Sunday, January 21, 2007

Siklus



mataairbulan wrote:

Hal ini muncul begiu saja waktu aku ngobrol dengan seorang teman. Aku pikir, setiap gay muda, yang sedang mengukuhkan jati dirinya, berharap akan memukan cinta di dunianya, dunia yang baru saja dia temukan pintu masuknya. Dia pingin merasakan cinta, pacaran seperti yang dipunyai ayah ibunya dulu sebelum menikah atau kakak laki-laki dan perempuannya yang baru saja menikah. Kemudian seorang laki-laki muncul, menawarkan cinta dan memberi perhatian. Mengucapkan selamat tidur, semoga mimpi indah ketika malam dan selamat pagi ayo cepat mandi ketika pagi datang.

Laki-laki itu datang memberi harapan dan menaburkan cinta. Namun ketika laki-laki itu bosan, hatinya sudah tidak lagi merasa penasaran, dia putuskan si gay muda. Gay mudapun sakit hati. Dia sedih. Kemudian cinta yang lain datang. Hatinya kembali lagi menaruh harapan. Dia pikir yang kedua pasti akan lebih baik dari yang pertama. Beberapa waktu berlalu dalam hitungan bulan. Kembali gay muda ditinggalkan. Hatinya pun kembali sakit. Dia sedih merasa tertolak.
Kemudian sedikit demi sedikit perasaannya mulai mati. Di lain sisi, kebetuhannya untuk disentuh dan melepaskan syahwat butuh penyaluran.

Kemudian dia bertemu lagi dengan gay yang lain. Hanya untuk semalam tanpa memberikan hatinya. Begitu seterusnya sampai beberapa tahun kemudian ketika usianya beranjak dewasa.
Dia bertemu dengan seorang gay muda yang mengharapkan cinta. Dia bisa berikan karena perasaannya bergejolak. Tapi sayang rasa itu tidak bertahan lama. Dia tinggalkan sang gay muda kemudian mencari yang lain.

Semuanya seperti sebuah rangkain siklus yang tidak akan berhenti dan lama kelamaan, dunia PLU dipenuhi dengan orang-orang yang perasaan cintanya sudah mati. Kita semua adalah orang-orang yang baik sebagai anak, baik sebagai saudara, baik sebagai teman tapi tidak pernah baik sebagai pasangan. Dan walaupun kita tahu kalau hal ini hampir mustahil, kita tetap percaya kalau cinta sejati itu ada.

Yah semoga saja, semoga cinta sejati itu ada.

No comments:

Post a Comment