Wednesday, September 20, 2006

Just A Humble Thought Of Mine

Hi all…

Setelah membaca masalah yang di hadapi sdr.Zhou. Dan menyimak tanggapan dari teman-teman semua. Aku jadi menyadari satu hal. Apakah kita mudah sekali berpindah ke lain hati hanya karena pria tersebut ‘lebih baik’, ‘lebih sempurna’ dan ‘lebih di idamkan’. Apakah kata ‘lebih’ itu tidak punya ujung pangkal? Apakah kita harus selalu mencari yang ‘lebih’?

Terus terang saja, aku belum pernah mengalami proses dimana aku harus jatuh cinta dengan seseorang padahal di saat itu aku juga memiliki seorang pendamping. Memikirkan nya saja sudah rumit. Yang mungkin tidak pernah habis kupikir adalah, bagaimana kita bisa jatuh cinta setiap hari terus menerus tapi dengan orang yang sama. Memelihara sesuatu itukan lebih sulit daripada mendapatkannya di awal.

Aku turut sedih dengan situasi yang terjadi pada sdr.Zhou. Namun proses dan pengalaman yang terjadi dapat menyadari kita akan satu hal. Menjadi pembelajaran yang baik. Prinsip aku, Perasaan adalah tanggung jawab individu itu masing-masing. A suka dengan B, itu urusan A. B suka atau tidak itu lain hal. Menyukai atau mencintai seseorang adalah pribadi satu orang. Lain kata dengan pacaran atau komitmen, itu melibatkan dua orang. Jadi, mungkin bisa kita sama-sama pisahkan. Jika kita menyukai seseorang, apakah kita membutuh kan feedback? Jika kita menyukai seseorang padahal kita telah berkomitmen, feedback apa yang dibutuhkan? Begitu pula dengan, jika kita menyukai seseorang yang telah berkomitmen?

Satu hal yang sedari awal aku pikirkan, sdr.Zhou baru saja memiliki pacar. Bukankah kalau di usia hubungan yang masih relative baru, ikatan itu masih kuat sekali, secara fisik ataupun emosi? Aku percaya bahwa cinta itu datang tanpa di paksa, datang begitu saja. Mengukur keseimbangan antara perasaan dan nalar itu mungkin yang cukup sulit. Aku juga prihatin dengan kondisi mantan pacar sdr.Zhou. Bagaimana jika kita ada di posisi dia. Diputuskan karena ada yang ‘lebih’. Well, life is cruel, love is suck. All need a struggle.

Ketika aku berkomitmen, aku yakin aku akan focus dan konsentrasi dengan satu orang itu saja. Meskipun ada yang terlihat lebih baik, terlihat munafik atau tidak, aku pasti sudah membatasi perasaan untuk terlibat lehih jauh dengan yang lebih baik itu. Aku sangat percaya dengan KARMA. Hari ini aku menyakiti hati seseorang, cepat atau lambat aku akan mengalami balasannya.

Akhir kata untuk sdr.Zhou. Kamu telah melewati sebuah bagian dari perjalanan hidup. Bagian itu mau di jadikan cerminan atau tidak, itu semua kembali pada diri kita sendiri. Semua orang memiliki kepribadian, keunikan dan kekurangan masing-masing. All we have to do is. How do we love imperfect person perfectly? Pasti selalu ada yang lebih baik di luar sana. Namun apalah artinya jika yang lebih baik itu tidak membuat perasaan kita nyaman dan tenteram.

hummm...
gw juga mikir..

cari pacar ga sama dengan cari kerjaan
menikmati apa yang kita kerjakan
dan berpindah ketika bosan atau ada tawaran lebih menarik di luar sana

pacaran ga sama dengan kontrak
memutuskan ikatan tanpa melibatkan perasaan

pacaran butuh komitmen
ga cuman seperti bantal
yang begitu kita ngerasa nyaman, lalu kita membawanya pulang

ga bisa maen take it or leave it
bisa ngelukain perasaan salah seorang

komitmen adalah sebuah janji untuk terikat
menyadari semua kelebihan dan kekurangan yang ada di pasangan
dan menerimanya dengan sepenuh hati

right or wrong is my country (nah loh.. )

but it also takes two...
butuh dua cinta untuk menjadikannya nyata
tanpanya sebuah komitmen hanyalah kepalsuan
yang bisa berakhir dengan penderitaan

ketika hanya hadir satu cinta
butuh penerimaan lebih besar dari pemiliknya
untuk sekedar mencintai
tanpa menuntut apapun dari yang dicintai

sadar bahwa setiap pengorbanan yang dilakukan
ga ada jaminan akan mendapat balasan dari yang dia cintai
karena ketika kita bisa melakukannya
kita akan juga menyadari
betapa indah dan rapuhnya cinta

seperti mawar...
yang akan merontokkan pesonanya, ketika kita mencoba memilikinya

No comments:

Post a Comment