Friday, September 21, 2007
We are the queer & the curious
being gay is just a thing..
what I am and who I am
... couldn't be judged by my sexual orientation
blog ini dulunya mau dipake buat nyeritain pengalaman gw ama temen-temen gw. tapi rupanya dah keburu lupa semua kejadian yang pernah kami alami bareng-bareng. hehehe
banyak banget kegembiraan bersama orang-rang yang bisa ngerti kita, bisa ngerasain hal sama yang kita rasakan. or at least punya empati yang besar untuk orang lain di sekelilingnya.
di sini gw pengen nyoba berbagi ama temen-temen yang lain. tentang semua hal yang jadi perhatian people like us dalam keseharian. sekalian nunjukin, gay ngga selalu identik ama sex life. gw jadi inget beberapa orang yang ngehindarin gw, ketika tau siapa gw. takut gw naksir kali. dohh!!!! gw juga punya tipe lahh...
tulisan-tulisan yang ada, bukan melulu tulisan gw. banyak tulisan yg gw ambil dari punya rekan-rekan di milis dan forum. yang menurut gw bagus buat diceritain ke yang lain. thx buat temen-temen yang udah share. dan buat semuanya, bebas kok untuk ngasih komentar, pendapat atau sanggahan. (abisnya gw liat hit counternya naik tiap hari, kok ngga ada seorangpun yang ngisi shoutbox yah??.. hehe)
baik yang queer, atau yang masih curious, straight sekalipun... as long you guys're open minded that gay is just a sexual orientation, dan ga ada lagi yang perlu dibeda-bedain.. kita smua pengen denger cerita kalian..
enjoy it!
thanks for blogger, cybercloset, undercover_id, flickr, lomography and many more for the articles and ilustrations
Friday, April 13, 2007
Apakah gue gay atau akan jadi gay?
iv4ndrew wrote:
Hai...salam kenal buat semua, gue Ivan. Gue sengaja nyari milis yang ada kaitannya dengan dunia gay di yahoo group dan gue ketemu milis ini. Gue pengen curhat aja ditempat yang benar yang mungkin bisa memberi sedikit pendapat, saran atau nasehat atas apa yang gue alami.
Gini loh ceritanya, dulu semasa kuliah gue kos. Di belakang tempat kos gue ada cowok yang tinggal sama keluarganya yang akhirnya jadi teman gue dan sering main ke kamar kos gue. Gue nggak tau kenapa, cowok ini baik bangat ama gue, sampai-sampai gue suka dibawain beras, indomie, telur and makanan-makanan lain tanpa sepengetahuan ortunya. Suatu hari badan gue meriang dan tidur seharian. Sorenya dia main ke kos tapi dia belum tau kalau gue sakit. Karena badan gue masih nggak enak, gue tetap tiduran dan dia duduk dekat gue sambil ngobrol. Singkat cerita, dengan cara tertentu dia berhasil oral gue dan itu pertama kali gue rasain. Sebulan kemudian, gue baru ngerti kalau cowok yang suka seperti itu adalah gay/homo. Sejak itu, dia sering mengoral gue dan nggak minta apa-apa sebagai imbalannya. Gue sendiri sebenarnya nggak pengen terus-terusan seperti itu tapi gue nggak enak hati menolak karena kebaikannya selama itu. Akhirnya, suatu saat dia pergi entah kemana sampai gue pindah kos, kami nggak pernah ketemu lagi.
Sejak kejadian itu sampai menikah, gue sama sekali nggak pengen hal itu terulang dan bahkan dalam waktu puluhan tahun setelah kejadian itu gue nggak pernah mikirin hal-hal seperti itu. Gue hidup bahagia dengan keluarga gue.
Masalah baru muncul dua bulan terakhir ini. Gue ngerasa bosan ML dengan istri gue dan susah bangat untuk ereksi. Biasanya hal itu gue atasi dengan cara berfantasi, ML sama cewek yang gue suka atau nonton film porno. Tapi akhir-akhir ini hal itu juga nggak bisa membantu. Justru sesuatu yang aneh dan nggak pernah terjadi sebelumnya yang gue alami, sekarang gue sering berfantasi ML sama cowok dan itu bisa membuat gue cepat ereksi dan bisa nyelesaiin tugas gue. Sering fantasi gue ML ama cowok itu pun liar bangat, bukan hanya dengan satu cowok, cuma nggak enak kalau harus saya ceritain detail di sini. Kadang selagi di kantor pikiran gue pengen merealisasikan fantasi itu tetapi gue bersyukur karena hal itu tidak pernah terjadi sampai detik ini. Selain menahan diri, istri gue juga sangat protektif, kemana-mana harus berdua.
Sekarang gue bingung dan khawatir menghadapi hal itu, kalau ada teman-teman yang mau berbagi tolong berikan pendapat, saran, atau nasehat untuk beberapa hal yang jadi pertanyaan dalam hidup gue.
Apa yang sedang gue alami? Apakah ini normal? Apakah gue gay atau akan menjadi gay? Adakah hubungan antara pengalaman gue waktu kuliah dulu dengan yang gue alami sekarang ini? Kalau "ada", kenapa munculnya setelah hampir sepuluhan tahun? Apakah fantasi-fantasi itu sebaiknya saya lakonin? Detail fantasi yang sering gue alami bisa gue ceritain secara pribadi tapi nggak di milis ini. Kalau fantasi itu gue lakonin, apakah gue akan kecanduan dan jadi gay selamanya? Apakah ini sejenis sindrom yang nantinya akan sembuh melalui terapi khusus? Kalau "ya" terapi apa yang tepat dan adanya dimana?
sevti sujono wrote:
kalau pendapat saya, anda ini tidak termasuk seorang Gay atau homoseksual, yang anda alami hanya akibat dari kejenuhan terhadap aktifitas seks yang rutin dan monoton. Karena untuk digatakan seseorang itu adalah homoseksual atau Gay maka harus ada ketertarikan secara emosi.
Kalau saran saya kendalikan diri anda karena jika anda mencoba-coba melakukan "perselingkuhan" maka akan menimbulkan resiko besar terhadap kestabilan rumah tangga anda sendiri tapi itupun terlepas bagaimana anda memaknai nilai dari keluarga anda sendiri apakah
menjadi priortas atau bukan??
Percayalah pelarian dari kejenuhan seks dengan melakukan "perselingkuhan" hanya akan memberikan kepuasaan sementara seperti orang yang haus meminum air laut tidak akan "TERPUASKAN".
Cobalah membuka dan membuat komunikasi yang baik dengan pasangan anda mengenai masalah ini, sebaikanya di carikan dan dipecahkan masalah ini bersama-sama...bisa saja anda berdua melakukan lagi second honey moon, mencari tempat2 baru berdua, gaya-gaya baru berdua dan juga melakukan berbagai fantasi berdua antara anda dan istri anda;)
Jangan lupa senantiasa berusaha dan berdo'a...Insya Allah, segalanya menjadi lebih mudah...
Queercurious wrote:
Pengalaman seperti yang dialami mas ivan menurut gw adalah pengalaman traumatis. Sehingga, seseorang yang mengalami kejadian tersebut (oral sesama cowo) ngga bisa begitu saja melupakannya. bahkan mungkin ketika kita berpikir kita sudah got over it. tapi ingatan tersebut masih tersimpan di pikiran bawah sadar kita, sehingga sewaktu-waktu bisa muncul kembali.
perasaan yang menghinggapi ivan ketika dia melakukan oral sex dengan cowo itu beberapa kali, memang menyenangkan (kalo ngga seneng, ga mungkin diulangi lagi.. hehe). Tapi sampai pada situasi tersebut, dia masih bisa menentukan pilihan atas kecenderungan seksualnya. bahkan ketika dia sudah menikah, dan kemudian mengalami kebosanan dengan kehidupan sekxnya bersama istri tercinta.
adalah wajar orang mulai berpikir cara apa yang bisa dilakukan supaya bisa kembali merasakan gairah dalam seks. karena pada dasarnya seks itu menyenangkan. termasuk berpikir untuk melakukan kembali dengan cowo.
menentukan orientasi seksual adalah suatu pilihan, tapi bukan merupakan pilihan yang mudah ketika situasi diri dan lingkungan tidak mendukung. Cowo pure straight tentunya akan mati2an menolak berhubungan seks dengan sesama cowo. sama ketika cowo gay, berusaha mati-matian untuk kembali jadi straight.
yang perlu benar-benar dipikirkan adalah konsekuensi dari pilihan tersebut. ketika kita memutuskan untuk hidup sebagai gay undercover. menjalani dua kehidupan berbeda. banyak resiko yang harus dihadapi, demi menikmati layanan dual band (kaya telepon seluler, hehe) tersebut.
dan jika memilih untuk tidak mengambil resiko itu, dan berusaha kembali straight, tantangan juga ngga akan begitu saja lepas dari tangan kita. maka disinilah dibutuhkan campur tangan orang lain untuk membantu. orang yang paham dengan kondisi kejiwaan kita, dan bisa bersikap netral mengenai hal itu. di sini kita membutuhkan psikolog, atau mungkin psikiater, untuk melakukan konseling dan terapi.
jadi bukan soal apakah gay itu penyakit atau bukan, tapi dari kesiapan kita untuk menjalani suatu pilihan.
sebenernya gw pengen banget kalo ada ahli kejiwaan, dan kesehatan yang bisa ikut nimbrung di queercurious.blogspot.com supaya bisa memberikan banyak masukan buat kita semua..
i'm still searching
Friday, March 30, 2007
Ternyata Nagabonar Jadi 2 itu bagus banget....
SUPERmanReturn wrote:
wah semalam nonton nagabonar juga ya.
aq juga dateng ke premirenya.
iya emang nagabonar keren bgt. tadi aq nonton di infotainment kata Dedy miswar, film ini adalah film yang tidak ada satupun potongan sensor dari badan sensor film. BRAVO.
dan kebetulan gw juga nonton behind the scenenya di SCTV hari minggu mlm, disitu disebutkan katanya film ini sudah di rancang sejak ASRUL SANI itu masih hidup, itu berarti persiapannya sudah sejak beberapa tahun yang lalu.
dan gw salut ama semua pemainnya. GW suka Akting TOra di film ini. OKS BGT. mungkin ini aktingnya dia yang paling OKS dari film2 terdahulunya. untuk lukman, gw salut bisa berubah dan melepas image brutalnya di film ini menjadi sosok yang alim dan baik2. untuk Darius, aktingnya OKS bgt dan ini juga akting paling oks nya dia. Untuk Uli selamat ya.... ini film pertama ya? tapi ngak mengecewakan. Untuk Mike.... wah aktingnya makin mateng aja ya. sejak dulu di Virgin, Detik Terakhir dan skrg di Nagabonar, aktingnya terus meningkat. oh ya menurut berita di kapoan lagi katanya MIKE sempat harus Diet agar terlihat lebih kurus bwt film ini ya. wah salut ya....
tapi saya kecewa dengan satu2nya pemeran cewek di film ini. karakter nya wulan guritno kurang, saya liat dia kurang pas untuk memerankan karakter dalam film nagabonar. klo ekspestasi saya harusnya si Luna Maya atau cwek yang pernah main di berbagj suami, klo ngak salah namanya ada sarumpaet2 gitu.
tapi secara keseluruhan film ini OKS bgt. Ngak rugi nontonnya. BSk rencananya saya mau nonton lagi. abis lucu bgt sampai2 semua pengunjung ketawa lepas dan sayapun ketawa sampai mengeluar kan air mata dan perut saya sampai sakit. sukses bwt nagabonar jadi 2
dari Hasil premier Nagabonar Jadi 2 yang dibintangi oleh Dedi Mizwar, Tora Sudiro dan wulan guritno hasil nya sangat memuaskan deh
Barvo deh untuk perfilman Indonesia
The Queer and The Curious wrote:
huehehehe...
gw juga nonton
Deddy mizwar maennya keren banget!!
top banget deh...
gw yakin nih bisa menang beberapa piala di perhitungan film nasional
yang musti digarisbawahi soal kehebatan film ini buat gw adalah..
- ramuan jalan ceritanya
tokoh dan cerita yang muncul bisa berjalan tanpa ada unsur memaksa. well okay mungkin banci di club atau mrs. perez itu yang selonong boy, tapi itu spicenya, bukan??- karakter tokohnya
karakter-karakternya kuat banget. gw sih rada bertanya-tanya soal tora, apa emang di skenarionya bonaga emang digambarkan sebagai lost boy yang plin-plan sehingga keliatan konyol seperti keseharian dia di extravaganza, atau mungkin seharusnya dia punya karakter lebih keras, tough, tapi ga bisa dicapainya.
kalo soal monita (wulan guritno), sebagai rekan kerja tora, sekaligus gebetan tora, she's such a plain woman. girl with no action, no life.. hihhihi. bener-bener miss ja'im sejati. well yeah rada empty sih.. but at least lebih pas daripada nadine di realita cinta dan rock n roll.
juga tangan kanan bonaga yang tampil bodoh. (selalu ada karakter bloon dalam setiap film). tapi di sini porsinya pas banget. ga berlebihan. ga tergambar kaya si blo'on (lupa namanya) di film ada apa dengan cinta yang memaksa orang untuk menyukainya karena tulalit.- Setting dan sinematography
settingnya ngga neko-neko. ngga banyak pernak-pernik. mungkin sesuai ama setting eksmud-eksmud yang demen ama hal yang sifatnya minimalis. jadi kerasa pas banget. dan juga susut-susut pengambilan gambar, keliatan banget tujuan yang pengen dicapai. meski mungkin ada standar lebih tinggi seharusnya.- Pesan ceritanya
hari gini siapa sih yang ngomongin soal wawasan kebangsaan?? hahahaha... dan nagabonar berhasil mengingatkan kembali akan hal itu tanpa sekali lagi, memaksa. bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para pahlawannya.
juga soal cinta. cinta itu universal. rasa cinta pada pahlawan, rasa cinta pada orang yang sudah meninggalkan kita, rasa cinta pada lawan jenis, rasa cinta ayah dengan anak. butuh berapa banyak cinta lagi yang musti diungkapkan dalam satu film. huehehe... sekeras-kerasnya watak si nagabonar, tapi dia ngga mengalami keslulitan dalam mengeksepresikan perasaannya pada anaknya. dan menunjukkan hal itu pada orang lain. itu yang jadi pertanyaan, kenapa justru bonaga mengalami kesulitan ketika harus mengekspresikan perasaannya pada teman wanitanya. i think ur father taught u enough about love.
over all, but i wont put this on the lists. gaya film ini bener-bener kerasa 90'an banget. jadi inget lelucon-lelucon di jamannya warkop dki masih berjaya, atau film-film yang dibintangi rey sahetapy. hehehee.. bener-bener nunjukin jaman keemasan film indonesia banget.
yeah well... semoga mashkota emas itu, singgah di film ini juga..
visit the official site: http://www.nagabonar2.com/
Kasus Homoseksualitas
Imam Nurmawan wrote:
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ketika menunaikan shalat Jum'at kemarin, Khatib menyoal homoseksualitas yang menyebabkan bencana. Beliau menyinggung tentang kaum Nabi Luth as, lalu merefleksikannya dalam konteks kehidupan masa kini. Menurut beliau, perilaku homoseks menyebabkan bencana yaitu menyebarnya HIV, virus yang sampai kini belum dapat disembuhkan.
Memang, jika membahas soal homoseks, bencana yang menimpa kaum Nabi Luth as selalu disinggung. Begitu pula dengan kebencian terhadap perilaku mereka. Hal ini wajar, apalagi Al-Qur'an secara tegas menyampaikan kisah itu.
Kaum Nabi Luth as tadinya adalah penduduk Babilonia (Nabi Ibrahim as juga pernah tinggal di sana). Karena mereka homoseks, mereka dikucilkan dan akhirnya diusir. Mereka lalu mendiriikan kota Sadum (sering juga disebut Sodom dan Gomorah). Karena keahlian mereka membangun gedung-gedung, kota Sadum menjadi megapolitan baru saat itu. Kaum homoseks berkuasa lalu balas menekan kaum heteroseks dengan menjadikan mereka budak. Kaum heteroseks dipaksa membayar upeti atau kalau tidak mereka harus menjadi homoseks.
Lambat laun, seluruh kota Sadum menjadi kaum homoseks dengan menjadikan kaum wanita sebagai budak-budak (dalam hal ini memang tidak disinggung sama sekali tentang lesbian). Karena tidak lagi mendapat upeti, mereka akhirnya merampok barang-barang pedagang. Kaum homoseks di kota Sadum memang memperlakukan diri sebagai elit dengan perlakuan istimewa. Mereka juga sering berpesta-pora dan melakukan tindak kejahatan lainnya. Kepada merekalah kemudian Allah SWT mengutus Nabi Luth as. Istri Nabi Luth as bukan lesbian seperti yang disampaikan sebagian orang. Tapi ia suka menerima bagian harta rampasan para pedagang sebagai imbalan menyebarkan informasi tentang dakwah Nabi Luth as. Akhirnya, istri Nabi Luth as juga menjadi korban dalam bencana yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth as.
Bencana yang terjadi di masa lalu itu menjadi momok yang menakutkan sehingga sering kali ditanggapi secara keliru. Bahkan HIV yang menurut penelitian mutakhir diketahui berasal dari monyet Afrika dianggap sebagai bencana homoseks. HIV seperti halnya virus flu burung yang berasal dari unggas memang penyakit mematikan. Tapi menyalahkan manusia dalam hai ini jelas keliru, karena virus memang berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuhan tertentu.
Bagaimana pun hubungan seksual di luar nikah memang merupakan perzinaan, baik heteroseksual maupun homoseksual. Karena itu dampak yang ditimbulkan harus dicermati sebaik mungkin. Begitu pula jangan sampai terjadi eksploitasi secara vulgar sehigga menimbulkan kebencian, apalagi kebencian yang berlebihan tanpa didasari ilmu dan fakta-fakta yang jelas.
Membicarakan homoseksualitas memang riskan. Kemungkinannya muncul tuduhan yang macam-macam. Padahal hal ini harus disikapi dengan tepat untuk kebaikan bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan sosialisasi lainnya.
Jalan terbaik adalah meninggalkan perilaku homoseks.lalu menikah. Tentu saja dengan pertimbangan yang benar-benar baik. Bukan untuk menghindari masalah sehingga muncul masalah baru seperti perselingkuhan atau malah menjadi biseksual. Pilihan ini mungkin saja sangat berat dan sulit meskipun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Dalam praktiknya, pasangan bisa saling mengerti. Atau mungkin merahasiakan sambil terus melakukan terapi. Bagaimana baiknya jelas sangat bergantung pada situasi.
Jika tidak sanggup menikah, juga didasari kekhawatiran akan menimbulkan masalah maupun khawatir tidak dapat membahagiakan istri misalnya, mungkin saja menghindari hubungan seksual sama sekali. Tentu saja dengan pertimbangan untuk menghindari hal-hal yang tidak dibenarkan dan diinginkan.
Bagaimana jika akhirnya tetap melakukan hubungan seks? Memang ini sangat dipengaruhi beragam sebab, bermacam-macam pula faktornya. Karena hubungan seksual di luar nikah adalah zina, sedapat mungkin hindarilah. Setidaknya jangan menganggap sepele atau bersikap masa bodoh. Kesadaran hal ini menjadi penting karena dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah Maha Pencipta. Dalam keyakinan sebagai makhluk-Nya, Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Jika tidak menyadari hal ini, sangat dikhawatirkan justru akan terlibat dan terjebak pada hal-hal lain yang justru malah lebih buruk. Tapi kemungkinan ini jelas sangat bergantung pada kondisi masing-masing individu.
Tulisan ini saya sampaikan mudah-mudahan untuk memberi gambaran yang lebih jelas. Bagaimana baiknya tentu saja terserah pendapat masing-masing. Saya hanya berharap semoa tulisan ini memberi manfaat dan wawasan yang lebih baik.
Salam.
Tuesday, March 27, 2007
Kadang seperti dalam kutukan
Adi ki wrote:
Sedikit mau cerita-cerita,
Kadang, berteman sama orang-2 yang cakep bisa menimbulkan masalah. Khususnya masalah yang ditimbulkan oleh diri sendiri. Ya karena pada dasarnya G tetep aja G, gak bisa dipungkiri even fisik bukan hal yang utama, tapi kadang bisa tergoda juga.
Padahal sudah terbiasa bertemen sehari-hari, contoh kasus di kantor, yang orang-2nya bisa dibilang cakep2. Hubungan sebatas teman kantor sih masih terbilang gak menimbulkan masalah. Gua kadang bersyukur, kehadiran mereka bisa membuat fresh suasana. Tapi kalo udah kelewat deket, karena sesuatu hal yang random, deket secara fisik dan apalagi emosi, tiba-tiba aja timbul "sesuatu" pada diri gua. Nah inilah bagian yang paling gua benci. Dengan berbagai cara gua harus menjauh dan berusaha menghilangkan "sesuatu itu".
Ada satu hal yang pernah membuat gua merasa tertekan. Ketika tugas luar kantor bersama temen, kebeneran dia ngundang temennnya di kota itu. Anyway busway, menurut gua temennya itu lumayan "cakeeeeppp euy". Dan itu temen eaktu kecil-nya temen gua. Karena banyak kesempatan ngobrol sama dia, dan temen gua itu sibuk dengan urusannya, gak tau kenapa gua menangkap adanya "sesuatu". dan itu gak cuma gua aja yang merasakan dan keliatannya dia juga. Gosh... it was the first time I really loosing my self into someone in the "right" way. Keliatannya kayak anak kecil banget sih tapi begitu lah perasaan gua waktu itu. Sampe akhirnya gua tersadar, itu gak boleh terjadi, dia itu temennya temen kantor gua, temen. Dan bla bla bla bla bla... gua bilang sama dia "dalam jangka waktu dekat gua akan menikah dengan seseorang". Mendadak suasana jadi dingin dan tiba-tiba dia "agak" menjauh... (I'm really sorry dude... gua terpaksa). Good bye and hopefully we never meet again.
Sudah selesai dengan masalah itu, eh tiba-tiba ada "pendatang baru" di kantor. Anak abg banget gayanya, tadinya sih cuma becanda-becanda doang, koq tiba-tiba jadi ada yang aneh. Sekali lagi, gua memutuskan, done. Gak boleh di lanjutkan, sebelum bener-bener dia tau gua tuh "begini".
Dan kemudia, tiba-tiba gua mendapat telepon, orang yang udah sudah 2 tahun gak ketemu mau maen ke rumah. Sengaja gua menjauh dari hal-hal yang "bisa" membuat timbulnya masalah "hati" pada diri gua.
Setau gua dia itu orang yang str8, cuma karena dia menganggap gua "mas"-nya, dia itu bener-bener manja kalo udah deket-2 gua. Dan gak bisa dipungkiri, kalo suasana sudah terasa deket banget, sebagai orang gak "bener", akan terlintas pikiran-pikiran gak "bener". Untungnya gua bisa menahan dan gak pernah sedikitpun gua menuruti "bisikan-bisikan gak bener itu". Sampe gua putuskan untuk sedikit-sedikit mulai menjauh dari dia, dia gak tau kalo gua itu orang gak "bener".
Siapa yang gak tergoda, dengan potongan "model", putih sampe ke "pelosok-pelosok" (soalnya dia sering gak pake baju kalo lagi di rumah, terpaksa deh gua ngeliat... ugh ugh.. tega nian dia menyiksa gua). Beruntung akhirnya gua bisa jadi lost contact.. eh tiba-tiba ada tlp dan itu dari dia memberi kabar mau dateng. Entah gimana caranya dia dapet no tlp gua......... .......
Apalagi kalo lagi "rapuh" kayak gini, orang-orang kayak gitu cuma menambah kesedihan. Kalo kayak gini, kadang serasa hidup dalam "kutukan"... Oke deh, welcome "back" my dude.. Gua tau elu mau curhat kan.. curhat banyak hal. Tapi elu gak pernah tau, gua juga mau curhat tapi gak pernah bisa terungkap...
xoul_male wrote:
gua setuju sih, kadang seprti dalam kutukan,, gua juga pernah mengalaminya, dimana kita lagi dekat ama teman, tapi lama kelaman muncul perasaan aneh, dan perasaan aneh itu benar2 menyakitkan, perasaan yg ingin sekali kita wujudkan tapi tidak mungkin dan tidak boleh di wujudkan, kita tertekan sekali dan merasa apa yg harus kita lakukan dengan perasaan dalam diri kita sendiri itu..
dan mengapa itu harus terjadi ama kita, kalau cuma sekali sih gapapa, tapi ini sering terjadi, hm, kadang manusia juga ada batas kemampuannya, jadi kadang gua juga tidak mampu utk bertahan , tidak bisa bertahan utk melupakan, dan saat tidak mampu melupakan itulah gua merasa menyesali diri sendiri kenapa harus begini, kenapa tidak bisa terwujud keinginann kita,, kenapa mesti ditahan keinginan kita utk mencintai dan di cintai oleh org yg kita cintai.. hal yg mustahil. beginilah serasa hidup di dalam kutukan, hehehe
shyguy 2002 wrote:
sampai kapan harus membohongi hati nurani sendiri?
sampai kapan segalanya harus terasa jadi cobaan?
hidup cuma sekali bro, try anything at least once :)
loose yourself in... but in a controlled way
Thursday, March 22, 2007
Jakarta Undercover: The Movie
wah senang bgt akhir mulai bsk film JAKARTA UNDERCOVER akan mulai tayang di bioskop2.
semalam kebetulan gw diajak nonton premiere JU, gw disini bukan mau crt ketemu dengan siapa atau siapa yang nemenin gw.
disini gw pengen ngungkapin kekaguman gw sama film tersebut.
ada beberapa hal yang gw suka dari film ini
- temanya yang bisa merupakan alternatif film indonesia yang saat ini lagi marak film horor.
- alur cerita yang menegangkan dari awal kita menonton sampai akhir cerita. editing yang ok membuat kita tetap fokus dan duduk diam untuk menonton film tersebut.
- para pemainnya yang OKS bgt. Gw suka ma akting LUNA MAYA.
- Selain luna sebenarnya gw juga salut ama FAchri albar, dia memerankan tokoh amanda seorang WARIA yang berprofesi sebagai penari striptis dan bersahabat dengan LUna yang juga menjadi penari striptise. Gw salut bgt krn dia udah berani memerankan seorg tokoh yang tidak semua aktor indonesia mau melakukannya. bahkan katanya sampai2 dia harus WAX di film ini. Salut atas totalitasnya.
- Film ini mengisahkan ttg WARIA yang menari striptise, dan salah satu waria meninggal setelah di SOD0m1 oleh LUKMAN SARDI. dan kebetulan adik dari luna di menjadi saksi kunci pembunuhan tsb. tak ayal lagi luna dan adiknya dikejar2 oleh HARYO CS ( LUkman Sardi)...... selengkapnya nonton aja
- selain iitu aq salut dan kagum ama penulis screenplaynya ' mas joko anwar'. menurt gw ok bgt.
- Tarian Luna OKS BGT, sempat juga gw horny ( GOSH, ternyata gw masih bisa horny ma ce, huehuehu )
- angle kamera yang ngak monoton dan sejumlah hal2 yang membuat gw kagum ( bwt temen2 tolong ditambahin ya )
akan tetapi.....
ada bebarapa hal yang menurt gw kurang OK
- awal si Fachry (amanda) keluar, menurut gw ' cengkok' bancinya kurang ok. cara dia ngomong terlalu over menurut gw. tapi diluar itu akting dia oks bgt, apalagi ketika di tonjokin oleh HARYO CS. itu OKS BGT.... ( GW prediksi dia masuk Nominasi FFI ---- ya walau FFI udah bukan sesuatu yang membanggakaan lagi untuk saat ini)
- setingan waktu yang menurt aq bocor. dalm film ini menceritakan kejadian kurang lebih dari jam 1-6 pagi. nah pas dipertengahan adegan ( scene luna dikejar2 di Gerbong) itu keliatan bgt klo langit sudah merah artinya kurang lebih sudah jam 5an gitu. tapi adegan berikutnya ternyata langit masih gelap seperti jam 3an gtu. selain itu pas (scene luna keluar dari taxi) itu keliatan bgt klo udah jam 4-5an).
- klo yang ketiga bukan kritikan tapi lebih ke arah masukan, menurut gw klo dibkin JAkarta Undercover 2 sebaiknya dikasih sub title. krn dalm film ini tidak sepenuhnya kejadian2 di dalam buku dengan judul yang sama itu ada di film ini.
ya.... itu aja sich menurut gw beberapa hal mengenai film JU. tapi yang pasti klo boleh gw nilai film ini secara keseluruhan ya...gw kasih nilai 8 ( penilaian antara 1-10).
dan satu hal lagi gw nulis disini bukan berarti gw org promo film tsb tapi lebih keopada pengen curhat aja dan berbagi informasi ttg film2 indonesia yang oks2.
oh ya... aq senang bgt di awal april ini ada beberapa film OKS yang akan beredar. salah satunya NAGABONAR JADI 2. tapi gw blom nonton krn baru premiere tgl 27 mrt ( gw akan nonton klo dpt undangannya) .
terakhir...
gw cuma mau ngucapin
SUKSES dan TONTON TERUS FILM INDONESIA
...
Friday, March 16, 2007
Perempuan Cenderung Biseksual
New York, Sinar Harapan
Menonton blue film selalu identik dengan hobi kaum Adam. Publik menganggap wajar saja kalau ada lelaki yang mengoleksi puluhan atau bahkan ratusan CD yang mempertontonkan adegan seksual. Tapi sekali ada perempuan yang berhobi menonton blue film atau bahkan mengoleksinya, maka orang akan geleng kepala.
Padahal sama seperti lelaki, kaum Hawa juga punya keinginan menikmati sensasi yang muncul dari adegan dalam film-film tersebut. Dengan blue film ini, tim psikolog dari Northwestern University (NU) bisa mengungkap bahwa perempuan memiliki orientasi seks yang tak kalah hebat dari lawan jenisnya, demikian dilansir ABC News baru-baru ini.
Tidak seperti laki-laki yang gairah seksnya bisa dengan mudah bangkit karena menyaksikan perempuan berhubungan seks, ternyata perenpuan mempunyai lebih banyak hal yang mampu meningkatkan gairah seksnya. Dari penelitian Michael Bailey dan kawan-kawan di NU, gairah seks perempuan bisa timbul bukan hanya sekadar melihat adegan seks biasa. ”Orientasi seks perempuan sangat berbeda dengan lelaki. Mereka bisa menyukai adegan seks lesbian, gay, atau heteroseksual sekaligus,” ujar Bailey. Lebih dari itu, mayoritas para perempuan dalam studi penelitiannya ternyata biseksual.
Ide menginvestigasi masalah seks pada perempuan ini muncul di benak Bailey karena kebanyakan studi seks selalu terfokus pada lelaki. Selama beberapa tahun terakhir Bailey dan rekan-tekan melibatkan 121 relawan yang terdiri atas 69 lelaki dan 52 perempuan. Mereka semua dipertontonkan blue film, sementara para ilmuwan memonitor respons seksual mereka.
Pada awal wawancara, masing-masing relawan mengaku heteroseksual atau homoseksual, tak satu pun yang menyatakan diri sebagai biseksual. Untuk mengukur sejauh mana gairah timbul akibat menonton blue film, pada para lelaki dihubungkan sejenis alat yang bisa mengukur ketegangan penis. Sedangkan pada para perempuan diletakkan tabung plastik yang menyala ke dalam vaginanya. Alat ini akan mengukur ketegangan di sekitar organ tersebut dan merefleksikannya ke dalam sinar.
Sementara para ilmuwan memonitor mereka dari ruang lain. Para relawan menonton adegan selama dua menit. Video ini memperlihatkan adegan seks antara lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, dan lelaki dengan perempuan. Hasilnya, respons antara relawan lelaki berbeda dengan relawan perempuan.
”Kaum perempuan memiliki respons yang baik pada adegan erotis lelaki dan lelaki, perempuan dengan perempuan dan lelaki dengan perempuan. Sedangkan para lelaki lebih berespons pada adegan perempuan dengan perempuan. Sementara para gay hanya tertarik pada adegan lelaki dengan lelaki,” papar Bailey dalam studinya yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science ini.
Orientasi Biseksual
Hampir semua relawan lelaki lebih memberi respons hanya pada adegan seks lelaki dengan perempuan. Tapi hanya 63 persen relawan perempuan yang memberi respons serupa. Berangkat dari sini maka diketahui bahwa perempuan heteroseksual selalu tertarik pada adegan seks lelaki gay, perempuan lesbian atau yang normal-normal saja. Hal berbeda terjadi pada kaum Adam. Mereka jauh lebih tertarik pada adegan seks lesbian dibanding dengan adegan seks lelaki dan perempuan.
Lalu apakah ini berarti semua perempuan tersebut adalah biseksual? Menurut Bailey, berdasar orientasi seks yang terjadi mereka memang terbukti biseksual. Namun jika ditanyakan pada mereka apakah kehidupan seks mereka memang biseksual, tentu jawabannya adalah tidak. Biseksual di sini hanya berarti timbulnya gairah seks mereka saat menonton suatu adegan. Sedangkan kehidupan seks mereka sehari-hari bisa saja normal. ”Pola gairah seks perempuan tidak selalu relevan dengan orientasi seks mereka,” ujar Bailey.
Lisa Diamond, dosen psikologi dari University of Utah mengatakan studi Bailey merupakan refleksi dari penemuan pada riset terdahulu. Orientasi seksual sesungguhnya merupakan sebuah fenomena yang jauh lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. Orientasi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai variasi emosi dan faktor fisik, terutama pada perempuan.
”Pada kaum perempuan, pengalaman atraksi seks tidak tergantung pada gen pasangannya saja, tapi juga terpengaruh oleh segala sesuatu di sekitarnya,” komentar Diamonds. Dari sini dapat disimpulkan bahwa orientasi seks perempuan jauh lebih kaya dibanding kaum Adam. Maka jika ada perempuan yang hobi menonton blue film atau mengoleksi CD-nya, tidak perlu geleng-geleng kepala. Bahkan kita harus memakluminya.
Why he has to be married
ryantofriend wrote:
Dear All,
Gw minta saran aja dari temen2 smua.......
Gw punya BF dan gw dah jalan hampir 3 tahun. Dan diantara kita memang sudah dekat bgt.....
dan takut kehilangan satu sama yang lainnya!
btw, sebelumnya dia punya history, punya cewe, dan dah jalan 6 tahun ma cewe itu! Dia jalan ma cewe itu hanya sebagai "topeng" atw "kamuflase" biasa buat di depan keluarga dan lingkungan teman2 nya!
Dan setelah dia kenal gw, trus kita jadian dan komitmen! Gw kasih dia choice pilih gw atau tuch cewe!! Dan dia lebih pilih gw& putusin tuch cewe!
Memang kacian tuch cewe.... merasa dibohongin selama 6 tahun!
So waktu berjalan, keluarganya sudah mulai curiga dengan kehadiran, dan kedekatan gw ma BF gw!
Mungkin namanya bunga (bukan bangkai), walau diumpetin dimana aja tetap wangi....... . Dan akhirnya tercium juga hubungan kita oleh keluarganya.
Sekarang ini, dia malah mau dikawini ma tuch cewe yang mantannya yang dulu!!
Dia tetep ga mau, dan ingin banget kabur....... ..
Nah...gw bingung gw sebagai BF nya harus bagaimana??
Gw juga kalo dia mo married, gw iklas...tapi dia gak mau!!!!!
Tolong yang bro......... Thx
DeddyO wrote:
sarankan bf mu untuk membuat "kesepakatan" dgn cewe itu...
bilang mau kawin sama dia tetapi tetap boleh berhubungan sama kamu....
kesepakatan tsb harus termasuk apakah kawinnya itu akan membuahkan anak atau tidak...
kalau jawaban iya bf harus berjanji bahwa bf akan mengurus dia dan anak secara baik...
dgn demikian, bf akan menyenangkan orang tuanya, juga memberikan sesuatu yang berarti pada ceweknya dan tetap tidak lepas darimu...
Dunia memang bisa kejam...tetapi juga bisa memberikan tempat yang nyaman bagi penghuninya yang berusaha untuk mencari jalan yang terbaik
(If not.......things can get worse and everybody gets....nothing)
Predikat "Biseksual"???. Coba Pikirkan Lagi...
Ervanthe wrote:
Ada beberapa dari kita mengaku sebagai BISEXUAL. Tapi...benar gak Bisexual???? . Karena menurut gw dari harfiah katanya saja BI & SEXUAL. BI = udah jelas2 dong artinya "dua".
Nah..jika loe merasa "BI", benar gak 50% loe suka cewek? & 50% nya lagi loe suka ama cowok???. Tolong dipikirkan lagi bagi kita2 semua yg merasa berpredikat BI.
Ini sih pengalaman gw sj, honestly.... gw kurang sreg untuk menjalin sebuah hubungan komitmen dengan orang yg berpredikat BISEXUAL. Intinya sih mereka rada2 ribet ya... Apalg untuk mereka yg sudah beristri [mohon maaf]. Kadang mereka confused dengan diri
mereka sendiri, & gw gak mau masuk dalam lingkaran confusednya tsb.
Ada sebuah cerita......
Dulu...gw pernah berkenalan dengan seseorg yg ajang kenalannya dari friendster [biasalah... .]. Setelah cukup lama kirim2 message via ajang tersebut and then kita tukeran no HP. Krn kita berdua adalah sesama komunitas esia nih..., akhirnya telpon2an lah, ngobrol lama2 dan trus begitu selama hampir 1,5 bulan. Anak tsb ngakunya biseksual, katanya dia pernah mau hampir tunangan and then BATAL. Gw gak tanya knp sampe Batal.
Sebenarnya sih mulai dr dpt nmr telpon dia & sebaliknya, kita sering bgt untuk make appoinment untk ketemuan. Tapi....kadang gw-nya lah yg gak bisa atau kadang itu anak
yg gak bisa.
Akhirnya...setelah 1,5 bln telpon2, kita ketemuan. Sebenarnya gw gak terlalu antusias dengan ketemuan itu, even picnya dia di FS good looking sih. But..i must be carefull karena itu tadi....HE IS A BISEXUAL. Dlm otak gw org biseksual = orng yg bingung [maaf ya].
Pas udh ketemu, itu anak sih emang cakep. Tp gw tetap pasang kuda2....gw tetap yakinkan diri gw "jangan sampe gw kebawa perasaan" krn tampangnya. :)
Kita akhirnya ngobrol2. Ngobrolnya sih enak.....ada chemistry, nyambung, lucu & gak garing. Setelah 2,5 jam kita ngobrl2, akhirnya pulang ke rmh masing2. Pd saat pulang itu dia sempat bilang "keep in touch" ya.... Dan jwban gw "ok".
[Panjang ya bow..critanya]
Sampe di rmh, tiba2 esia gw bunyi dan ternyata dia telpon. Kita ngobrol2 lagi... Trus katanya dia sempat bilang suka ama gw. Hehehe..... "Semoga kita bisa jadi sohiban dulu ya" begitu ktnya. Gw sih IYa-in sj krn gw tetap waspada dengan sinyal BISEXSUALnya.
Setelah 1 minggu dr ketemuan tsb, pas weekend tiba. Gw coba call dia cuma sekedar mau ajak nonton, 2 kali gw call and then gak diangkat. Gw sih gak mau sms, miscalled gw pasti muncul dong di HPnya. But....ternyata dia gak telp balik pada hari itu jg. Untung gw waktu itu udh pergi nontn ama tmn gw yg lain, dan gw gak terlalu mikirin knp itu org gak angkat telp gw & gak berharap juga untuk balik dia telp gw.
Sampe skrg itu org gak ada lg telp gw, and then gw juga udh deleted nmr dia dr HP gw. :)
Nah..itu tadi, knp gw bicara bisexual adlh org yg bingung. Mereka benar2 bingung ama diri mereka. Kadang mereka ksh sinyal2 suka sama kita tp itu semua kamuflase. Ini opini gw saja lho....
Thank You,
ERVAn
The Queer wrote:
bingung yah ama bisexual... hihihihi
males banget ama yang bisexual, ga jelas maunya gimana
kalo ama cowo ya cowo aja.. ama cewe ya cewe aja..
tapi sebenernya itu hal yang sama persis ama yang dirasain kaum cewe
bukan posisi yang nyaman buat cowo ataupun cewe yang jadi pacarnya
buat gw sih, kalo misal lo seorang bisexual
lo musti tetep pegang komitmen dan kesetiaan
bukan alasan karena lo seraong bisexual, lo boleh punya pacar cewe dan cowo SEKALIGUS
kalo lo lagi deket ama cewe, atau malah jadian... ga boleh selingkuh dengan cowo laen
komitmen dan kesetiaan, soal cinta apalagi, cuman butuh dua orang, ga boleh ada yang laen
kalo orang yang masih dalam keadan BINGUNG menentukan orientasi seksualnya
it doesn't mean that he's bisexual, because he hasn't approved it yet
dia belum menentukan pilihan apakah dia gay, straight, or bi
masih mencari jati diri i guess...
terus terang gw ga terlalu masalah ama bisexual
asal ya itu tadi... dia ngga seenaknya dalam urusan pacaran, mentang2 bisexual
terus bisa jalan ama cowo dan cewe bersamaan
tapi SAYANGNYA....
banyak di antara kita yang mengaku dirinya biseksual
tetapi hanya sebagai kedok semata
sometimes it's so obvious that he / she mostly attracted to the same gender
tapi karena alasan takut ketauan lingkungan keluarga / masyarakat
karena alasan gengsi, supaya keliatan lebih jagoan
dia mengungkapkan statusnya sebagai biseksual
padahal duhhhh...
compact powder dibawa kemana-mana
gw sendiri yakin, kalo orang yang ngaku biseksual sebagai kedok semata
dalam hatinya dia tau, hubungan mana yang bikin dia ngerasa lebih nyaman
beberapa hari yang lalu ada temen cewe yang cerita ke gw
ternyata cowonya lagi jalan ma cowo laen
dia bingung musti gimana...
dia ngerasa sayang, sekalgus prihatin ama status seksual cowonya
dia ga pengen ninggalin tu cowo, dia pengen bersama selamanya
sementara si cowo ga bisa mengambil keputusan
gw bilang ke temen cewe gw..:
oh honey, hubungan yang lo bikin ngga sebanding ama pengorbananmu
lo di sini dengan cintamu
sementara cowo lo bersenang-senang dengan cowo laen
sekarang bukan saatnya lo mikirin masalah orientasi seksual yang dialamin cowo lo
tapi lo musti lebih mikirin perasaan elo
kalo toh cowo lo beneran cinta ama elo
dia pasti rela ninggalin kehidupannya bareng cowo-cowo laen
at least selama dia masih jalan ama elo
karena terserah mau ama cowo atau ama cewe, selama dia masih jalan berdua ama elo, artinya dia selingkuh
lo mau diselingkuhin ama cowo lo?
kalo lo ngga keberatan sih, then case settled
kalo cowo lo lebih ngerasa nyaman jalan ama cowo
that means he's gay
lo musti rela nglepasin dia, dan muncul hanya sebagai sahabat atau saudara
mungkin dengan begitu kalian bisa lebih deket
buat dia juga pasti lebih mudah, karena ngga akan ngerasa nyakitin elo
tapi.. tapi...
kalo cowo lo belum bisa ngambil keputusan
berarti either he doesn't really love you.. or he's gay
sama sekali ga ada kemungkinan dia straight
you've got no chance
karena kalo toh dia bisexual
dia pasti bakal tetep milih jalan ma elo dan ninggalin cowo lainnya
kalo dia beneran suka ama elo
kalo dia masih ngerasa bingung,
dan mungkin pengen balik jadi straight
dalam posisi sekarang, dia lebih butuh cewe sebagai temen atau sahabat
untuk selalu bisa ngasih support dia
karena kalo lo muncul sebagai kekasih
itu hanya sebagai beban buat cowo gay yang berusaha jadi straight
karena ketika dia sedang belajar mencintai.. dia takut elo ngerasa ngga cukup dengan cinta yang diberikannya
it's hard for him... and you...
then she said she will think about it...
.....
jadi balik lagi ke hal yang pengen gw utarain sebelumnya
ketika lo memilih predikat lo sebagai apa..
gay, straight or even biseksual
pastiin lo udah bener-bener tau dengan apa yang lo mau
makanya gw sering becandain temen gw yang straight soal orientasi seksualnya
"lo tuh bukan straight, belum tau aja ngerasain ama cowo.. sini gw pletekin!"
huehehehe...
ntar kalo lo ga doyan, baru kebukti lo straight
atau kalo nyokap gw nanya, gw suka cowo atau suka cewe..
"belum tau mam, lagi dicobain aja dua-duanya.. entar kalo udah ketauan gw gay, bi, atau straight. dikabarin deh!"
nyokap gw langsung merajuk, sementara gw ketawa
dalam hati, gw gay sih.. cuman belum saatnya aja ngomong.. ntar ah kalo gw udah nemu pasangan yang bener2 cocok
Thursday, March 8, 2007
Kecerdasan Emosional dalam Pacaran, Perlukah?
taken from Kompas
EI (emotional intelligence) atau kecerdasan emosional, akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat kita dan sering diperbincangkan. Apa sih kecerdasan emosional itu? Dan mengapa ia menjadi lebih penting dari pada IQ (Intelligence Quotient) atau sering hanya disebut dengan intelegensi (kecerdasan). Lalu apa kaitannya antara kecerdasan emosional dengan masalah pacaran?
Sering kita mendengar bahwa IQ atau kecerdasan menjadi patokan cerdas tidaknya seseorang. IQ juga menjadi syarat untuk memasuki dunia sekolah ataupun pekerjaan, tentu saja dengan jumlah IQ di atas rata-rata. Kata intelegensi berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain, sedangkan pengertian intelegensi memberikan bermacam-macam arti.
Ada yang mendefisinikan intelegensi sebagai daya atau kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir (otak) yang dimilikinya. Di sini dapat kita lihat bahwa kecerdasan erat kaitannya dengan masalah penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Orang yang memiliki intelegensi tinggi akan lebih cepat dan lebih tepat di dalam menghadapi masalah-masalah baru bila dibandingkan dengan orang yang kecerdasannya kurang. Intelegensi seseorang dapat diungkapkan dengan sebuah alat yang disebut dengan tes intelegensi (tes IQ). Seorang ahli psikologi menggolongkan IQ sebagai berikut: kecerdasan rata-rata dengan angka IQ 90-109; di atas rata-rata dengan angka IQ 110-119; cerdas dengan angka IQ 120-129; dan IQ di atas 130 untuk kategori jenius (cerdas sekali).
Kecerdasan Emosional
Lalu apakah orang dengan IQ yang rendah atau rata-rata tidak akan seberhasil orang dengan IQ yang tinggi? Pemikiran inilah yang kemudian memunculkan pentingnya kecerdasan emosi untuk menandingi kecerdasan. Inilah tantangan bagi mereka yang menganut pandangan sempit tentang kecerdasan, dengan mengatakan bahwa IQ merupakan masalah keturunan atau bawaan (genetik) yang tidak bisa diubah lagi, sekalipun oleh pengalaman hidup seseorang.
Lalu bagaimana dengan adanya kenyataan bahwa orang yang ber-IQ tinggi pun bisa gagal sedangkan orang yang ber-IQ rata-rata menjadi sangat sukses dalam hidupnya. Apakah yang menyebabkan itu semua? Di sinilah kecerdasan emosional memegang peranan penting, di mana ia mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Keterampilan-keterampilan seperti ini dapat diajarkan kepada anak-anak semenjak dini, untuk memberi mereka peluang yang lebih baik dalam memanfaatkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Apakah emosi itu? Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu atau setiap keadaan mental (psikologis) yang hebat atau meluap-luap. Walaupun bentuk emosi itu bermacam-macam yang bahkan terkadang sulit untuk kita definisikan karena terkadang emosi itu bercampur aduk menjadi satu. Berbagai macam emosi tersebut bisa dikategorisasikan menjadi amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.
Walaupun demikian, daftar pengelompokan emosi ini tidak menjawab setiap pertanyaan bagaimana pengelompokan bermacam-macam emosi tersebut dimaknai. Misalnya, bagaimana tentang perasaan yang campur aduk seperti iri hati, variasi antara perasaan marah yang juga mengandung sedih dan takut? Hal
inilah yang masih menjadi tantangan bagi para psikolog untuk terus menemukan jawabannya.
Keterampilan mengelola emosi
Cinta yang merupakan bentuk emosi yang sangat populer terutama bagi kalangan remaja, mengandung unsur-unsur penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih. Pacaran adalah sebuah proses saling mengenal, memahami dan menghargai perbedaan diantara dua individu. Dalam proses ini tentu saja keterampilan mengelola emosi sangatlah diperlukan untuk kesuksesan dalam berpacaran secara sehat! Keterampilan mengelola emosi tersebut meliputi :
- mampu mengidentifikasikan serta mendefenisikan perasaan yang muncul
- mampu mengungkapkan perasaan, mampu menilai intensitas (kadar) perasaan
- mampu mengelola perasaan
- mampu mengendalikan diri sendiri
- mampu mengurangi stres
- mampu mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.
Selain keterampilan emosional, keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan (kognitif - dalam bahasa psikologinya) juga penting.
Keterampilan seperti melakukan monolog (berbicara kepada diri sendiri) atau melakukan dialog batin untuk menghadapi suatu masalah; dapat membaca atau menafsirkan isyarat-isyarat sosial, misalnya mengenali pengaruh sosial terhadap perilaku kita dan melihat dampak perilaku kita tidak hanya dengan kacamata pribadi akan tetapi dengan pandangan (perspektif) yang lebih luas yaitu masyarakat di mana kita tinggal; menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin akan terjadi; mampu memahami sudut pandang orang lain; memahami sopan santun, perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat; bersikap positif dan optimistis; serta mampu mengembangkan harapan-harapan yang realistis tentang diri sendiri dan masa depan kita.
Keterampilan berperilaku
Untuk melengkapi keterampilan emosional dan kognitif, ada satu lagi keterampilan yang harus kita kuasai untuk dapat berhasil dalam kehidupan kita (termasuk dalam berpacaran... ) yaitu keterampilan dalam berperilaku. Perilaku kita mencakup dua hal yaitu perilaku verbal dan perilaku nonverbal. Perilaku verbal adalah perilaku yang diwujudkan dengan kata-kata, misalnya mampu mengajukan permintaan-permintaan dengan jelas (misalnya minta duit, minta cium, minta mobil...he..he..), menanggapi kritik secara efektif, mampu bersikap asertif (tegas dan terbuka) untuk menolak pengaruh-pengaruh negatif (no drugs ... no hubungan seks...), dan mampu mendengarkan orang lain. Sedangkan perilaku nonverbal adalah perilaku yang diwujudkan dengan sikap tubuh, ekspresi wajah (seperti cemberut, tersenyum, dan seterusnya..), pandangan mata (melotot, melirik, ...), dan lain-lain.
Manusia dikarunia Tuhan tiga kemampuan tersebut yaitu kecerdasan, emosi dan perilaku, tinggal bagaimana kita mengelolanya sehingga mampu melengkapi satu sama lain.
Kecerdasan emosi tidak hanya penting dan perlu untuk pacaran saja, akan tetapi juga untuk kesuksesan kita dalam mengarungi hidup ini. Sudah cerdaskah kita secara emosional? Ataukah kita justru berada dalam golongan orang yang tidak atau belum mampu mengendalikan emosi kita ...
Saatnyalah kita mulai melatih kecerdasan emosi untuk menghadapi tantangan hidup yang kian sulit dan .... Selamat Berlatih!!!
Nur Rokhmah Hidayati dan Yahya Mashum PKBI DI Yogyakarta dan PKBI Pusat
Wednesday, March 7, 2007
I Love you because ...
Rozy Setya wrote:
Dear all,
love urself first before u love somebody else...
commitment here is to strengthen the love itself, to know the limit, what do's and don't's, what are acceptables or unacceptables, where's the love can be brought by that two lovers is only depends on how they implement their commitment.
above of all,...
the honesty is d most important role in implementing love within commitment.
when the commitment created, means, those two person is ready for what they have been choosed, let say " I've choosed you, no matter what...You'll be mine and you're safe here in my heart,forever" , "I choose you" is the end of searching of a place that you'r longing for, a place can comfort you, a place that you'll feel that world is being so nice to you, and you feel......you have had enough, you're not hunger anymore.
he/she becomes very important person in your life, whatever he/she will be, you can't angry or disappoint anymore,such as;if she/he changing of style, being bad person, or doing something in which hurting you very bad, it's all the risk that you have taken when you choosed her/him. commitment is not only having commitment with your lover but also within yourself!.
do you think to be cared by someone is nice?yes....
but do you think to care someone is also nice?yes.... !!!
do you think to be cared by someone you dont love is nice???NO!
or do you think you can taking care someone you don't love?NO!
but these two lines above could be answered "YES" if there's commitment in advance!
means.....Commitmen t can help lovers to feel good....nice!
commitment can help you to trust, can help you to have positive thinking to your partner, and can help you to feel.....enough. ....I'm enough....I' m not sad, I'm not much happy, but I'm enough...since you're here with me, I feel the world is in my arms...no appetite, no hunger anymore.
temen teman semua.....
ada satu bait lagu ratu yang dinyanyikan pinkan, kira2 begini bunyinya:
"salahkah bila diriku, terlalu mencintaimu, jangan tanyakan mengapa, karna ku tau...."
I'm agree with that lyric, kita ga pernah tau secara pasti kenapa kita mencintai seseorang,
ketika dulu orang yang sangat saya cintai menanyakan hal yg sama; saya kebingungan, dia menyakan kenapa saya mencintai dia, secara pisik biasa, materi biasa,bahkan menurut dia saya terlalu "lebih" untuk seorang dia........, saya akui memang...saya memang terlalu "lebih" untuk dia, saya bisa mendapatkan orang yang mungkin 3 kali lipat dari dia,tapi kemudian.... .sesaat setelah dia menanyakan hal itu....saya hanya diam.....dia menunggu...saya menghela nafas....lalu saya cuma bisa bilang ..."saya ga tau....yang saya tau saya mencintai kamu....kenapa saya mencintai kamu , karna saya cinta, kalau saya cinta....ya. ..cinta aja...."...dia memeluk saya.....
cinta ya cinta aja...ga ada istilah cinta karna dia ganteng, kaya, pintar , body ok dll....juga ga ada yang namanya cinta karena cuma kamu yang mau dan bisa mengerti aku , karna kamu selalu ada saat aku butuhkan , karna kamu paling bisa menenangkan aku....ga ada!itu semua bohong dan menyia2kan waktu.
cinta karena "cinta aja" (istilah gw) adalah cinta yang siap hidup dengan pilihan hati, apapun yang terjadi di depan nanti tak akan mengubah apapun.
kapan kita tahu kita cinta seseorang ....kita ga pernah tau...karna yang nantinya memberi tahu adalah hati kita sendiri..... sabar yee....
kalau sakit hati bagaimana?hal paling menyakitkan di dunia ini adalah di khianati orang yang paling di cintai....tapi akan sangat jauh bisa membantu ketika ada komitmen dahulunya dan ternyata pada akhirnya kita sadar..."bukanlah saya yang melanggar komitmen, kenapa saya harus bersedih,... ..seharusnya dia disana sangat tersiksa menyadari betapa dia tidak berguna sama sekali!"
komitment di awal percintaan juga bisa membuat dua orang tersebut maklum dan mau menerima kekurangan masing, atau ada hal2 yang tidak boleh di intervensi oleh pasangan lain, hal2 apa yang tak perlu kuatir, apa yang perlu di beritahu dan apa yang tak perlu diberitahu ...sepanjang semua hal itu tidak mengancam kelangsungan hubungan itu sendiri.misal, pacar saya punya jadwal nongkrong di bilyard dengan temen2 alumni kuliahnya setiap sabtu sore, dan harus visit ortu tiap hari minggu diminggu kedua setiap bulannya, saya enggak boleh manja harus ditemenin nonton seperti orang2 lain jalan ma pacarnya tiap sabtu sore! karna itu akan membuat pacar saya merasa serba salah, dan saya sendiri bisa2 juga sangat merasa bersalah ketika berhasil membujuk dia nemenin saya sekalipun saya tau pikiran dia sedang ada dengan meja bilyard dan temen2nya,hal2 seperti ini yang membuat hubungan jadi ga nyaman,tapi itu semua tidak akan terjadi bila ada komitment sebelumnya which means sudah pernah
dibicarakan dan sudah dimaklumi.
capek ach...
ntar kapan2 sambung lagi
have nice day
and stay cool!!
cheers!
Suka Seragam?
andra basangih wrote:
Yeaaaah!! Akhirnya aku kembali setelah hujan badai menerjang Jakarta, dan cuaca yang sangat tidak bersahabat membuat aku terkapar masuk angin (sungguh tidak elit sodara-sodara) tapi berkat jasa seorang ROCKER (maksud gue temen yang biasa ngerokin he..he..)akhirnya aku terbebas dari perut kembung dan kepala pusing2 (sebenernya sih karena gak ada duit.
............ ..Flash BAck........ .
26 Januari, Isman ngajak beli tiket Java Jazz...hmmm. ..tanggal tua krodit banget,,,sebenernya pengin sih nonton Jamie Cullum...but. .kayaknya gue musti jual diri dulu buat beli tiket (kakakakakak. ..)
Abis nganterin beli tiket..hujan datang tanpa pamit...terpaksa dan amu gak mau aku harus merelakan kepalaku basah dan...yakh.. .....pusing. ...
27.Januari.. ..Ini yang gue tunggu nonton pameran fotonya Jeri........
Bagus! Gue suka konsepnya dia, tapi gue lebih salut ke cara pendekatan dia kemodelnya. Gila artis papan atas mau aja di "bolak-balik' ma dia. Gratis lagi..yeaaahhh. ..gue kapan.....
Sehabis nonton pameran iseng-iseng kita nongrong di senayan city untung aja gue dah baca jampi2 jadi gue gak kesambet main di tempat yang baru gue jabanin....nongkron g di mall...kayaknya ABG banget!
............ ......... ......... ....jeda. ......... ........
Tapi seru juga melihat 'hal-hal' yang seger hilir mudik kekekekek... dan ini hasil pantauan kita
Rambut panjang berponi miring 50.........Rok mini 47......tas pinggang 61......and bla..bla...Iseng- iseng kita bikin riset asal-asalan tentang gaya berpakaian anak jakarta..dan ternyata...remaja indonesia dan (mungkin orang indonesia ) mempunyai kecenderungan untuk bergaya nyaris seragam.dan menurut kami sih udah mencapai level yang alarming! Kami lantas tergugah untuk membuat riset yang sok tau itu
saat itu kami tidak menyadari bahwa diantara kami berlima ternyata memakai pakaian yang nyaris seragam. Kaos itm, jins belel dan sepatu kets...hik.. hik..menyedihkan memang.
Brondong di seberang lautan terlihat duda di depan mata tidak nampak! (garing ya?!)
Yang gue heranin...konon industri fashion sedang berkembang hebat tapi kenapa masyarakat enggan berpisah dengan keseragaman? Padahal tak ada aturan resmi yang mengharuskan orang dengan profesi, usia, gender, ataupun kelas sosial tertentu harus berpakain sesuai peran yang mereka mainkan.
Ingin tampil berwibawa pakailah jas armani, ingin terlihat nyeni..pakailah celana sobek2..ingin terlihat sholeh, pakailah jilbab..hmmm. ...
Hal ini kemudian kami perdebatkan ..Temanku menilai bahwa ini tdk ada hubungannya dg image tapi dengan etika busana. Menurutnya kekantor pake baju renang kan gak etis..baju trenang buat renang...yang etis kan ke kantor pake jas dan dasi. Kata saya kalau bicara fungsi, apa fungsinya dasi dalam kinerja seorang karyawan? Malah lebih nyaman keraj paki kaos...bebas.
Yang pasti manusia sudah kehilangan keunikan dan identitasnya karena penyeragaman lewat propaganda produk2. Hasilnya banyak orang tak merasa keren ketika ia tak menggunakan produk2 yg di gunakan orang lain. menurut sebuah buku..setiap orang adalah pencipta situasi. Hidup adalah festival panjang. dan keragaman ekspresi setiap individu adl sesuatu yng berharga utk dirayakan. Sudah saatnya kita rebut kembali arah hidup kita, setelah selama ini diseret arus konsumerisme global!
nah temen2 sendiri gimana? Masih suka pakai seragam?
Tuesday, March 6, 2007
Supaya hidup cerah dan ceria
Adi Ki wrote:
Eugh... itu yang bisa gua ungkapin saat si bos dateng untuk mereview beberapa kerjaan. Bukan masalah kerjaannya yang bikin gua menggerutu. Mengingat fokus gua akan tersita banyak untuk perkejaan itu yang bikin gemes. Gak tau kenapa pas bangun pagi pas mau berangkat kerja tiba-tiba ada yang "hilang" dari hidup gua.
Sebanyak, sepadat dan separah apapun beban pekerjaan, gua masih merasa bisa untuk menyelesaikannya. Tapi kalo udah ada perasaan "hilang" yang teramat sangat, kayaknya cukup mengganggu juga.
Berangkat subuh, pulang hampir malam. Bisa dibilang gua gak pernah mampir kemanapun untuk yang namanya hang out. Sampe di rumah, beberapa baris daftar pekerjaan rumah sudah menunggu. Selanjutnya tidur. Wiken bisa dibilang mengurung diri di rumah atau pergi keluar kota untuk urusan yang serius. Kalau sudah mengurung diri di rumah pekerjaan gua percis kayak kebo, tidur makan boker mandi nonton tipi dan tidur lagi.
Alhasil tagihan telepon gua sangat minimal, jangankan nelepon, ngangkat telepon aja kadang-kadang males. Maen keluar, kalo bukan temen yang ngajak atau dipaksa kayaknya susah banget. Sering kali wiken gua gak menjejakan kaki keluar pintu rumah. Kata temen gua, gua ini terlalu tertutup dan tidak membuka diri. Apanya yang tidak membuka diri, kalo dirumah aja gua cuma pake "cd".. ehehehe... kurang apalagi coba.
Kira-kira temen-temen ada yang punya pengalaman serupa gak? Gimana caranya supaya lebih "cerah dan ceria". Masak hidup gua hanya didedikasikan buat kerjaan melulu.. gua pengen mendedikasikan diri gua untuk seseorang. But how?
gor BP26 wrote:
Gue mengandalkan teman gue kalau gue begitu Sepulang kerja, gue paling kagak ketemu sama temen utk berbagi informasi terbaru ttg apa pun dan bisa curhat ttg apa pun
kita berkumpul hampir lebih dari 8 tahun sejak kuliah hingga skrg diperkumpulan itu, kami tidak membiasakan diri untuk menghakimi rekan yang sedang curhat tapi menghujat, menghina, dan bergembira di atas penderitaan teman tsb akhir nya, yg curhat bisa mentertawakan masalah nya sendiri. jika sudah ke arah sana, jalan keluar mudah di
pikirkan dan di laksanakan
itu lah guna nya teman
tempat kumpul tdk perlu harus cafe gemerlap yg sekali duduk perorang harus menghabiskan minimal 150rb, tapi bisa juga warung kacang ijo dipinggir jalan sudirman atau makan mie pangsit di daerah benhill atau food court atau mengadakan mini buffet di dalam bus atau taksi
lokasi tidak penting asal nyaman, tdk mengganggu org & tdk ada yg ikut usil dari sana,paling tdk beban kerja agak berkurang, dan otak serta mental bisa dipakai utk menangani masalah lain nya
tidak ada waktu ?
elo harus pulang kan
dan kagak mungkin elo kagak ada kenalan yg se arah pulang
aldy zest wrote:
well....kondisi pertemanan itu naik turun just like the way life goes...people changes along d way...
yg bisa dilakuin skrg adalah cari temen baru yg banyak.biarkan waktu akan menyeleksi mana true frenz mana yg numpang lewat doang. carilah org yg mempunyai life direction yg sama.Jgn lupa di maintain tuh temen2 lama, keep emailing, calling, YMing, ngumpul bareng sebentar aja.
jadi inget omongan gw: anjing tuh ngumpul ma anjing. kucing ngumpulnya ma kucing. u dont mix dogs with cats......ntar jadinya catdog.... catdog......
Sky Above wrote:
Bener banget ttg pertemanan itu. There is the beginning there is the end. People comes and goes in our lives....... ......
Kalo pertemenan itu di ibaratin sebuah perjalanan (journey). Ada orang2 yang kita ktemu hanya untuk "just say hi", ada yang kita bertemu hanya untuk bertanya arah jalan dan ada pula kita bertemu dengan nya untuk suatu "one night stand".
Lalu ada orang2 yang menjadi teman kita karena arah perjalanan kita sama, karena tujuan kita sama. Tapi itu juga mungkin hanya untuk sampai belokan pertama, atau perempatan jalan besar di depan. Lalu setelah mencapai sebuah desa kita berpisah, atau setelah sampai di sebuah kota besar kita harus melakukan tujuan masing2 dan berpisah.
Lalu orang dan teman baru datang untuk sebuah perjalanan yang baru, karena life goes on, there is time to say hi and there is time to say goodbye..... ......
Saat untuk berpisah memang selalu tidak menyenangkan, terutama untuk orang2 yang telah mengisi kehidupan kita dengan kebaikannya dalam melakukan perjalanan yang disebut kehidupan. But then again that's life, people (we) changes along d way with their own purpose of life........ ...
Dedicated to all my good friends from the past and future...... .....it's been a wonderful journey with all you guys
Turn your love luck around
By Julie Taylor
When you see a couple canoodling at a Chinese restaurant (on the same side of the booth, natch), do you ever think to yourself how freaking lucky they are? Even without seeing what message lies inside their fortune cookies, it’s clear that Lady Luck has smiled upon them and brought them together-which can be a little painful if you’ve recently been overlooked in the romance department. Well, we’ve got some good news. No matter how your love life has (or hasn’t) played out in the past, you can easily turn your love luck around when you employ our proven principles. We’ve consulted top experts in the field to find out how you can inject a little more fortune into your love life and once and for all win the Lotto of love. Jackpot!
Open your eyes to what’s around you
"Unlucky people are generally more tense than lucky people, and this anxiety disrupts their ability to notice the unexpected," says Richard Wiseman, Ph.D., author of The Luck Factor: Changing Your Luck, Changing Your Life and head of a psychology research department at the University of Hertfordshire in England. "As a result, they miss opportunities because they’re too focused on looking for something else." For instance, they might go to parties so intent on finding their "perfect partner" that they then miss their chance to meet anyone who doesn’t meet that ideal. Lucky people are more relaxed and open, and they therefore see what is there waiting for them rather than focusing solely on what they’re looking for in a mate. So the next time you go to a nightclub or party, throw your pursuit of Mr. or Ms. Perfect out the window and instead focus on talking to people who make you laugh and relax. That’s someone worth getting to know.
Tune into "gut feelings"
In his research, Dr. Wiseman has found that lucky people listen to their instincts because those instincts are normally right. So for the next week, try not only listening to your gut feelings but acting upon them: Email someone whose online profile seems to silently call out to you, or speak to that stranger in the produce section who’s giving you a strange sense of déjà vu. Elizabeth Bradford, 32, of Plano, TX, used this very strategy to find her now-boyfriend. "I was in line at a farmer’s market tamale stand, and a voice inside me told me to talk to the guy in front of me. I almost never make the first move, so I was nervous-but my gut told me if I didn’t say hi, I might regret it for the rest of my life. I went ahead and spoke up, and we ended up having tamales together on a park bench. We’ve been together for six months now, and the most important lesson this relationship has taught me is to always follow your inner compass. It will never steer you wrong!"
Shake up your daily routine
Transforming your luck can be as simple as changing where you buy your morning coffee, says Theresa Hoiles, co-author of Love, Luck, And Lore: A Guide To Superstitions, Prayers, Spells, And Taking Chances In Pursuit Of Love. "When you change your routine, you’ll be more likely to take note of what’s going on around you rather than walking around on automatic pilot, oblivious to potential partners in the vicinity," she explains. So take a different route to work. Hit the Laundromat on a Saturday afternoon instead of a Wednesday night. Mix things up to discover what (or whom) you’ll find off your beaten path.
Expect good fortune
"Luck is very often a self-fulfilling prophecy," Dr. Wiseman attests. "And visualization helps lucky people persist in the face of failure and positively shapes their interactions with other people." So before your next date, take a few moments to imagine yourself having the best date of your life. Close your eyes. Envision yourself smiling, connecting, and clicking with the other person. Then make it happen!
Keep a luck diary
In Dr. Wiseman’s Luck Lab, where he’s performed much of his groundbreaking research on luck, he asks people to keep a luck diary. At the end of each day, they spend a couple of moments writing down the positive and lucky things that happened to them in the past 24 hours. "After doing that for a month," he says, "it’s difficult for the participants not to be thinking about all the good things that are happening!" To give his technique a twist, try keeping a Lucky in Love Diary for 30 days. Write down all the lucky romantic things that happened to you throughout each day-noting the cute cashier who smiled at you in Starbucks or the way your date stroked your hand during dinner. By month’s end, you’ll feel like a luck (and love) magnet!
Transform bad luck into good luck
It turns out that lucky people have their share of rotten luck, too. But Dr. Wiseman says they are pros at looking at the bright side. "They automatically imagine how things could have been worse, and don’t dwell on their bad luck," Dr. Wiseman explains. "They have a strong conviction that everything will work out for the best." And it usually does. So the next time you have a bad date, remind yourself of the bright side: Dating is a numbers game, which means that every dud you meet only brings you closer to The One. And with the above advice, that may happen sooner than you think!
Julie Taylor is the co-author of How To Be A Dominant Diva. She also writes for Redbook and other publications.
Sunday, February 25, 2007
PENYIKSAAN Krn Saya GAY...!!!
anas_tino wrote:
Hi semua,....
Berita ini aku ambil dari forum.
ini pengalaman buat kita semua. Dan, PERJUANGAN yang dilakukan oleh KORBAN-dlm hal ini TOYO-sangatlah luar biasa. SEMOGA INI MENJADI TITIK AWAL PERJUANGAN KITA SEMUA...!!!
BERIKUT KISAHNYA :
teman - teman saya baru saja mengalami hal yang berat sekali dalam hidup saya. Pada saat saya di banda aceh sekitar akhir bulan januari 07. saya dengan pasangan cowok saya mendapat perlakuan yang sangat mengerikan sekali dalam hidup saya.
Kamar pribadi saya didobrak oleh teman saya sendiri dan saya mendapat pemukulan dari massa. sampai sekitar 2 jam kemudian saya di bawah kekantor polsek di banda aceh. kemudian saya malah mendapat penyiksaan yang lebih berat lagi dengan cara pemukulan, penghinaan hanya karena saya gay serta pelecehan seksual.
Salah satu pelecehan yang saya terima adalah saya ditelanjngi dan kemudian pasangan saya dipaksa untuk mengoral penis saya. dan itu disaksikan oleh banyak polisi yang bertugas pada malam itu (sekitar pukul 1.00 dini hari).
Selain itu juga kepala saya dikencingi dan dimandikan pada malam itu juga. pada saat saya bilang bahwa saya gay, saya malah mendapat penyiksaan lebih berat. bagi saya hak pribadi saya dan kemanusiaan saya sudah diinjak - injak oleh kepolisian banda aceh.
Terlepas dari kasus saya sebagai gay, tetapi saya tetap tidak terima penyiksaan yang saya terima tersebut. karena negara kita adalah negara hukum yang punya aturan main dan tidak main hakim sendiri. apalagi itu dilakukan oleh aparat negara (dalam hal ini pihak kepolisian).
Sehingga sekarang saya untuk sementara pindah ke jakarta dan akan melakukan tuntutan kepada pihak kepolisian. Saya akan tuntut isu penyiksaannya bukan pada isu seksualitasnya.
sekarang saya dibantu oleh teman - teman YLBHI Jakarta, Arus Pelangi (LSM yang fokus untuk perjuangan GAY, lesbian, bisek dan waria) dan kapal perempuan jakarta. Selain itu juga teman - teman dari komnas ham dan lsm lainnya dijakarta, aceh, padang dan medan.
Terlepas dari itu semua, ternyata saya juga baru tahu bahwa sebenarnya saya melakukan ML itu tidak ada hukum yang saya langgar. karena hubungan gay di KUHP dan Qanun di aceh tidak diatur. Jadi secara hukum sebenarnya saya tidak bisa dijerat dengan pasal apapun.
Tapi sekarang teman - teman ada perda - perda didaerah spti palembang sudah mengkriminalkan gay , waria dan lesbian. Ini yang mesti kita perjuangkan. karena kita menjadi gay saja sudah dianggap pelacur dan sudah layak untuk di hukum dalam isi perda tersebut. walaupun dia (gay)itu seorang ulama misalnya. Ini kan mengerikan sekali, menjadi gay langsung dimasukan dalam kategori pelacur dan wajib ditangkap.
Kembali lagi ke persoalan saya tadi, saya cuma ingin mulai kita memikirkan strategy dan mulai mendiskusikan hak - hak kita sebagai gay. karena saya yakin bahwa kejadian yang saya terima bukan cuma saya saja tetapi teman - teman yang lain di forum ini pasti ada yang pernah mengalami itu. Atau mungkin teman - teman yang lainnya...
Jadi saya akan advokasi dan tuntut kepolisian tersebut. saya mohon dukungan teman - teman semua ya.. karena selain itu juga saya berjuangan, bahwa kita (gay) itu ada dan tidak bisa diingkari kenyataan tersebut. Persoalan kita setuju atau tidak saya pikir itu perlu didiskusikan
dan saling mendengar argumentasi masing - masing tentang dunia gay. Tapi maksud saya mari kita bergandengan tangan untuk menguatkan teman - teman gay. Mungkin saja banyak teman mengalami hal yang sama seperti saya tetapi teman - teman menutup diri dan menajdi persoalan pribadi saja. Mungkin saya lebih kuat dan berani untuk menuntut tapi gimana dengan
teman - teman kita yang lainnya??? Apah kita cuma diam dan cukup kasihan saja??? tanpa melakukan dan memberikan dukungan apapun??
Saya yakin akan berat dan takut kita semua kalau mau menuntut polisi karena gay misalnya. Kita semua akan takut malu dan klga nanti tahu semua dan dan banyak alasan sosial yang lainnya. tapi lagi kalau dihadapkan pada agama, ya kita pasti akan mundur secara cepat dan
mengatakan bahwa ini berdosa dan memang pantas mendapatkan penyiksaan dari massa dan pihak kepolisian. Ini kan Ironis sekali teman - teman....... ...
Tapi minimal kita sesama gay atau biseksual mulai empati dengan teman - teman kita yang mangalami kasus spti saya ini misalnya. saya akan maju kan kasus saya ini sebagai strategy advokasi bagi kita sebagai gay. bahwa kita manusia biasa juga yang sama dengan orang lain. yang membedakan hanya orientasi sex saja (hetero dan homo). jadi sekalian bisa memberikan gambaran bahwa kita ada dan sampai kapan pun kita ada. Apakah menjadi gay sebuah hal yang salah??? ini yang mesti kita diskusikan.. Dan saya sudah siap untuk maju dengan resiko yang berat yang akan saya hadapi (termasuk sanksi sosial). saya harus berani dan tidak boleh menyerah dan diam saja terhadap perlakuan diskriminasi yang selama kita (gay) terima.
Mungkin itu saja teman - teman, kalau mau diskusi lebih dalam bisa lewat email jam_gadang2003@ yahoo.com
cat ; saya butuh dukungan teman - teman tapi bukan menyalahkan ya...
salam
Toyo
Emanil_anil wrote:
Pak Toyo.
Kalo polisi itu menyuruh kita beroral kelamin dia menyaksikan adegan itu berarti dia dg sengaja menonton film gratis (menikmatinya) ? itu berarti dia juga bisa dituduh sbg pihak yg melakukan pelecehan, kalo mreka bukan anti tgd Gay ngapain mreka menonton adegan itu
malah dg sengaja menciptakan adegan seru yg ingin mreka lihat di mana penmandanag itu kan jarang ada? belum lagi tuduhan penyiksaan lainnya yg tak manusiawi.polisi tak berhak menghakimi kesalahan a moral. hukuman harus mlalui pengadilan trlebih dahulu. itupun kalo terbukti bersalah, dikenakan hukuman yg setimpal oleh jaksa di pengadilan sesuai dg UU yg berlaku. kesalahan a moral saratnya harus tertangkap tangan pd saat melalukan ML dan ada saksinya. dikelompokan kpd tindak asusila/perzinahan. Kalo dilakukan thd anak kecil/di ba-
wah umur dikenakan pasal uu ttg perlindungan anak.
Tapi kalo tidak sedang mlakukan ML. tidak tekena sanksi apa2 sebab tidak ada kejadian apa2. cuma sekedar di tuduh Sbg Gay, Yg menuduh malah bersalah, menuduh sembarangan tak ada ada kejadian apa2 berarti ia mempitnah (bisa dikenakan hukuman), apalagi mreka menyuruh anda beroral dg paksa ?
Penyiksan bukan hanya terjadi pada pak Toyo saja kpd yg lain juga bnyak, saya sendiri juga pernah dapet perlakuan itu cuma bukan oleh polisi dan bukan disuruh oral tp. siksaan pisik lainnya dan pemerasan. Ada kejadian serupa skitar belesan tahun yl konon kabarnya ybs. disuruh oral lebih keji lagi karna sebelum oral kelamin diolesin rheumason, bisa dibayangkan gimana rasanya tersiksa spt itu.
Nah pak Toyo lanjutkan berjuang saya dan mungkin teman2 sehati lainnya mendukung minimal secara moril dan kasih masukan. smoga berhasil, slamat berjuang...bung.
Andre winarta wrote:
Ini cukup membanggakan karena ternyata diberapa kota sudah berani melakukan perlawanan akan sesuatu yang sifatnya diskriminatif. Saya salut karena memang yang perlu diperjuangkan bukan permasalahan status kita sebagi "Gay" tetapi perlakuan hukum terhadap kita.
DiSemarang sendiri saat ini rekan-rekan juga sudah mulai mendapatkan perlakuan yang cukup mendiskriminasikan "Status" kita sebagai Gay, dari laporan lapangan menyebutkan rekan-rekan mulai dirazia (Hampir tiap malam) dan "dipalak" hingga 100rb rupiah. Saya sendiri masih terus melakukan pengumpulan data untuk memperkuat laporan.
Lebih Parah lagi, di Jogja. Teman-teman yang hendak melakukan VCT (Voluntary Consultingand Testing) HIV & AIDS sudah mengalami diskriminasi saat pengambilan darah -Hal ini sudah dilaporkan- an diSemarang, rekan-rekan yang hendak VCT juga dimintai dana dengan alasan sebagai 'pendaftaran' padahal sebagaimana kita ketahui bahwa sampai saat ii seharusny VCT bersifat GRATIS dan RAHASIA.
Yang jelas kita juga harus secara bersama-sama memperjuangkan 'Hak Sipil' Gay di Indonesia. Tidak harus diakui secara hukum (dalam hal hubunganya or pernikahanya) , minimal dalam konsep 'Hak Sipil' sebagai perjuangan jangka pendek.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi hukum di Indonesia dan juga rekan-rekan Gay iseluruh Indonesi. Kita harus bisa memulai memberikan pelajaran sosial bagi masyarakat Indonesia
HEDONA Semarang
Saturday, February 17, 2007
Loggerheads
Loggerheads bercerita tentang anak adopsi, ibu kandung dan ibu angkatnya. Ada tiga kisah pada waktu dan tempat berbeda di jalin menjadi satu. Mark (Kip Pardue), seorang pemuda yang terobsesi pada kura-kura di Kure Beach, berkenalan dengan George (Michael Kelly), pemilik sebuah motel yang ramah.
Grace (Bonnie Hunt), seorang agent penyewaan mobil bandara, berhenti dari tempat kerjanya untuk mencari anak yang sejak kecil diserahkan untuk diadopsi keluarga lain.
Elizabeth (Tess Harper), seorang istri dari keluarga yang sangat konservatif melihat ada keanehan pada anak angkat mereka.
Tak mudah mengikuti alur cerita di awal film ini. Ketiga kisah saling terpisah dan muncul saling bergantian. Namun yang cukup menarik untuk di simak adalah "pertemanan" antara Mark dan George. Walau perkenalan antara keduanya awalnya berjalan wajar, namun keduanya seperti saling menunggu salah satu dari mereka akan membuka diri atas rasa yang muncul antara mereka. Mereka seperti saling bergumam "Aku cinta, kamu juga khan?" tanpa suara.
George tak mampu menyembunyikan kekagumannya pada Mark, sewajar apapun sikap George padanya, Mark tetap bisa merasakannya. Merekapun tak mudah membuka diri satu sama lain. Dan jangan berharap film ini seperti film-film lain yang sejenis. Sang sutradara cukup pintar membuat penonton berimajinasi dan berdebar-debar saat George menatap Mark lekat-lekat atau saat Mark melepas kaosnya di depan George. Tapi yang ditunggu-tunggu tak kunjung terjadi. Duh... teganya... hehehe
Lalu apa hubunganya antara Mark, George, Grace dan Elizabeth seperti di tulis di awal? Mmmmm... lebih asyik kalau nonton langsung yah... Soalnya saya hanya ingin menulis tentang Mark dan George. Hehehe.. Coba simak alur cerita dalam film ini, kita akan menemukan kisah yang tak biasa..
Oh ya, Loggerheads mendapatkan beberapa penghargaan loh. Antara lain sang sutradara (Tim Kirkman) mendapatkan Grand Jury Award dalam L.A. Outfest untuk kategori Outstanding American Narrative Feature. Tim juga menerima penghargaan yang sama dalam Nashville Film Festival. Selain itu dalam Sundance Film Festival, lagi-lagi Tim di nominasikan untuk kategori dramatic, walau tidak menang.
Nonton yuuukk!!!
gugun
gmovies multiply com
Wednesday, February 7, 2007
Pak, Saya Gay
Sumber: http://arifkurniawan.wordpress.com/
Arif Kurniawan wrote:
Tahun baru 2005, saya kecelakaan. Jatuh ketika main game outbond ugal-ugalan dengan rekan kerja. Cukup parah. Kepala membentur beton, dari ketinggian 1-2 meter. Pingsan dan dibawa ambulan.
Di balik semua kisah, pasti ada hikmah. Katanya orang-orang yang percaya. Dan saya bukanlah tipe orang-orang itu… hehehe.
Dalam beberapa hari setelah ‘kejatuhan’, mahasiswa-mahasiswi saya datang berbondong-bondong membesuk ke rumah. Datangnya juga nggak kira-kira, man. Sekali datang bisa 20-30 orang. Banyak banget!
Sialnya lagi, hanya 2-3 orang yang bawa makanan atau buah-buahan. Selebihnya modal senyum dan say apakabar. Lebih sialnya lagi, the rest.., cuma numpang makan makanan besuk buat saya yang dibawa temannya. Walhasil, saya tetap lapar! Hehehe.
Hari ketujuh. Saya pikir sudah cukup kuat. Tangan saya membaik. Kelingking sudah bisa digerakkan. Saya pikir, hari kedelapan bisa minta tolong ke tunangan untuk diantar ke kampus dengan mobilnya. Hari itu, saya kedatangan tamu, salah seorang yang berniat membesuk saya. Ia, seorang pemuda berusia sekitar 22 tahun. Salah seorang mahasiswa yang saya ajar dalam kelas multimedia. Namanya.., ahh sebut saja Steve.
Steve datang sendiri. Tidak bersama teman-temannya. Aneh, biasanya anak ini ‘begaul abis’. Tidak lama setelah ngobrol ngalor-ngidul panjang lebar membicarakan software-software terbaru. Tiba-tiba ia menatap saya dengan mata yang sendu… Lalu berkata “Pak, saya Gay”.
Wah, saya speechless. Diam seribu bahasa. Tak dapat bicara. Di hati, hanya ada kata.
Setelah menarik nafas panjang. Saya lalu berkata,
“Steve, terimakasih. Saya amat tersanjung apabila kamu menyukai saya. Tapi saya sudah punya tunangan yang sebentar lagi akan menjadi istri saya”
Steve kaget, “Tapi pak, saya juga sudah punya pacar”
Gantian saya yang kaget, “Loh, kamu mau selingkuh sama saya?”
Steve kali ini benar-benar merengut, “Bapak kok geer amat sih. Saya nggak suka sama bapak. Saya cuma mau ngasih tahu, kalau saya gay”
Whalah.., kok jadi kacau gini?
Lalu dia menceritakan bahwa akhir-akhir ini, teman-teman di kampus menjauhi. Setelah beredar gosip, ia sering mampir di Gay Bar di Kuta Bali. Dalam kebingungan mengatasi masalah tersebut. Satu-satunya manusia Indonesia yang ia kenal dengan terang-terangan mengaku punya banyak teman gay, mengumumkannya dan tidak peduli dengan pendapat publik adalah… saya.
Dengan amat sangat, Steve memohon untuk membantunya mengatasi masalah ini. Saya mengangguk setuju. Kasihan si Steve. Masih muda sudah dikucilkan.
Hari kedelapan, saya memberi kuliah History of Digital Art. Sebagai bagian dari silabus mata kuliah, saya harus memberi tugas yang berhubungan dengan Digital Art Lover. Wah kebetulan nih, saya dengan santainya memberi tema tugas pada mahasiswa yaitu “digitalisasi cinta sejenis”. Hahaha…
Tugas itu dikumpul minggu berikutnya. Di jam kuliah yang sama. Dengan metode presentasi karya dalam bentuk digital. Dan 65 mahasiswa merespon balik dengan amat baik. Mereka merepresentasikan apa yang ada dalam benak mereka mengenai cinta sejenis. Karya yang dipresentasikan terdiri dari film animasi, poster, website, sampai kartu ucapan yang pinky banget. Umumnya, menampilkan HIV/AIDS. Simpel, artinya bagi kebanyakan mereka, kehidupan cinta sejenis identik dengan HIV. Namun, diantara mereka juga banyak yang menampilkan jargon “jangan pandang sebelah mata”. Artinya juga simpel, Gay/Lesbi juga manusia, hargai sebagaimana menghargai manusia.
Setelah itu ada diskusi, yang membuat saya terkaget-kaget. Bahwa bagi generasi muda Indonesia (ini general loh, mahasiswa saya berasal dari seluruh pulau-pulau besar di Indonesia) lebih permisif terhadap cinta sejenis. Bahkan umunya menganggap lesbianisme adalah hal yang sangat mengasikkan, alasannya “Pak, asik loh nonton pelem bokep yang isinya perempuan ama perempuan lagi maen”.
Whalah!
“Kenapa kamu nggak nonton yang laki-laki main sama laki-laki?”
“Amit-amit pak. Meskipun laki-laki itu masih keluarga sendiri, ngeliat dia telanjang saja saya nggak suka. Apalagi ngeliat orang lain!”
Hahaha… itu mah bukan homofobia. Saya ajah ogah, ngeliat laki-laki telanjang selain diri saya sendiri. Sama ogahnya seperti ngeliat perempuan manula telanjang.
Sejak saat itu, saya lihat Steve lebih sering berkumpul lagi dengan teman-temannya.
Empat bulan setelah saya resign sebagai pengajar, karena harus ke luar negeri. Steve mengirimkan email. Isinya…,
“Pak, saya terpaksa mundur dari sekolah. Alasannya simpel, dewan kampus tidak mau menerima saya apa adanya. Semua teman membela saya. Tapi tetap saja saya dan orangtua, dikirimi surat bahwa saya ‘diminta istirahat hingga waktu yang ditentukan dewan pembina’ oleh kampus. Lah, saya luntang-lantung. Tapi saya sadar, bahwa saya punya ilmu yang bisa saya amalkan untuk bekerja. Saat ini saya di Sydney, bekerja sebagai graphic designer. Diberhentikan dari kampus dan berjuang di luar adalah hal yang terbaik saat ini yang pernah saya dapati dalam hidup saya.
Namun, yang lebih baik dari semua itu adalah, saya bahagia, punya seorang guru, yang berkata, bahwa saya adalah manusia dan menjadi manusia adalah sebuah karunia.
Terimakasih pak.”
Sambil menangis, kesal sekaligus terharu…, saya menangkap makna simbolisnya.
Ternyata, dibalik semua kisah ada hikmah.
Monday, January 29, 2007
24 Menit Sebelum Richard Menghembuskan Nafas Terakhir, AIDS!
Aa Uwi wrote:
aku bukan lah seorg aktifis AIDS, aku hanya seorang PLU yg mempunyai seorg sepupu yg meninggal karena AIDS bulan lalu. sebelumnya mama ku pernah mengatakan kalo sepupuku richard berobat ke singapore karena infeksi lambung. tapi saat aku mengantarkan mama ku menjenguknya di RS, yg kulihat phisically ciri tubuhnya yug sudah mulai lemah bukan karena infeksi lambung, tapi gejala AIDS......
mama membantah ku, mengatakan agar aku tidak sembarangan ngomong. ternyata ortunya Richard baru tau richard sekarat karena penyakit yg mematikan itu baru 5 bln yg lalu setelah dokter memberikan keterangan pada ortunya. tapi RICHARD meminta agar jgn diberitahukan kepada siapapun.
25 desember 06,
richard, seusai pulang dari kebaktian di gereja pada malam natal. aku melihat banyak sahabat2 nya sudah berkumpul di halaman kebun belakang rumahnya. ada apa dengan richard? oh... lega, ternyata mereka membuat acara pertukaran kado yg biasanya tidak pernah dirayakan richard dengan sebegitu meriah. dari mata richard, ku dapati senyumnya yg dipaksakan, dibalik menahan rasa sakit yg menerjang seluruh urat sarafnya.
26 desember 06, pukul 03.00 dini hari
waktu itu, aku dipanggil keluar oleh salah seorg teman richard utk menggeser mobil yg kuparkir menutupi jalan keluar ditepi gerbang. dan waktu aku kembali ke kebun belakang, ternyata udah sepi, lalu aku masuk kedalam rumah, kudapati richard sudah terbaring di sofa ruang tamu, dan teman2nya berdiri mengelilingi ric dengan muka penuh kecemasan. aku mendekati richard, sambil mengusap keningnya,
richard hanya tersenyum, tampak dengan wajah ke ikhlasannya menunggu ajal menjemputnya.
dia lemah, tak berbicara, hanya ekspresi penuh senyum melihat sahabat2 disekelilingnya. richard memberi ku pesan tertulis, 2 lbr kertas yg terselip disebuah buku agenda kecil. Ric memberi isyarat dengan bahasa tubuh agar aku membacanya.
24 MENIT SEBELUM RICHARD MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA.... (DI SALIN DARI PESAN TERTULIS RICHARD) :
Genegleas - singapore, 18 april 06
hari ini, bukan hari kematian ku.
hari ini, selagi ku mampu,
ku tulis pesan2 ku agar dikemudian hari nanti,
disaat aku sudah tak mampu lagi berbicara n nafas ku lemah,
pesan ini dapat mengiringi ku dengan tenang sebelum aku menghembuskan nafas terakhir ku.
papa, mama dan seluruh keluarga, sahabat dan teman2 yg ku cintai.
Ric minta maaf karena selama ini sudah menutupi kalo Ric
mengidap HIV + sejak 6 tahun yg lalu.
Ric baru tahu setelah 2,5 tahun atas saran instruktur
aerobic ric utk melakukkankan test HIV di perak - malaysia.
Ric tidak mampu menerima kenyataan ini,
karena harus hidup dalam kebohongan dan segala kekurangan fisik yg tak mungkin lagi ditutupi.
namun ric tetap bertahan utk tidak mengecewakan mama dan papa.
Dulu Ric punya prestasi bagus, Ric mempunyai segudang prestasi
olah raga di campus, Ric sudah membuat mama dan papa bangga saat
itu, mama pernah mengatakan sangat bangga melihat wajah ku sering
muncul di majalah2 di luar negeri sebagai model cover.
tapi kini, kebanggaan itu sesungguhnya adalah milik Eric,
Eric lah yg harus berbangga, bangga memiliki mama dan papa bisa menerima eric ketika mengetahui kalo eric seorg gay. thn lalu ric kembali ke rumah, membawa sejuta kesedihan setelah teman2 Ric di Malaysia mengucilkan Ric karena HIV yg bersarang di tubuh Ric dan sampai kondisi ku yg sebenarnya tak bisa kututupi lagi. Mama dan papa tetap berusaha memberiku semangat utk bertahan hidup meski aku tau bagaimana sedihnya mama juga papa mengetahui Richard tinggal menunggu ajal.
Sebelum Ric pergi, izinkan Ric memberikan pesan terakhir...
jgn pernah tidak mengindahkan resiko mematikan ini karena kenikmatan sesaat. aku sakit bukan karena penyakit, tapi yg paling menyakitkan adalah melihat papa dan mama menangis karena kondisi ku yg lemah, sakit karena selama menekuni profesiku di malaysia, semua teman2, sahabat2 ku serentak menjauhi ku. tapi inilah jalan hidup ku, aku harus pergi tanpa di beri kesempatan utk memilih,
aku juga minta kepada teman2 ku yg pernah berhubungan dekat dengan Richard, segeralah periksakan diri. Ric bukan bermaksud jahat, Ric baru 2 thn yg lalu tau kalo ric telah mengidap HIV sejak 4 thn sebelumnya. tapi sungguh Ric tidak tau, karena saat itu belum ada gejala pada
tubuh Eric sampai 2,5 thn yg lalu ric melakukkan test.
dan Eric sangat berharap dengan nafas terakhir eric memohon, agar teman2 jgn pernah menjauhi dan mengucilkan org2 seperti Eric. kadang tubuh kami sakit dan masa hidup kami menjadi lebih singkat, bukan karena penyakit mematikan ini, tapi karena kami harus menahan sakit karena orang2 yg kami sayangi, menjauh dan tidak pernah mau mengerti kesunyian hati kami. orang mencibir, mengucilkan Eric dan bahkan mengucilkan keluarga Eric.
( belum habis aku membacakan isi pesan Eric di hadapan orang2 yang berkumpul di ruangan itu, tiba2 mama eric menangis dan memeluk Richard yg telah menghembuskan nafasnya)
ya, Juan Richard Salim, telah pergi...........
########
teman - teman undercover,
aku melihat dan merasakan detik2 yg menyayat hati malam natal dini hari itu. aku sungguh kaget, hubungan ku dengan Richard sebenarnya tidak terlalu dekat, kami dekat waktu masa kami remaja, dulu setiap minggu kami sering bertemu di rumah nenek, kami sering pergi mancing di sungai, setelah itu kami mandi bareng berbugil ria, tapi aku sekarang baru sadar mengapa masa itu Eric sangat suka memperhatikan mas Eko ( supir pribadi )yg juga suka mandi bugil bareng kami di tepi sungai sebelum mengantar kami kembali ke rumah nenek. hm... richard, aku sungguh kaget karena Richard sendiri jg adalah seorang PLU, aku masih ingat waktu thn 2001 aku mengunjungi Richard di Kuala Lumpur, seusai kami Gym di apartmentnya,
habis mandi dan aku bugil keluar dari toilet, dia menarik tangan ku dan massage seluruh tubuh aku, karena dia mengaku sedang mempelajari massage di tempat yoga. aku nurut saja, tapi tentu aku menjaga agar jgn sampe ketahuan siapa aku sebenarnya.
sejak dia menamatkan bangsu SLTP, kami sudah jarang bertemu. namun aku sangat berterima kasih kepadanya, semasa dia menekuni karier catwalk dan modelling di Malaysia, dialah yg menjaga ke dua adik ku yg kebetulan juga skul di sana.
aku jadi bertanya-tanya, mungkin aku juga sudah mengidap HIV, hanya saja aku belum tau karena gejala nya baru akan muncul setelah menjadi AIDS. tapi syukurlah dan Thanks Richard,
sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, dgn segenap kekuatan yg masih tersisa, dia masih berusaha menyadarkan org2 seperti kami yg tidak tau diri. aku sangat gugup waktu minggu lalu aku mengambil hasil test ku yg ternyata hasilnya HIV negatif. thank GOD! jika aku terus melakukkan petualanganku, mungkin suatu ketika aku akan bernasib sama dengan Richard. setelah Richard pergi, teman2 Richard banyak yg melakukkan test HIV, karena sedikit ku dengar beberapa teman yg datang pada malam natal itu. adalah teman sesama PLU yg pernah melakukkan hubungan intim dengan Richard sebelum Richard menyadari dirinya telah mengidap HIV +.
teman2 undercover,
story nyata di atas tadi, adalah sebuah hikmah penting yg kusaksikan dgn mata kepala ku sendiri.
dan selama ini, apakah teman2 pernah bertanya pada diri sendiri :
- apakah tidak mungkin kalo tanpa di sadari, saat ini pun sebenarnya didalam tubuh kita sudah mengidap HIV + ?
- apakah selama ini bukan tidak mungkin kita sudah mengidap HIV + dan tanpa disengaja telah menyebarkan HIV ke pasangan intim kita?
- apakah kita pernah mengucilkan dan menjauhi mereka penderita HIV + seperti mayat hidup di tengah masyarakat yg harus melewati hari
aku berharap dengan email ku yg panjang ini dapat menggugah perasaan dan kesadaran teman2 semua, bahwa cinta adalah hubungan yg universal, tumbuhkan rasa cinta itu selagi kita mampu dan bisa, dengan menyadari bahaya HIV dan memberikan cinta dalam kondisi apapun kepada penderita HIV + / AIDS. sebab penderitaan akibat AIDS bukan hanya dirasakan si penderita,
tapi juga keluarga dan saudaranya. maka berikan mereka ruang dan waktu yg lebih panjang untuk menikmati secerca harapan didalam penantian ajalnya.
Taufik Hidayat wrote:
Hmm,
Kita semua adalah aktifis AIDS, Sekalimat kata yang kita ucapkan pada teman kita: "Sebaiknya hindari ML sebelum menikah", atau "Setia lah pada satu pangan tetapmu", atau "Jangan lupa pakai kondom dan pelicin berbahan dasar air ya" adalah cukup untuk mengangkat diri anda menjadi seorang aktifis. Apalagi jika anda menangis sedih jika anda sampai tidak bisa menyelamatkan orang yang suspect (spt flu burung) pengidap AIDS..
Dan seorang aktifis sejati adalah sukarelawan yang bersedia bekerja demi kemanusiaan dari pencegahan tertular HIV sampai penanganan jenazah pengidap AIDS (jika tidak ada yang mau menanganinya). :) Saya percaya, banyak dari kita.. jangankan mbungkusi mayat pakai kain kafan, melihat bentuk mayat yang terbungkus kafan aja gak berani ya. Its okay2 ajah -itu sangat manusiawi. Takut liat orang mati, tapi kita sendiri sering gak ingat kalo kita akan berbentuk seperti itu kelak kalo mati.
Saya ikut prihatin! Tapi, yang jadi pertanyaan saya: Apa yang Richard lakukan sejak 2,5 tahun lalu, sejak dia pertama kali tau kalo udah positif HIV? 2,5 taun adalah waktu yang cukup lama untuk melakukan konsultasi dan terapi2 pengobatan HIV.
Saya sedih, satu lagi PLU yang meninggal muda gara2 tidak ada keterbukaan tentang penyakitnya... Padahal seandainya dia terbuka tentang penyakitnya.. dengan segenap usaha dan optimisme kemungkinan besar sekarang si Richard masih hidup dan tetap berbugil ria (¿?) :)
Hidup mati di tangan Tuhan, tapi manusia harus berusaha untuk tetap survive. Untuk teman-teman yang lain: Jangan putus asa, harapan besar untuk sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasa terbuka lebar jika kita mau terbuka dan merenung bahwa jika kita masih diberi umur panjang, maka kita bisa melakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk semua orang.
Banyak macam terapi untuk pengidap, dari yang sangat medik sampai pake ramu2an dan jamu2an tradisonal. Dari terapi psikologi sampai terapi "tetap tersenyum walau ajal sudah menjemput'. Semua saling menunjang, dan saya melihat sendiri banyak yang bisa berumur panjang bertahun2 dan belasan taun karena rajin terapi dan disiplin.
Masalahnya adalah, maukah anda terbuka dengan orang yang tepat dan bersedia berjalan bersama dengan teman2 yang peduli dengan anda? Teman yang tepat adalah pelita anda dalam kegelapan, dimana anda meraba2 dalam ketidak pastian. Temukan itu, dan jangan patah semangat!!! Jangan mau mati muda padahal anda bisa menghindarinya!!
(ih gw kok jadi galak) merdeka!
To Rudyanto: saya ikut berduka atas kehilangan teman anda.