahun yang menjadi joki dan mangkal di Jalan Pakubuwono VI, Kebayoran Baru, mengaku pernah dipaksa untuk melayani om-om yang memiliki kelainan seks. Ia sempat diancam akan dibunuh jika menolak.
"Karena takut ancaman pelaku, akhirnya saya terpaksa melayani," kata Iwan.

Kalangan gay memilih-milih remaja joki yang menjadi sasarannya. Setelah masuk ke dalam mobil, mereka mengajak ngobrol yang menjurus ke hubungan sejenis. Jika joki itu mau diajak bicara lebih jauh, bertanda sudah masuk dalam perangkapnya. Tentu saja iming-iming uang
besar dilancarkan guna memuluskan niatnya.

Lain halnya dengan Rahman, remaja joki yang biasa mengkal di sekitar Persimpangan Slipi menjelaskan, dirinya pernah ditawari seorang om-om kencan di hotel berbintang. "Emangnya saya cowok apaan, mau diajak gituan," katanya.

Mencuatnya gejala tersebut, Polda Metro Jaya kini mengincar sekitar 40 tempat yang menjadi lokasi pertemuan kaum gay ibukota dari lapisan bawah hingga atas. Ini dilakukan sekaligus untuk kepentingan penyelidikan dan identifikasi pasca terbongkarnya kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh penjagal dari Jombang, Very Idam Henyansyah alias Ryan, 30, serta tewasnya karyawan Bank Mandiri, Ari, 49, di Apartemen Taman Rasuna, Jakarta Selatan.

Pengakuan dari kelompok gay diungkap Dion, 29. "Tidak semuanya gay berpikiran seperti Ryan. Kami juga bisa baik seperti manusia normal lainnya," katanya dijumpai di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

ANJAL JADI `KUCING' GAY

Kalangan anjal yang mengenal dunia gay umumnya disodomi secara paksa. Andi, 16, satu remaja kemayu (genit), mantan anjal yang kini menjadi 'kucing' atau pelayan seks kaum gay di sejumlah tempat hiburan Jakarta.

"Awalnya pantat terasa sakit sekali, tapi lama-lama biasa saja," ujar Andi mengenang pengalaman pertama disodomi preman di kawasan Stasiun KA Gambir, beberapa tahun lalu.

Dia kini sering mangkal di kawasan Jalan Jaksa, Jakpus, maupun tempat hiburan malam di sekitar Matraman.

Remaja berkuli putih yang dulunya tampak sebagai anak lelaki normal, kini gerak-geriknya menjadi lembut dan genit. Meski cuma mengenyam pendidikan sampai kelas lima SD, remaja asal Bogor, Jawa Barat ini lumayan fasih berbahasa Inggris. Sejak sering di-booking bule, anak broken-home ini telah meninggalkan matapencarian sebagai tukang semir sepatu.

Menurutnya, banyak teman sesama anjal disodomi preman pada tengah malam. Awalnya, mereka diajak 'ngelem' (mabuk dengan cara menghirup lem), setelah itu dipaksa melayani nafsu bejatnya.

"Beberapa tahun lalu, kami hidup menggelandang berlima. Semuanya pernah mengalami seperti itu, tapi sekarang saya tidak tahu lagi bagaimana nasib teman-teman, " paparnya.

Sunday, August 3, 2008

Of convert's and BT's

I always wondered what it is that Ba'alei Teshuvah (BT's) see, that I don't see. What do all those people cutting their pony tails off, and putting on Kipa's for Amnon Yitzchak hear that was so convincing? I'd listen to hours and hours of tapes, read books, and talk to countless people, but all I got was fluff, I remember thinking - "he wouldn't get me with that".

My favorite example is when I asked a close relative who became a BT at 18, what was it that made him leave his home and change his entire life, seemingly giving up a promising future, his answer was - "I watched The Fiddler on the Roof". That's it?! I was shocked! Here's a smart guy, who could have gone to college, and gone on to be anything he wanted. Instead he went to Yeshiva, got married, and became one of the many shlubs just barely making a living, and looking like they just immigrated from 1800's Europe, and all that because he watched a corny movie? (my retort to that was "I watched Big Love, and it didn't make me want to become a Mormon")

Another person I know, was on his way to becoming a Catholic priest, and (the story goes) the night before he was to graduate from seminary and be confirmed as a priest, he climbed out the window, ran to a Yeshiva and never looked back.

I have a little theory going, and I've recently discovered some others agreeing with it. I think the big Ba'al Teshuvah movement (makes me think of "bowel movement", but that's just cruel) of the sixty's and seventy's, was fueled by drugs and the counter culture of the time. People ran off to Ohr Someach in Jerusalem, for the same reason others ran to Ashrams in India, or hippie communes in San Fransisco. It was more about (the illusion of) the Shabbos table, or the tight-nit community, than a "seeing of the light", or a serious debate about belief.

Before they know it, it's thirty years later and they have a family, an entire life built, and whether they still feel the way they did years earlier or not, their stuck. Now they have to justify their actions to themselves and to others, so they bash the "outside world", mock science and lie to themselves. I'm sure some of them are sincere and believe in what they're doing, they've taken the bait hook, line and sinker, but many of them know better, they just don't see a way out.

There have been instances of BT's going back to their old lives, even with entire families, but those stories are and few in between, Why? Because as I can attest, it's not easy to uproot your family and make a huge life altering change like that, especially when the kids are old enough to understand what's going on.

Speaking of BT's, I would like to add my own take on Chabad and their Kiruv work. I have no problem with Mitzvah Tanks, or Tefillin Stations, but in my [humble] opinion, where Chabad went wrong was, first of all they went Rebbe-crazy. Everything is about the Rebbe, the Rebbe this, the Rebbe that, it's all about the Rebbe instead of about God and Judaism, in fact they worship him so much it's hard to distinguish between Meshichistim and Christians.

Secondly, instead of bringing their new recruits up to their level, they lowered their own standards in order to better suit the modern society they are trying to reach out to. The result was, instead of Lubavitch becoming a huge Chassidik group on par with Satmar, or Gur, they separated themselves from the mainstream Chassidim and became their own quasi religion. I've said this before to Lubabs and they get very defensive, but it's true, their standards, in Tznius for example, are not even in the same league as those of mainstream Chassidism. Much like Democrats, who strive to make everybody equally poor - unlike Republicans who want to make every body equally rich - (neither are unsuccessful), they've lowered themselves to the level of the people they were supposed to be raising up. But enough about that.

That's my theory, what do you think?

Friday, August 1, 2008

homoseksual di pikiran rakyat

Hari ini, hasil wawancaraku dengan Pikiran Rakyat dimuat. Tapi kok berasa beda yah dengan aku omongin:

Pendapat Mereka

Motif Ekonomi
Tendi Naim, Pemerhati Masalah Sosial

Tidak ada hubungan antara agresivitas yang dilakukan Ryan dengan orientasi seksualnya. Tidak bisa hanya dengan kasus ini, kemudian terjadi labeling terhadap kaum gay. Kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun, entah dia gay atau bukan. Lagi pula, dalam kasus Ryan korban tidak hanya pria melainkan juga perempuan yang hartanya dirampas Ryan. Artinya, motif ekonomi lebih kuat dari pada motif cemburu. Harus ada analisis dari berbagai sudut pandang untuk mengungkap kasus Ryan.**

Gambaran Psikopat
Lydia Nur Esther, Psikiater

Ryan adalah gambaran seorang psikopat. Penampilan Ryan yang terkesan orang baik dan menyenangkan merupakan wujud psikopat sejati. Psikopat yang terampil adalah orang yang dapat menyembunyikan identitas aslinya. Dari luar mereka berpenampilan baik, namun di dalamnya mereka menyimpan hasrat besar untuk menyakiti. Oleh karena itu, masyarakat akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi tipikal manusia yang bersifat psikopat. Karena, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan kepribadian seperti Ryan adalah dengan melihat masa lalunya.**

Lebih Cemburu
Bram, Homoseksual

Orang yang menyukai sesama jenis memang memiliki kecenderungan, untuk bersikap berlebihan dalam urusan percintaan. Sikap posesif dan cemburu yang besar, selalu muncul tatkala ada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan pasangan homoseksual. Oleh karena itu, seorang homoseksual harus mulai berani menunjukkan diri agar bisa senantiasa menjaga diri. (Agustin Santriana/Deti Yektiningsih)***

Penulis:
soal selalu muncul tatkala ada orang ketiga.. hummm perasaan ga ngomong itu deh. yea yeah...

Saturday, July 26, 2008

Crime of Passion, Kekejian Dibalik Pembunuhan


Lebih dari separuh kasus pembunuhan yang melibatkan kaum homoseksual, dimutilasi. Pelaku umumnya menusuk korban lebih dari 10 kali tikaman. Kasus dilakukan secara spontan, terkait pasangan seks dan dilakukan secara spontan. Apakah ini menunjukkan, perilaku sosial kaum homoseksual lebih kejam dari perilaku masyarakat heteroseksual?

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro, Komisaris Besar Carlo Brix Tewu, Rabu (16/7) malam, mengatakan, lebih dari separuh kasus pembunuhan yang melibatkan homoseks, berakhir dengan mutilasi. Kasus umumnya dilakukan secara spontan dan terkait dengan persoalan pasangan seks. Angkanya saya punya, tetapi tidak di tangan saya sekarang. Jadi saya sebut saja, lebih dari separuh berakhir mutilasi, tuturnya.

Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan, Ajun Komisaris Besar Fadhil Imran menambahkan, Kamis (16/7) siang, korban sekurangnya ditikam dalam 10 kali tikaman. Korban tewas Heri Santoso (40) misalnya, ia ditikam tersangka Ryan (Verry Idham Henyaksyah, 30) dengan sebelas kali tikaman. Juga pelaku dewasa dalam kasus sodomi anak-anak di bawah lima tahun yang pernah saya tangani. Tersangka, tega menikam korbannya yang masih kecil dengan 10 kali tikaman, hanya karena si anak yang sudah lama disodomi, hari itu menolak disodomi,papar Fadhil.

Pelaku seolah ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia benar-benar marah, lanjutnya. Menurut Fadhil, dalam kasus pembunuhan yang dilakukan masyarakat heteroseksual, pelaku cukup menikam korban sekali dua kali saja, tanpa atau dengan mutilasi.

Heri dibunuh Ryan di kamar 309A, Blok C Margonda Garden Residence, Depok, Jum’at (11/7) pukul 20.00. Ryan membunuh Heri setelah Heri menawar Noval (Novel Andrias) pacar Ryan. Ryan tersinggung. Heri ditikam dengan 11 kali tikaman. Mayatnya dipotong tujuh bagian, disimpan dalam travel bag, koper, dan sebuah tas plastik, lalu di buang ke dua lokasi di tepi Jalan Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7) subuh.


Crime of Passion

Prof Dr Marjono Reksodipuro, mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), yang dihubungi Kamis (17/7) mengatakan, identifikasi kasus dan pelaku yang disampaikan Carlo dan Fadhil belum menunjukkan kaum homoseksual lebih kejam dari masyarakat yang heteroseksual. Terkesan menjadi lebih kejam karena umumnya, kalangan homoseks meledak dalam basis crime of passion dengan latar belakang yang sama, soal pasangan seks.

Marjono mengatakan, basis kejahatan masyarakat heteroseksual lebih beragam dan latar belakang atau motifnya pun bermacam-macam. Itu sebabnya, prosentase rangkaian kejahatan keji yang dilakukan masyarakat heteroseksal, lebih kecil berbanding total kejahatan yang mereka lakukan.
Kejahatan homoseks yang muncul ke publik hanya rangkaian kejahatan keji, yang nyaris melulu menyangkut pasangan seks. Timbul kemudian citra, kaum homoseks itu umumnya keji.

Padahal, kekejian itu hanya sebatas menyangkut persoalan pasangan seks, kilah Marjono. Menurut dia, Crime of passion adalah ledakan kemarahan yang membabi buta karena merasa terhina, dan cemburu, yang membuat pelaku membunuh atau menganiaya berat. Biasanya berlangsung secara spontan, tidak terorganisir dan terencana. Oleh karena itu, para pelaku umumnya terjerat pasal 338 atau 339 KUHAP, tambah Kriminolog UI, Prof Dr Adrianus Meliala yang dihubungi terpisah.

Pada kaum homoseksual, lanjut Kriminolog UI lainnya, Prof Dr Ronny Niti Baskoro, crime of passion bisa dipicu unsur lain, yaitu unsur ketakutan kehilangan peran karena pasangannya terancam hilang. Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Prof Dr Sarlito Wirawan, Adrianus, dan Marjono mengakui, rendahnya populasi kaum homoseksual menyebabkan kalangan ini mudah mengalami distres, mudah panik. Crime of passion diantara homoseks terjadi lebih keras karena berlangsung di antara para pria.

Menurut mereka, asmara yang tumbuh di antara mereka adalah cinta Platonis, mencinta untuk menguasai dengan pendekatan, looose-loose solution, dan bukan win-win solution. Dengan kata lain, dalam kasus-kasus perebutan, perselingkuhan dan pertengkaran asmara, kaum homoseks umumnya berprinsip, Kalau saya tidak dapat, makan kamu pun tidak akan mendapat dia. Interaksi berlangsung agresif saling menghancurkan,ungkap Sarlito.

Peran permanen

Menurut dia dan Adrianus, dalam menjalin asmara, kaum homoseks tidak mengenal konsep belahan jiwa. Mereka hanya mengenal konsep pembagian peran yang permanen antara perempuan dan pria . Peran tersebut mereka jalankan sampai mereka ajal.

Fungsi-fungsi dalam organ tubuh pria dan perempuan tidak penting bagi mereka. Yang mereka utamakan pembagian peran pria dan perempuan. Itu bedanya homoseks dengan waria. Waria adalah pria yang ingin menjadi perempuan dengan mengubah keadaan tubuhnya. Dari tubuh pria, menjadi tubuh yang mirip perempuan. Dia lantas membesarkan dada menjadi payudara, dan mengubah alat kelaminnya.

Sepengamatan Fadhil, di kalangan kaum homoseksual, peran itu cukup ditandai dengan ada tidaknya bulu-bulu di sekitar genital mereka. Yang berperan perempuan mencukur habis bulu-bulu mereka, sedang yang berperan pria tidak. Saya melihat itu pada jenazah mereka. Yang berperan perempuan melakukan oral, sedang yang berperan pria melakukan sodomi,ungkapnya. Fadhil sependapat dengan Sarlito dan Adrianus, pembagian peran itu bersifat permanen.

Saya mendapatkan pengakuan itu ketika menyidik para tersangka pembunuh yang homoseks,ucapnya. Kepada wartawan, tersangka Ryan pun mengaku, sudah lima tahun ia mengenal dekat Heri. Tetapi selama itu, keduanya tidak berhubungan intim karena keduanya berperan sebagai perempuan.

Pembagian peran ini kata Adrianus dan Sarlito, menentukan eksistensi setiap homoseks. Jika salah seorang dari pasangan homoseks hilang (lari, selingkuh, kembali menjadi pria sesuai fungsi tubuhnya, atau meninggal), maka homoseks lainnya mengalami krisis peran, krisis eksistensi. Itulah yang membuat tersangka Ryan memutilasi Heri. Ryan tidak ragu menghabisi Heri karena Ryan merasa perannya sebagai perempuan terancam oleh ucapan Heri.

Sarlito mengatakan, sebagai kelompok minoritas yang terus merasa terancam, kaum homoseks bisa cepat mengatasi berbagai persoalan eksternal mereka karena ada perasaan senasib yang harus mereka tanggung bersama. Oleh karena itu, jarang muncul kejahatan yang melibatkan homoseks karena motif ekonomi, atau motif eksternal lainnya. Tapi begitu menyangkut persoalan internal seperti persoalan peran tadi, mereka akan bersikap loose-loose,tutur Adrianus.

Lebih keji

Kriminolog UI lainnya, Prof Dr Ronny Niti Baskoro, mengutip sejumlah hasil riset internasional mengakui, kaum homoseks lebih keji ketika meledak ketimbang kaum lesbian. Bukan hanya karena yang satu pria dan yang lain perempuan, tetapi juga karena pasangan homoseks lebih terbuka, lebih loyal dan setia, serta berbasis pada kasih sayang pasangan ketimbang kebutuhan seksual mereka. Bisa dimaklumi bila kemarahan mereka menjadi seperti amuk bila dikhianati pasangannya, atau pasangannya direndahkan, paparnya.

Kaum lesbian umumnya, lanjut Ronny, berbanding sebaliknya. Mereka lebih sebagai pasangan yang tertutup, lebih mengutamakan kepuasan seksual ketimbang kesetiaan, dan lebih mudah kembali menjadi perempuan sesuai organ tubuhnya, atau kembali lagi menjadi lesbian ketika menemukan pasangan yang cocok.

Karena sifat komunitasnya itu, kaum lesbian lebih mudah menjadi biseks ketimbang kaum homoseks. Kaum homoseks yang menikah lain jenis, ia menikah hanya sebagai kedok saja. Dia tetap homoseks dan bukan biseks,tegas Ronny. (Kompas,Selasa, 22 Juli 2008 | 06:19 WIB)

Sunday, July 20, 2008

You're a non-believer too, you just don't know it.

For some reason people look at "Atheist" as a dirty word, as if being an atheist makes you mean or angry. Personally I think it is often misused, it's almost implied that if your an atheist, you want to forcibly convert all religious people of the world to your way of thinking.



But in reality we are all non-believers, ever heard of Zeus? Or Xenu? How about Apollo? Bet you don't pray to them, do you? Well guess what, millions of people either did or do. Many Christians despise atheists yet they don't believe in Mohammad, Jews don't hesitate to disregard Jesus - but still call themselves believers. So what makes atheists so different - we just believe in one less God than everyone else.


Believe it or not, all modern religions are just ancient ideas that have been rehashed. There's nothing original in any of them, even in Judaism which is the father of "The Big Three". Religion - like human beings - has evolved over thousands of years, into what we see today, every generation wholeheartedly accepting what the one before taught them, without rethinking what they'd been told. Imagine applying that same rule to astronomy, or medicine - what was thought to be true only a few hundred years ago is now laughable, but I digress.



When I started exploring the world of knowledge, outside of what I was raised with, one of the big questions to me was, how could there be so many people out there that are just as certain as I am in my beliefs? I'm a pretty cynical guy, but I don't think the Pope is consciously trying to deceive anybody, I'm sure he believes every word he says. As terribly misguided as I think the Tusher Rebbe is (just an example), I still think he means well, and is sincere in his convictions. If these guys are so certain that they are correct, how could I be so sure of myself? I understand the arguments for and against belief, but one belief against the other is just two straw men - it doesn't work.


It was kind of a big mental hurdle to get over, but it force me to think. If every religion says that theirs is the right way, and the others are 100% wrong, than whom do you go with? Don't they all cancel each other out? Is it purely by chance - I was born to Jewish parents so I'm Jewish, but I could have easily been born to anyone else and raised to believe in something else entirely?I asked my dad that question, and he had an angry and expletive-filled answer for it, but that's a story for another time.


The bottom line is we're all non-believers, we just pick and choose what not to believe in, I personally have chosen to throw God out along with The Tooth Fairy, Santa Claus, and The Boogy Man.