Friday, March 16, 2007
Perempuan Cenderung Biseksual
New York, Sinar Harapan
Menonton blue film selalu identik dengan hobi kaum Adam. Publik menganggap wajar saja kalau ada lelaki yang mengoleksi puluhan atau bahkan ratusan CD yang mempertontonkan adegan seksual. Tapi sekali ada perempuan yang berhobi menonton blue film atau bahkan mengoleksinya, maka orang akan geleng kepala.
Padahal sama seperti lelaki, kaum Hawa juga punya keinginan menikmati sensasi yang muncul dari adegan dalam film-film tersebut. Dengan blue film ini, tim psikolog dari Northwestern University (NU) bisa mengungkap bahwa perempuan memiliki orientasi seks yang tak kalah hebat dari lawan jenisnya, demikian dilansir ABC News baru-baru ini.
Tidak seperti laki-laki yang gairah seksnya bisa dengan mudah bangkit karena menyaksikan perempuan berhubungan seks, ternyata perenpuan mempunyai lebih banyak hal yang mampu meningkatkan gairah seksnya. Dari penelitian Michael Bailey dan kawan-kawan di NU, gairah seks perempuan bisa timbul bukan hanya sekadar melihat adegan seks biasa. ”Orientasi seks perempuan sangat berbeda dengan lelaki. Mereka bisa menyukai adegan seks lesbian, gay, atau heteroseksual sekaligus,” ujar Bailey. Lebih dari itu, mayoritas para perempuan dalam studi penelitiannya ternyata biseksual.
Ide menginvestigasi masalah seks pada perempuan ini muncul di benak Bailey karena kebanyakan studi seks selalu terfokus pada lelaki. Selama beberapa tahun terakhir Bailey dan rekan-tekan melibatkan 121 relawan yang terdiri atas 69 lelaki dan 52 perempuan. Mereka semua dipertontonkan blue film, sementara para ilmuwan memonitor respons seksual mereka.
Pada awal wawancara, masing-masing relawan mengaku heteroseksual atau homoseksual, tak satu pun yang menyatakan diri sebagai biseksual. Untuk mengukur sejauh mana gairah timbul akibat menonton blue film, pada para lelaki dihubungkan sejenis alat yang bisa mengukur ketegangan penis. Sedangkan pada para perempuan diletakkan tabung plastik yang menyala ke dalam vaginanya. Alat ini akan mengukur ketegangan di sekitar organ tersebut dan merefleksikannya ke dalam sinar.
Sementara para ilmuwan memonitor mereka dari ruang lain. Para relawan menonton adegan selama dua menit. Video ini memperlihatkan adegan seks antara lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, dan lelaki dengan perempuan. Hasilnya, respons antara relawan lelaki berbeda dengan relawan perempuan.
”Kaum perempuan memiliki respons yang baik pada adegan erotis lelaki dan lelaki, perempuan dengan perempuan dan lelaki dengan perempuan. Sedangkan para lelaki lebih berespons pada adegan perempuan dengan perempuan. Sementara para gay hanya tertarik pada adegan lelaki dengan lelaki,” papar Bailey dalam studinya yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science ini.
Orientasi Biseksual
Hampir semua relawan lelaki lebih memberi respons hanya pada adegan seks lelaki dengan perempuan. Tapi hanya 63 persen relawan perempuan yang memberi respons serupa. Berangkat dari sini maka diketahui bahwa perempuan heteroseksual selalu tertarik pada adegan seks lelaki gay, perempuan lesbian atau yang normal-normal saja. Hal berbeda terjadi pada kaum Adam. Mereka jauh lebih tertarik pada adegan seks lesbian dibanding dengan adegan seks lelaki dan perempuan.
Lalu apakah ini berarti semua perempuan tersebut adalah biseksual? Menurut Bailey, berdasar orientasi seks yang terjadi mereka memang terbukti biseksual. Namun jika ditanyakan pada mereka apakah kehidupan seks mereka memang biseksual, tentu jawabannya adalah tidak. Biseksual di sini hanya berarti timbulnya gairah seks mereka saat menonton suatu adegan. Sedangkan kehidupan seks mereka sehari-hari bisa saja normal. ”Pola gairah seks perempuan tidak selalu relevan dengan orientasi seks mereka,” ujar Bailey.
Lisa Diamond, dosen psikologi dari University of Utah mengatakan studi Bailey merupakan refleksi dari penemuan pada riset terdahulu. Orientasi seksual sesungguhnya merupakan sebuah fenomena yang jauh lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. Orientasi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai variasi emosi dan faktor fisik, terutama pada perempuan.
”Pada kaum perempuan, pengalaman atraksi seks tidak tergantung pada gen pasangannya saja, tapi juga terpengaruh oleh segala sesuatu di sekitarnya,” komentar Diamonds. Dari sini dapat disimpulkan bahwa orientasi seks perempuan jauh lebih kaya dibanding kaum Adam. Maka jika ada perempuan yang hobi menonton blue film atau mengoleksi CD-nya, tidak perlu geleng-geleng kepala. Bahkan kita harus memakluminya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment